Ilmu Bedah Urologi (Sp.)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Bedah Urologi (Sp.) by Author "Ferry Safriadi"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item Peranan Biopsi Mukosa Ginjal Intraoperatif Sebagai Penapisan Keganasan Squamous Cell Carcinoma Ginjal Pada Pasien Nefrolitiasis Ukuran Lebih Dari 20 mm(2020-01-18) TRI SUNU AGUNG NUGROHO; Bambang Sasongko Noegroho; Ferry SafriadiAbstrak Peranan Biopsi Mukosa Ginjal Intraoperatif Sebagai Penapisan Keganasan Squamous Cell Carcinoma Ginjal Pada Pasien Nefrolitiasis Ukuran Lebih Dari 20 mm Tri Sunu Agung Nugroho1, Ferry Safriadi1, Bambang Sasongko Noegroho1 1Departemen Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Indonesia LATAR BELAKANG: Squamous Cell Carcinoma (SCC) pelvis ginjal merupakan tumor yang sangat jarang, dengan prevalensi 20 mm) di SMF Urologi RS Hasan Sadikin Bandung yang dilakukan tindakan pembedahan, baik pembedahan terbuka maupun percutaneous nephrolithotomy (PCNL) pada bulan Januari hingga Mei 2019. HASIL: Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30 pasien, dengan distribusi 16 pasien laki-laki dan 14 pasien perempuan. Lima pasien menjalani operasi ginjal terbuka dan 25 pasien menjalani operasi percutaneous nephrolithotomy (PCNL), dengan usia rata-rata 49,5 + 11,8 tahun dan 63,3% pasien berusia 40-60 tahun. Pada penelitian ini didapatkan 1 pasien (3,3%) menunjukkan hasil squamous cell carcinoma (SCC) ginjal, pada pasien laki-laki usia 57 tahun dengan batu staghorn kiri yang dilakukan PCNL kiri. KESIMPULAN: Terdapat peranan biopsi mukosa ginjal intraoperatif sebagai penapisan terjadinya keganasan squamous cell carcinoma ginjal pada pasien nefrolitiasis ukuran lebih dari 20 mm. Kata Kunci: biopsi mukosa ginjal, intraoperatif, pelvis ginjal, nefrolitiasis, metaplasia, squamous cell carcinomaItem PERBANDINGAN KEPADATAN TULANG PASIEN KANKER PROSTAT METASTATIK HORMONAL SENSITIF SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN GOSERELIN DAN ASAM ZOLEDRONIK(2024-01-01) RIZKY RAMDHANI; Sawkar Vijay Pramod; Ferry SafriadiLatar Belakang: Kanker prostat merupakan keganasan yang paling umum didiagnosis di seluruh dunia dan memiliki kecenderungan tinggi untuk terjadi metastasis tulang sebagai penyebab morbiditas dan mortalitas karena dapat mengakibatkan SRE karena adanya penurunan kepadatan tulang. Beberapa penelitian merekomendasikan diagnosis dini dengan BMD, latihan beban, suplementasi kalsium, dan pemberian pemberian bifosfonat untuk mempertahankan kesehatan tulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan tulang pasien kanker prostat metastatik sensitif hormonal yang mendapatkan Goserelin dan melihat pengaruh pemberian asam zoledronik terhadap kepadatan tulang. Metode: Penelitian ini merupakan clinical trial dengan randomisasi single blind pada penderita kanker prostat metastatik sensitif hormonal yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Hasan Sadikin di Bandung, Indonesia. Studi ini melihat perbedaan kepadatan tulang pada pasien kanker prostat metastasik sensitif hormonal yang diberikan asam zoledronik dan yang tidak diberikan asam zoledronic dalam pengobatan Goserelin. Analisis statistic menggunakan Uji T tes berpasangan dan Uji Wilcoxon. Hasil: Pada penelitian ini usia rata-rata subjek 68.07±7.343 tahun. Didapatkan kepadatan tulang pada subjek penelitian saat terdiagnosis memiliki rata-rata pada Spine -1.6±0.9, Hip -1.5±1, dan forearm -1.8±0.8. Ditemukan penurunan kepadatan tulang pasien setelah diberikan Asam Zoledronik, Spine -0.18 (10.2%) (P= 0.0001), Hip -0.28 (18.1%) (P= 0.001), dan forearm -0.04 (2.1%) (P= 0.445). Pada pasien yang tidak diberikan asam zoledronik juga didapatkan penurunan rata-rata kepadatan tulang Spine -0.2(11.1%) (P= 0.0001), hip -0.06 (P= 0.334), dan hip -0.11 (7%) (P= 0.200).. Kesimpulan: Penurunan kepadatan tulang didapatkan pada mayoritas subjek penelitian saat terdiagnosis kanker prostat. Terdapat penurunan kepadatan tulang yang signifikan pada tulang spine pada kelompok yang tidak mendapatkan asam zoledronic. Pada kelompok yang mendapat asam zoledronic juga didapatkan penurunan kepadatan tulang yang signifikan pada tulang spine dan hip.