Resistensi Masyarakat di Kawasan Kelurahan Kampung Melayu Terhadap Wacana Normalisasi Kawasan Hilir Bantaran Sungai Ciliwung

Abstract

ABSTRAK Resistensi Masyarakat di Kelurahan Kampung Melayu Terhadap Kebijakan Normalisasi di Kawasan Hilir Bantaran Sungai Ciliwung Oleh Pramudita NPM.171220160501 Universitas Padjajaran Maraknya pemukiman liar di bantaran Sungai Ciliwung di kawasan Tanah Rendah, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur menyebabkan kondisi bantaran sungai di kawasan tersebut semakin memprihatinkan. Hal tersebut melatarbelakangi rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan normalisasi sungai di kawasan tersebut. Namun wacana mengenai normalisasi ternyata tidak selalu dapat diterima oleh masyarakat, hal tersebut menimbulkan resistensi pada masyarakat. Dalam penelitian dengan judul “Resistensi Masyarakat di Kelurahan Kampung Melayu Terhadap Kebijakan Normalisasi di Kawasan Hilir Bantaran Sungai Ciliwung“ ini, peneliti melihat bagaimana pola resistensi yang dijalankan oleh masyarakat di wilayah Tanah Rendah. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi ilmuwan yang akan melakukan penelitian dalam topik yang sama.Penelitian dilakukan di Kelurahan Kampung Melayu, Kotamadya Jakarta Timur selama tiga bulan dengan teknik penelitian berupa wawancara dengan berpedoman pada pedoman observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan di dua Rukun Tetangga yang berada di bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan Kampung Melayu, di kantor Kelurahan Kampung Melayu dan di kantor Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang pada penelitian ini adalah Pemerintah Kelurahan Kampung Melayu telah mengeluarkan himbauan kepada warga yang menempati lahan di bantaran Sungai untuk melaporkan luas tanah yang telah diukur oleh petugas dari Badan Pertanahan Nasional untuk kepentingan inventarisasi sebagai salah satu tahapan sebelum dilaksanakannya relokasi penduduk oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pola resistensi terhadap wacana normalisasi Sungai Ciliwung yang terjadi pada masyarakat di wilayah Tanah Rendah, Kelurahan Kampung Melayu merupakan resistensi tertutup, hal tersebut disebabkan oleh penolakan masyarakat hanya bersifat pasif. Selain itu masayarakat di kawasan tersebut cenderung menghindari bentrok dengan aparat pemerintah,danmencoba melawan nantinya pada saat tempat tinggal mereka digusur untuk kepentingan normalisasi.Hal tersebut peneliti simpulkan sebagai upaya masyarakat untuk menghindari konflik kepada aparat pemerintahan karena masyarakat di Tanah Rendah berkaca pada pengalaman bentrok antara aparat pemerintahan dan warga yang mempertahankan tempat tinggalnya pada normalisasi di Kampung Pulo yang lalu.

Description

Keywords

normalisasi, resistensi, kebijakan

Citation