Hubungan Mouth Breathing dengan Sleep-disordered Breathing pada Anak
No Thumbnail Available
Date
2022-10-14
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Mouth breathing merupakan salah satu kebiasaan buruk yang paling banyak terjadi pada anak dan dianggap sebagai kebiasaan bernapas yang tidak normal. Penyebab utama dari sebagian besar kasus mouth breathing adalah adanya jalan napas melalui hidung yang terhambat. Mouth breathing merupakan faktor etiologi terjadinya gangguan pernapasan saat tidur atau sleep-disordered breathing (SDB) pada anak. Penderita SDB sebagian besar tidak menyadari atau tidak memperdulikan adanya gangguan tersebut dan masih dianggap sebagai suatu hal yang biasa dan tidak berbahaya. Kesulitan dalam mendeteksi SDB merupakan tantangan bagi seluruh tenaga medis karena gangguan ini merupakan salah satu kondisi yang cukup berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas penderitanya. Penegakan diagnosis SDB dapat dilakukan secara subjektif melalui anamnesis, pemeriksaan klinis, dan penggunaan kuesioner Pediatric Sleep Questionnaire (PSQ).
Penelitian dilakukan di 3 Sekolah Dasar Negeri di Kota Bandung, yaitu SDN 001 Merdeka, SDN 062 Ciujung, dan SDN 054 Tikukur. Penelitian diawali dengan melakukan pemeriksaan klinis terhadap 343 anak yang terdiri dari 193 anak laki-laki dan 150 anak perempuan yang berusia 8-9 tahun untuk mendeteksi adanya kebiasaan mouth breathing. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan pengisian kuesioner Pediatric Sleep Questionnaire (PSQ) melalui google form oleh seluruh orang tua murid yang sebelumnya sudah diberikan pengarahan dan penyuluhan secara daring melalui aplikasi zoom meeting.
Berdasarkan pemeriksaan klinis yang dilakukan, didapatkan 95 anak (27,7%) memiliki kebiasaan mouth breathing. Anak dengan kebiasaan mouth breathing memiliki skor PSQ dengan nilai rata-rata (15,55), nilai median (19,05), dan nilai rentang (4,54-58,82) lebih tinggi dibandingkan dengan skor PSQ anak tanpa kebiasaan mouth breathing. Sebanyak 41,1% anak dengan mouth breathing tergolong mengalami SDB dengan angka risiko relatif (RR) = 4,24.
Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan mouth breathing dengan sleep-disordered breathing pada anak. Anak dengan kebiasaan mouth breathing mempunyai risiko 4,24 kali lebih tinggi mengalami sleep-disordered breathing (SDB).
Description
Keywords
mouth breathing, sleep-disordered breathing, Pediatric Sleep Questionnaire