Analisis Kolaborasi Antar Pelaku dalam Rantai Pasok pada Klaster Cabai Merah (Capsicum annuum L) (Studi Kasus Kemitraan Antara Koperasi Cagarit dan PT. Heinz ABC di Kabupaten Garut, Jawa Barat)

Abstract

NURHAYATI. 2013. Analisis Kolaborasi Antar Pelaku dalam Rantai Pasok Pada Klaster Cabai (Capsicum annum L.) (Studi Kasus kemitraan antara Koperasi Cagarit dan PT. Heinz ABC di Kabupaten Garut, Jawa Barat). Di bawah bimbingan TOMY PERDANA. Harga komoditas cabai yang berfluktuatif tajam dan dapat memicu inflasi membuat Bank Indonesia berinisiasi untuk membentuk klaster di wilayah sentra produksi cabai di Indonesia, salah satunya Kabupaten Garut, Jawa Barat. Klaster merupakan upaya untuk mengelompokkan industri/usaha inti dengan berbagai pendukung diantaranya terdapat lembaga penelitian, pendidikan, informasi, teknologi, penyedia sumber daya alam, perbankan serta institusi lainnya. Pelaksanaan klaster melatarbelakangi terjalinnya kerjasama multistakeholder dalam rantai pasok cabai. Keterlibatan berbagai pelaku ternyata tidak menjamin ketercapaian win-win solution. Hasil produksi jauh dari harapan dan terdapat kecenderungan pelanggaran pada perjanjian yang telah disepakati. Penelitian yang dilakukan terkait dengan pengembangan klaster cabai merah untuk mengetahui keterlibatan antar pelaku, mekanisme kemitraan yang terjadi, serta kolaborasi antar pelaku yang terlibat. Selain itu, disajikan pula alternatif penyempurnaan bentuk kolaborasi sebagai rekomendasi penulis. Alat analisis yang digunakan antara lain Pemetaan Rantai Pasok, Analisis Historikal Deskriptif, Indeks Kolaborasi dan Teori Drama. Hasil penelitian menunjukan pelaku yang terlibat pada klaster terdiri atas dua anggota primer yaitu Koperasi Cagarit dan PT. Heinz ABC, serta anggota pendukung dimulai dari lembaga pengembangan masyarakat, perusahaan penyedia input serta lembaga perbankan. Berdasarkan analisis yang dilakukan indikator kolaborasi belum tercapai pada tiga dimensi yaitu,berbagi informasi, sinkronisasi keputusan dan kesearasan insentif. Melalui kerangka pikir bersama yang berdasarkan pertimbangan ancaman dan tawaran antar pelaku diperoleh solusi dari permasalahan yang ada, antara lain pola tanam yang diterapkan polikultur, standar mutu cabai dari PT. Heinz ABC tidak perlu diturunkan, pembiayaan produksi hanya melibatkan koperasi beserta lembaga perbankan, sanksi kepada petani mitra wajib dipertegas dan koperasi akan dibentuk sebagai suatu unit usaha. Kata kunci: cabai merah, rantai pasok, klaster cabai, kolaborasi, kemitraan

Description

Keywords

cabai merah, rantai pasok, klaster cabai

Citation

Collections