ANALISIS PENDAPATAN PETANI SALAK SLEBONG (SLEMAN - BONGKOK) BANDINGKAN DENGAN SALAK BONGKOK

Abstract

HANNA NURHAJAH. 2017. ANALISIS PENDAPATAN PETANI SALAK SLEBONG (SLEMAN - BONGKOK) DIBANDINGKAN DENGAN SALAK BONGKOK (Studi Kasus di Kelompok Tani Salak Mukti, Desa Bongkok, Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang, Jawa Barat). Di di bawah bimbingan KUSWARINI KUSNO. Kabupaten Sumedang merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat yang mengembangkan usaha hortikultura buah - buahan khususnya salak. Salak lokal yang dikembangkan di Kabupaten Sumedang adalah salak bongkok yang diambil dari salah satu Desa di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang yaitu Desa Bongkok, daerah pertama kali ditemukannya buah salak pada tahun 1980 - an sehingga dinamakan salak bongkok dan merupakan julukan untuk salak lokal Sumedang. Salak Bongkok merupakan buah - buahan yang banyak diusahakan, dimana Salak Bongkok ini merupakan salah satu buah unggulan Kabupaten Sumedang. Salak Bongkok menjadi salah satu oleh - oleh khas Sumedang, tetapi salak Pondoh dari Sleman, Yogyakarta masuk dan ikut di pasaran dan berhasil menggeser posisi salak bongkok khas Kabupaten Sumedang, karena mempunyai citarasa manis yang di sukai konsumen. Melihat kejadian tersebut salah satu Ketua Kelompok Tani di Kabupaten Sumedang berhasil menyilangkan salak Bongkok Sumedang dengan Salak Pondoh dari Sleman, Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa salak hasil persilangan lebih besar pendapatannya dibandingkan salak sebelum di silangkan. Salak hasil persilangan yaitu Salak Slebong (Sleman - Bongkok) dengan keuntungan produksi yaitu sebesar Rp. 197.990.000/hektar/satu kali panen, sedangkan Salak Bongkok khas Sumedang dengan keuntungan produksi yaitu sebesar Rp. 80.140.000/hektar/satu kali panen. Kata kunci : salak, perbandingan pendapatan, keuntungan

Description

Keywords

Kabupaten Sumedang, Desa Bongkok, Tidak ada keyword

Citation

Collections