PENILAIAN LUAS NASOFARING DAN TINGKAT KEPARAHAN GIGITAN BERSILANG POSTERIOR PADA ANAK CELAH BIBIR DAN LANGIT LANGIT PASCA PALATOPLASTY

dc.contributor.advisorTidak ada Data Dosen
dc.contributor.advisorTidak ada Data Dosen
dc.contributor.authorANIE APRIANI
dc.date.accessioned2024-11-20T03:47:18Z
dc.date.available2024-11-20T03:47:18Z
dc.date.issued2015-10-19
dc.description.abstractAnak dengan celah bibir dan langit-langit (CBL) yang mendapatkan perawatan palatoplasty mempunyai karakteristik anatomi adanya penyempitan nasofaring dibandingkan dengan anak normal. Penyempitan nasofaring ditandai dengan adanya pengurangan luas nasofaring. Hal tersebut dapat menyebabkan masalah dikemudian hari berupa maloklusi yaitu kontriksi rahang sehingga dapat menyebabkan gigitan bersilang posterior. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nilai rerata luas nasofaring dan berapa tingkat keparahan gigitan bersilang posterior pada anak CBL pasca palatoplasty. Jenis penelitian adalah observasional analitik. Subjek penelitian terdiri dari 14 orang anak CBL pasca palatoplasty dan 14 anak normal sebagai pembanding. Objek penelitian adalah model studi dan data sekunder berupa radiograf sefalometri lateral anak CBL pasca palatoplasty dan anak normal. Pengukuran garis Ptm-ad1-ad2-Ptm dan Ptm-So-Ba-Ptm dilakukan untuk mendapatkan luas nasofaring. Model studi di skoring untuk mendapatkan tingkat keparahan gigitan bersilang posterior. Rerata luas nasofaring jaringan lunak anak CBL pasca palatoplasty sebesar 35,02 mm2 lebih kecil dibandingkan anak normal sebesar 35,73 mm2. Demikian pula dengan rerata luas nasofaring jaringan keras anak CBL memiliki luas sebesar 301,40 mm2 lebih kecil dibandingkan anak normal sebesar 315,54 mm2. Analisis statistik uji perbedaan luas nasofaring tidak bermakna. Seluruh anak CBL post palatoplasty menderita gigitan bersilang posterior. Tingkat keparahan gigitan bersilang posterior sebesar 42,9% termasuk kriteria Baik, 35,7% kriteria Sedang, 14,3% kriteria Buruk dan 7,1% termasuk kriteria Sangat Baik. Simpulan penelitian adalah tidak terdapat perbedaan nilai rerata luas nasofaring antara anak CBL pasca palatoplasty dengan anak normal. Tingkat keparahan gigitan bersilang posterior anak CBL pasca palatoplasty paling banyak termasuk dalam kriteria Baik.
dc.identifier.urihttps://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/160421120005
dc.subjectNasofaring
dc.subjectGigitan bersilang posterior
dc.subjectPalatoplasty
dc.titlePENILAIAN LUAS NASOFARING DAN TINGKAT KEPARAHAN GIGITAN BERSILANG POSTERIOR PADA ANAK CELAH BIBIR DAN LANGIT LANGIT PASCA PALATOPLASTY

Files

Original bundle
Now showing 1 - 5 of 11
No Thumbnail Available
Name:
SPESIALIS-2015-160421120005-Cover.pdf
Size:
67.2 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
SPESIALIS-2015-160421120005-Abstrak.pdf
Size:
112.8 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
SPESIALIS-2015-160421120005-DaftarIsi.pdf
Size:
194.82 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
SPESIALIS-2015-160421120005-Bab1.pdf
Size:
109.44 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
SPESIALIS-2015-160421120005-Bab2.pdf
Size:
621.63 KB
Format:
Adobe Portable Document Format