Ilmu Bedah Syaraf (Sp.)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Bedah Syaraf (Sp.) by Author "FERDINAN TJUNGKAGI"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item PERBANDINGAN HASIL LUARAN TINDAKAN KRANIEKTOMI DEKOMPRESI TANPA EVAKUASI MASSA PERDARAHAN, KRANIEKTOMI DEKOMPRESI DENGAN EVAKUASI MASSA PERDARAHAN DAN KRANIOTOMI EVAKUASI PADA PASIEN DENGAN PERDARAHAN(2020-01-22) FERDINAN TJUNGKAGI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenStroke adalah penyebab kematian nomor satu di Indonesia dengan tingkat kecacatan mencapai 65%. Jawa Barat sendiri ada di posisi ke-13 dari total 33 provinsi dengan prevalensi 6,6 0/00 (Riskesdas, 2013). PIS merupakan tipe stroke dengan mortalitas tertinggi dibandingkan tipe stroke lainnya meskipun hanya terjadi pada sekitar 10 – 15% dari keseluruhan kasus stroke (Hemphill III JC, 2001). Penanganan pada pasien PIS Spontan harus dilakukan dengan cepat namun, belum ada tindakan pembedahan yang terbukti meningkatkan hasil luaran pasien secara signifikan(Acharya A). Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil luaran dari tindakan kraniektomi dekompresi tanpa evakuasi massa perdarahan, kraniektomi dekompresi dengan evakuasi massa perdarahan dan kraniotomi evakuasi. Diharapkan bahwa hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi klinisi dalam menangani pasien PIS. Penelitian ini bersifat retrospektif kuantitatif dengan metode analitik observasi. Populasi penelitian adalah seluruh pasien dengan PIS Spontan yang menjalani kraniotomi evakuasi, kraniektomi dekompresi dengan evakuasi masa perdarahan atau kraniektomi dekompresi tanpa evakuasi massa perdarahan yang dirawat di Departemen Bedah Saraf RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mulai dari Januari 2016 sampai dengan Desember 2018. Data diambil dari rekam medis untuk kemudian diolah menggunakan SPSS 23 for windows. Dalam periode 3 tahun, didapatkan 99 pasien yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Dari 99 pasien, 18 pasien menjalani kraniektomi dekompresi tanpa evakuasi massa perdarahan, 24 pasien menjalani kraniektomi dekompresi dengan massa perdarahan dan sisanya menjalani kraniotomi evakuasi (57 pasien). Dari hasil analisis, tidak didapatkan perbedaan yang signifikan dalam hal usia dan jenis kelamin. Hampir seluruh manifestasi klinis pre operasi yang dinilai tidak bermakna secara statistik (p >0.05), kecuali GCS pra operasi, interval pra operasi dan volume PIS. Hasil analisis luaran tindakan yang terdiri dari GCS, NIHSS dan midline shift pasca operasi, serta mortalitas juga tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0.05). Seluruh kelompok tindakan pembedahan tidak menghasilkan luaran yang berbeda secara signifikan. Oleh sebab itu, kraniektomi dekompresi tanpa evakuasi massa perdarahan merupakan tindakan yang patut dipertimbangkan. Meskipun terdapat perbedaan yang bermakna pada beberapa variabel preoperasi, namun kaitannya dengan luaran harus dinilai dengan penelitan yang lebih jauh lagi.