Korelasi antara Sidik Bibir Metode Suzuki dan Tsuchihashi dengan Sidik Rugae Palatina
No Thumbnail Available
Date
2020-07-14
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Pendahuluan: Rugae Palatina dan sidik bibir merupakan sarana identifikasi alternatif apabila identifikasi primer tidak dapat dilakukan. Keduanya memiliki pola yang dapat mewakili suatu individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara sidik bibir dan sidik rugae palatina. Metode: Penelitian ini dilakukan pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran dengan jumlah sampel 135 orang menggunakan metode purposive sampling. Sampel diambil dengan bantuan kamera DSLR. Klasifikasi Suzuki dan Tsuchihashi dipakai untuk penentuan pola sidik bibir, sementara sidik rugae palatina ditentukan dengan klasifikasi Martin Dos Santos. Selanjutnya sidik bibir dan sidik rugae palatina dianalisis dengan aplikasi ImageJ, namun sidik rugae palatina harus diolah terlebih dahulu menggunakan bantuan aplikasi lainnya, yaitu Photoshop. Hasil: Bentuk sidik bibir yang paling sering muncul adalah Branched Grooves (Tipe II) dengan persentase 57% dan bentuk sidik rugae palatina yang paling sering muncul adalah Curve (C) dengan persentase 21% pada rugae palatina kanan dan kiri. Berdasarkan analisis statistik menggunakan Cramer’s v, terdapat korelasi sedang antara sidik bibir dan sidik rugae palatina dengan korelasi terbanyak pada sidik rugae ke-1 kanan dan kuadran 3,5,6 dan 7 pada bibir. Pembahasan: Sidik bibir memiliki pola yang berbeda pada setiap kuadran, dan sidik rugae palatine juga memiliki bentuk yang spesifik pada setiap rugae. Sidik rugae palatina dan sidik bibir menunjukkan korelasi yang lebih signifikan apabila sidik rugae palatina dihubungkan dengan sidik bibir yang dibagi berdasarkan delapan kuadran bibir dengan rentang nilai berkisar antara 0,3-0,5. Simpulan: Terdapat korelasi sedang antara sidik rugae palatina dan sidik bibir. Kombinasi yang paling sering muncul yaitu sidik rugae palatina ke-1 kanan dengan kuadran 3,5,6 dan 7 pada sidik bibir dengan rentang nilai berkisar antara 0,3-0,5.
Description
Keywords
Forensik Odontologi, Sidik Bibir, Sidik Rugae Palatina