Pematahan Dormansi Benih Kentang G2 (Solanum Tuberosum L.) Varietas Granola L pada Berbagai Konsentrasi BAP (6-Benzylaminopurine) dan Air Kelapa

Abstract

Perbanyakan kentang umumnya dilakukan secara vegetatif dengan menggunakan ubi sebagai benih. Salah satu kendala pada budidaya tanaman kentang adalah keterbatasan bahan tanam akibat adanya dormansi pada benih yang cukup lama. Pematahan dormansi pada benih kentang dapat dipicu dengan pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) salah satunya adalah sitokinin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BAP dan air kelapa dapat mengatasi dormansi pada beberapa benih. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh konsentrasi BAP dan air kelapa terbaik untuk pematahan dormansi benih kentang G2 dan untuk mengkaji keefektifan air kelapa dibandingkan dengan sitokinin sintetik. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Konsentrasi BAP yang digunakan terdiri dari: 50 ppm, 75 ppm, 100 ppm, 125 ppm. Air kelapa terdiri dari tiga konsentrasi: 25%, 50%, 75%, dan perlakuan kontrol sebagai pembanding. Parameter yang diamati diantaranya adalah waktu muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas, bobot tunas, dan persentase benih bertunas. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian BAP dan air kelapa berpengaruh nyata terhadap waktu muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas pada benih kentang, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap persentase benih bertunas. Pemberian BAP 75 ppm selama 1 jam mampu mematahkan dormansi benih kentang 29 hari lebih cepat dibandingkan tanpa perlakuan dan memberikan hasil panjang tunas dan bobot tunas. Pemberian ZPT alami air kelapa 75% menghasilkan jumlah tunas paling banyak dibandingkan perlakuan lainnya.

Description

Keywords

Kentang, Dormansi, BAP

Citation