SENYAWA ANTIMALARIA DARI SPONS LAUT Xestospongia sp. ASAL KAIMANA, PAPUA BARAT DAN MEKANISME KERJANYA TERHADAP Plasmodium falciparum
No Thumbnail Available
Date
2019-06-28
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium sp., P falciparum yang merupakan satu dari lima jenis parasit paling mematikan. P. falciparum dilaporkan telah resisten terhadap obat antimalaria diantaranya 4-amino kuinolin, klorokuin, primakuin, kina dan pirimetamin. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencarian senyawa antimalaria baru. Saat ini, spons menyumbang 50% penemuan senyawa aktif dari lautan dan 10⁒ telah dijadikan obat. Berdasarkan dua aspek korelatif antara kelimpahan diversitas spons dan penyakit infeksi malaria menjadi topik utama dari penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan senyawa antimalaria dari spons Xestospongia sp. terhadap P. falciparum galur 3D7. Spons Xestospongia sp. diekstraksi dengan etanol pada temperatur kamar. Ekstrak etanol yang diperoleh dipekatkan pada tekanan rendah dihasilkan ekstrak etanol pekat yang selanjutnnya dipartisi berturut-turut dengan n-heksana, etil asetat dan n-butanol. Setiap hasil partisi diuji antimalaria dan masing-masing dipisahkan dengan teknik kromatografi kolom pada silika gel dan ODS diperoleh senyawa 1-7. Senyawa 1-7 diidentifikasi struktur kimianya berdasarkan data-data spektroskopi dan perbandingan data-data spektroskopi penelitian sebelumnya dan ditetapkan sebagai senyawa steroid baru kaimanol (2), bersama dengan dua steroid senyawa yang telah dikenal fukosterol (1), saringosterol (3), dua steroid alkaloid yaitu epoksisarkovagenin-D (4) dan epoksinepapakistamin-A (5), serta dua golongan lainnya 2-(3H-diazirin-3-il) benzaldehida (6) dan asam galat (7). Senyawa 1-7 dievaluasi aktivitas antimalaria terhadap P. falciparum galur 3D7, secara in vitro. Senyawa saringosterol (3) memiliki aktivitas tertinggi dengan nilai IC50 2,49×10-4 µM (0,25 nM). Analisis TEM menunjukkan P. falciparum galur 3D7 setelah ditambahkan senyawa saringosterol (3), terjadi kerusakan pada membran parasit P. falciparum. Hal ini mengindikasikan adanya kerja hambat yang efektif terhadap parasit.
Description
Keywords
Spons, Plasmodium falciparum, Antimalaria