RELASI SOSIAL PADA LANSIA (Studi Kasus Pada Perempuan Lanjut Usia di Desa Demuk, Kec. Pucanglaban, Kab. Tulungagung)

Abstract

Indonesia sedang memasuki proses penuaan penduduk yang kedepannya akan mengalami perubahan struktur penduduk yang merupakan kasus menarik sekarang ini. Hal ini terkait dengan ada peningkatan jumlah penduduk lanjut usia yang sepanjang tahun akan terus meningkat pertumbuhannya serta akan berstruktur lanjut usia (Ageing Population), akibatnya tingkat kelahiran semakin sedikit dan usia kawin semakin meningkat. Penyebab lain adalah kesadaran pembatasan jumlah anak sehingga menurunnya tingkat kematian bayi serta adanya kesadaran kesehatan. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif pada perempuan lansia desa Demuk kecamatan Pucanglaban kabupaten Tulungagung dengan pengumpulan data menggunakan teknik observasi partisipasi dan wawancara mendalam dengan pendekatan “continuum of care and life cycle” sudut pandang dari peralihan siklus kehidupan para lansia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pembagian lansia dalam tiga kelompok yaitu disaat seseorang mempunyai cucu pertama dalam sebuah keluarga (usia ±50 tahun), usia 65 tahun dan usia 70 tahun. Para perempuan lanjut usia di desa Demuk yang berstatus janda secara keseluruhan terlihat mandiri, aktif setiap kegiatan desa, masih produktif, mempunyai pendapatan sendiri, masih bekerja, saling peduli antar sesama, berguna bagi orang lain, mempunyai jaminan sosial serta dihargai bukan dikasihani. Tetapi walaupun seperti itu, lansia tidak dapat dijauhkan dengan kebutuhan secara sosial yaitu membutuhkan relasi sosial atau jaringan sosial lain yang mempunyai hubungan timbal balik sesama keluarga, tetangga dan masyarakat atau sebaliknya keluarga, tetangga maupun masyarakat yang membutuhkan para lansia untuk menjadi tetua atau petuah yang memberikan masukan dan saran di desa. Para lansia untuk menyeimbangkan serta menjalani kehidupan membutuhkan relasi yang mendampingan masa hidupnya, baik itu dari keluarga, kerabat, tetangga maupun masyarakat dengan mempunyai taktik atau cara agar dapat selalu terjaga ikatan tersebut dengan melakukan aktivitas di dalam maupun luar rumah, seperti mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan di desa yang bertujuan untuk memperkuat hubungan silaturrahmi dan persaudaraan antar sesama. Sedangkan untuk memperkuat ikatan relasi antar keluarga, para lansia lebih memilih tetap bekerja untuk dapat menghasilkan uang supaya tidak menjadi beban anak maupun kerabat lainya, selalu aktif setiap acara reunian keluarga dan selain itu para lansia dapat menjaga cucu untuk meringankan beban anak yang bekerja diluar negeri maupun tidak. Dengan demikian lansia perempuan yang secara materi telah berkecukupan untuk kebutuhan rumah tangga dan keluarga tetapi masih juga membutuhkan relasi untuk keberlangsungan hidupnya.

Description

Keywords

Aktivitas, Kemandirian Ekonomi, Perempuan Lansia

Citation