Pariwisata Keberlanjutan (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Pariwisata Keberlanjutan (S2) by Author "Edwin Rizal"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item Pengembangan Daya Tarik Wisata berbasis Ekowisata di Kawasan Toba Caldera Resort, Kabupaten Toba(2019) SARMOKO SARIDI; Edwin Rizal; Evi NoviantiDampak dari pariwisata masal mengakibatkan degradasi lingkungan, konflik lahan, kesenjangan kebocoran ekonomi, komersialisasi dan pergeseran budaya lokal. Ekowisata menjadi cara untuk menjaga lingkungan, budaya serta kebermanfaatan bagi masyarakat lokal. Ekowisata adalah bagian dari pariwisata berkelanjutan terdiri dari budaya, pemberdayaan masyarakat lokal, dan wisata alam yang bertujuan untuk melestarikan keanekaragam hayati, mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi daya tarik wisata, peluang investasi, hambatan, serta peran pentahelix dalam pengembangan daya tarik wisata berbasis ekowisata di Kawasan Toba Caldera Resort, Kabupaten Toba. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif pendekatan kualitatif. Sumber data diperoleh dari informan, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil pengumpulan data dianalisis menggunakan triangulasi data dengan Analisis model interaksi. Pada tahap analisis data menggunakan persepsi pengelola dan stakeholder. Hasil penelitian menunjukkan banyak potensi daya tarik wisata dan peluang investasi untuk dieksplorasi. Dibutuhkan sinergitas pentahelix antara pemerintah, akademisi, media,pengelola destinasi dan masyarakat untuk mewujudkan Kawasan Toba Caldera Resort sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan berbasis ekowisata.Item PENGEMBANGAN MUSEUM RAMAH WISATAWAN TUNANETRA DI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA KOTA BANDUNG(2023-02-13) WILLIONEL DHIMAS FERNANDO; Edwin Rizal; Tidak ada Data DosenMuseum menyimpan benda-benda bersejarah. Benda-benda tersebut menjadi atraksi wisata bagi museum. Namun, atraksi wisata museum akan sulit untuk dinikmati bagi penyandang tunanetra jika museum belum dapat diakses oleh wisatawan tunanetra. Pada penelitian ini dibahas pengembangan museum ramah tunanetra. Penelitian ini dilakukan di Museum Konperensi Asia Afrika di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan tunanetra menikmati atraksi museum dengan dua cara, yaitu mendengar dan menyentuh. Informasi akan diterima dari edukator museum melalui narasi-narasi mengenai objek visual museum. Kemudian untuk menambah informasi, wisatawan tunanetra dapat menyentuh objek visual tersebut. Wisatawan tunanetra juga dapat menonton film di Museum Konperensi Asia Afrika sehingga dibutuhkannya peran visual reader untuk menjelaskan film tersebut kepada wisatawan tunanetra. Aksesibilitas yang perlu dikembangkan di Museum Konferensi Asia Afrika adalah ubin pemandu, tulisan Braille, dan media audio, serta edukator museum yang dapat mendampingi tunanetra secara khusus. Amenitas museum berupa toilet dan musala. Diperlukan ubin pemandu untuk menuju ke toilet dan musala serta penjelasan mengenai posisi benda-benda yang ada di kedua amenitas tersebut. Khusus di musala perlu adanya petunjuk untuk menentukan saf salat dan arah kiblat.Item Pengembangan Wisata Sejarah dan Warisan Budaya di Desa Wisata Lalang Kabupaten Belitung Timur(2023-10-03) WAHYUNI PRATIWI NINGSIH; Edwin Rizal; Ute Lies Siti KhadijahDesa Wisata Lalang merupakan desa yang menjadi saksi kesuksesan perusahaan timah milik Kerajaan Belanda ketika masih menguasai Indonesia. Desa ini juga dikenal akan kekayaan warisan budayanya. Kekayaan warisan budaya inilah yang perlu dikenalkan kepada masyarakat luas, dalam hal ini wisatawan. Akan tetapi, perluya pengembangan yang lebih lanjut pada kekayaan budaya tersebut. Oleh karena itu, nilai sejarah dan warisan budaya tersebut dapat dikembangkan menjadi suatu daya tarik wisata dengan prinsip pariwisata berkelanjutan sehingga dapat dinikmati tanpa menghilangkan esensi asli dari nilai sejarah dan warisan budaya tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan berfokus pada tiga hal: (1) produk budaya yang ada di Desa Lalang; (2) daya dukung nilai sejarah dan warisan budaya terhadap pariwisata; (3) elaborasi prinsip pariwisata berkelanjutan terhadap pengembangan wisata sejarah dan warisan budaya. Untuk mendalami ketiga fokus penelitian tersebut, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Produk budaya yang menjadi prioritas pengembangan adalah kesenian Hadrah, kesenian Antu Bubu, dan Napak Tilas Perusahaan Timah,, meski di Desa Wisata Lalang masih terdapat produk budaya lainnya; (2) Nilai sejarah dan warisan budaya di Desa Lalang dapat mendukung kegiatan pariwisata dalam sektor konservasi nilai sejarah dan warisan budaya, membantu perekonomian masyarakat lokal, dan membuka lowongan untuk berbisnis bagi pelaku usaha; (3) prinsip pariwisata yang dapat diterapkan bagi pengembangan wisata sejarah dan warisan budaya adalah prinsip partisipasi, prinsip keikutsertaan para pelaku, prinsip daya dukung, prinsip pelatihan, dan prinsip promosi. Tidak menutup kemungkinan pula bahwa prinsip pariwisata berkelanjutan yang lainnya dapat dielaborasi di masa yang akan datang.