KARAKTERISTIK PASIEN, GAMBARAN KLINIS, DAN TATA LAKSANA MELASMA DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2014DESEMBER 2018
No Thumbnail Available
Date
2020-01-22
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Melasma merupakan suatu penyakit hiperpigmentasi didapat yang ditandai dengan makul cokelat pada bagian tubuh yang terpapar sinar matahari, terutama wajah. Penyakit ini sering terjadi pada perempuan usia reproduktif, dan dapat menurunkan kualitas hidup pasien. Hasil terapi masih belum memuaskan, diperlukan terapi jangka panjang. Data karakteristik pasien, gambaran klinis, dan tata laksana melasma diperlukan sebagai salah satu pertimbangan untuk menentukan kebijakan tata laksana melasma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien, gambaran klinis, dan tata laksana melasma di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin (IKKK) rumah sakit umum pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Penelitian ini merupakan studi deskriptif secara retrospektif menggunakan data sekunder berupa rekam medis, untuk mengetahui karakteristik pasien, gambaran klinis, dan tata laksana melasma di Klinik Divisi Dermatologi Kosmetik Departemen IKKK RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode 2014 hingga 2018.
Hasil penelitian, didapatkan 230 pasien melasma, yang terdiri dari 222 perempuan (96,5%) dan 8 laki-laki (3,5%) dengan rerata usia 46,0 tahun. Pasien berpendidikan terakhir terbanyak setingkat SMA, pekerjaan terbanyak adalah mengurus rumah tangga, dan berasal dari suku Sunda. Faktor etiologi yaitu paparan sinar matahari (100%), riwayat keluarga dengan melasma (44,8%), dan perubahan hormonal (40,9%). Awitan melasma terbanyak pada rentang usia >40-50 tahun (46,1%) dengan durasi sakit >5 tahun (37,4%). Karakteristik lesi melasma, warna lesi tersering adalah coklat (38,7%) dengan pola distribusi tersering yaitu tipe malar (67%). Pada pemeriksaan lampu Wood, didapatkan tipe melasma paling sering tipe campuran (39,1%). Derajat keparahan berdasarkan skor MASI paling banyak termasuk kategori ringan (98,3%). Seluruh pasien mendapatkan terapi tabir surya dan terapi topikal, terbanyak berupa kombinasi hidrokuinon dan tretinoin. Sebanyak 49 orang (21,3%) mendapatkan tambahan tindakan berupa pengelupasan kimia. Pada kunjungan kedua dan ketiga didapatkan perbaikan dengan kategori ringan, sedangkan pada kunjungan keempat dan kelima kategori sedang.
Simpulan penelitian ini, pasien melasma terbanyak adalah wanita, rerata usia 40,6 tahun. Awitan melasma terbanyak pada rentang usia >40-50 tahun, terbanyak dengan pola distribusi malar, serta tipe campuran epidermal dan dermal. Faktor etiologi tersering yaitu paparan sinar matahari. Derajat keparahan terbanyak kategori ringan. Seluruh pasien mendapat tabir surya dan terapi topikal, paling banyak berupa kombinasi hidrokuinon dan tretinoin. Perbaikan kategori sedang didapatkan pada kunjungan keempat dan kelima.
Description
Keywords
Gambaran klinis, karakteristik pasien, melasma