Pariwisata Keberlanjutan (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Pariwisata Keberlanjutan (S2) by Title
Now showing 1 - 12 of 12
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis SWOT: Teknik Dalam Penyusunan Strategi Pariwisata Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat(2023-04-13) JANUARANI RAZAK; R. Ira Irawati; HendarmawanPenyelenggaraan pariwisata dalam jangka panjang akan menjadi tantangan kepada semua aktor dalam sektor pariwisata untuk mengatasi dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan, dan sosial budaya setempat. Untuk menyusun pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, dibutuhkan pemahaman terhadap faktor-faktor penting yang ada di destinasi. Penelitian ini akan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi sektor pariwisata di Desa Mukapayung untuk membantu penyusunan strategi pengembangannya. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed method) untuk menganalisis Desa Mukapayung dari aspek atraksi, amenitas, aksesibilitas, sumber daya manusia, masyarakat, dan industri. Informasi diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi langsung ke lapangan, dan Focused Group Discussion dengan informan yang mewakili unsur pentahelix dalam pariwisata Desa Mukapayung. Temuan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil analisis berupa faktor internal dan faktor eksternal dianalisis dengan teknik SWOT agar dapat dijadikan strategi. Hasil penelitian menunjukkan pariwisata Desa Mukapayung secara internal punya kekuatan dari segi keinginan kuat dari pengelola dan tokoh masyarakat serta keragaman potensi alam, budaya, dan industri. Namun belum ada praktikuntuk melaksanakan pariwisata yang berkelanjutan. Dari sisi eksternal, Desa Mukapayung punya dukungan relasi dengan pihak luar dalam kegiatannya. Namun ada kemungkinan dampak buruk yang dibawa dari luar terhadap Desa Mukapayung. Analisis SWOT menunjukkan strategi utama untuk mengembangkan pariwisata Desa Mukapayung adalah Aggressive strategy dimana pengembangan harus menggunakan semua kekuatan yang dimiliki destinasi untuk memanfaatkan peluang sebanyak-banyaknya. Pada masa yang akan datang, sebaiknya semua aktor pariwisata Desa Mukapayung dan sekitarnya mengupayakan keberlanjutan dengan menggiatkan sosialisasi, menerapkan standar keberlanjutan, serta menyusun aturan pendukung dan ditegakkan.Item Branding Pariwisata Halal Kota Bandung(2022-08-16) APING FIRMAN JULIANSYAH; Cipta Endyana; Tidak ada Data DosenBranding tempat pariwisata, baik branding bangsa (nation branding), branding kota (city branding), maupun branding tujuan wisata (destination branding) merupakan hal yang sudah umum diterapkan dalam dunia pariwisata sebagai bagian dari program pemasarannya. Namun untuk branding destinasi pariwisata halal, baru beberapa negara, provinsi, atau kota tertentu yang menerapkannya. Kota Bandung sebagai kota pariwisata unggulan di Indonesia telah menetapkan segmen wisatawan Muslim sebagai bagian dari sasaran kegiatan pemasarannya. Penelitian ini dilakukan di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana penerapan branding pariwisata halal di Kota Bandung, baik fakta di lapangan, nilai penting (importance), serta konsep idealnya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh dari wawancara mendalam terhadap Kepala Dinas Budaya Dan Pariwisata Kota Bandung, Kepala Bidang Pariwisata Kota Bandung, ahli/konsultan pemasaran destinasi pariwisata, dan pelaku industri pariwisata halal. Pengumpulan data juga dilakukan dengan teknik observasi lapangan, studi pustaka, dokumentasi dan pengisian angket. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis data interaktif yang terdiri dari kondensasi data, display data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa branding pariwisata halal Kota Bandung belum diterapkan secara ideal. Meskipun program pemasaran pariwisata halal Kota Bandung sudah ditetapkan dalam jargon pemasaran Bandung Traveller Friendly City, sebagian besar wisatawan Muslim masih memerlukan branding pariwisata halal sebagai salahsatu faktor pengambilan keputusan untuk berkunjung. Penelitian juga menghasilkan beberapa saran mengenai branding pariwisata halal Kota Bandung yang ideal.Item MODEL PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS MASYARAKAT DI DESA KERTAYASA KECAMATAN CIJULANG KABUPATEN PANGANDARAN(2020-12-27) RIFKI RAHMANDA PUTRA; Ute Lies Siti Khadijah; Tidak ada Data DosenPengembangan desa wisata berbasis masyarakat merupakan modal penting dalam pembangunan berkelanjutan. Tujuan utama penelitian ini yaitu menganalisis model pengembangan desa wisata berbasis masyarakat di Desa Wisata Kertayasa, yang diasumsikan sebagai desa percontohan atas peran serta masyarakatnya yang berhasil menjadikan desanya sebagai desa wisata terbaik pada tingkat nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-method dengan desain concurrent triangulation. Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan kepada informan yang dipilih secara purposive sampling yaitu unsur Pemerintah Desa Kertayasa, Badan Usaha Milik Desa Guha Bau, dan Dinas Pariwisata Kebudayaan Pangandaran untuk menggali informasi terkait gambaran umum pengembangan desa wisata berbasis masyarakat di Desa Kertayasa. Wawancara ahli dari kalangan praktisi, akademisi, dan komunitas pariwisata juga dilakukan untuk triangulasi data. Sedangkan pengambilan data kuesioner dan wawancara dilakukan secara pararel terhadap 98 sampel responden yang merupakan masyarakat setempat untuk menganalisis persepsi mereka terhadap pemberdayaan masyarakat. Data kualitatif pada penelitian ini dianalisis dengan model interaktif dan data kuantitatif dianalisis dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan model pengembangan desa wisata berbasis masyarakat terbagi ke dalam empat komponen yaitu 1) Kebijakan perencanaan dan pengembangan desa wisata, 2) Sumber daya inti dan atraktor desa wisata, 3) Manajemen desa wisata, dan 4) Faktor pendukung yang saling terintegrasi dengan fungsi proses pemberdayaan masyarakat. Refocusing program pemberdayaan masyarakat pada tatanan individu perlu dilakukan untuk pemerataan pengembangan desa wisata. Dengan tersusunnya model tersebut, diharapkan dapat menjadi pedoman bagi calon desa wisata lainnya dalam merintis pengembangan pariwisata berkelanjutan melalui pemberdayaan masyarakat.Item PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI GEOSITE GUNONG LUMUT DESA LIMBONGAN KABUPATEN BELITUNG TIMUR(2024-02-05) PERANCISCUS ARYANTO; Mohamad Sapari Dwi Hadian; HendarmawanGeosite Gunong Lumut merupakan salah satu objek geosite yang terletak di Desa Limbongan Kabupaten Belitung Timur. Geosite Gunong Lumut memiliki keunikan dan keanekaragaman hayati yang dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Hal ini membutuhkan pemberdayaan sumber daya manusia demi pengembangan pariwisata di kawasan Geosite Gunong Lumut. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kompetensi, peran sumber daya manusia dan strategi pemberdayaan sumber daya manusia di Geosite Gunong Lumut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil observasi, wawancara mendalam, dan diskusi kelompok terarah. Penentuan informan dipilih secara purposive. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia di Geosite Gunong Lumut yang dapat diberdayakan antara lain kompetensi sebagai pemandu wisata (pengetahuan dasar dan etika), kompetensi mengembangkan dan memelihara pengetahuan umum yang diperlukan oleh pemandu wisata, kompetensi mengoordinasi dan mengoperasikan perjalanan wisata, kompetensi memimpin dan memandu rombongan, kompetensi menyiapkan dan menyajikan informasi wisata, kompetensi berkomunikasi secara lisan dalam bahasa inggris pada tingkat operasional dasar. Peran sumber daya manusia dalam pengembangan kawasan Geosite Gunong Lumut melalui hubungan dengan stakeholder, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat. Sedangkan strategi pemberdayaan sumber daya manusia di Geosite Gunong Lumut dapat dengan cara penguatan kelompok sadar wisata melalui pelatihan tata kelola, bisnis, dan pemasaran destinasi pariwisata, pelatihan pemasaran digital dan pelatihan kepemanduan Geowisata serta kolaborasi dengan stakeholderItem PENGARUH KUALITAS LAYANAN CERITA BANDUNG TERHADAP LOYALITAS MELALUI KEPUASAN WISATAWAN DALAM PRODUK JALANIN AJA(2023-01-16) HARTIFIANY PRAISRA; Cipta Endyana; Cipta EndyanaAgen tour pariwisata melakukan inovasi pada produk wisatanya agar tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19. Cerita Bandung sebagai agen tour yang memiliki produk walking tour berinovasi dengan merambah trekking tour yang diberi nama Jalanin Aja. Untuk melihat keberhasilan produk ini, diperlukan analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas melalui kepuasan wisatawan. Dari 500 wisatawan yang ikut produk Jalanin Aja, digunakan 205 sampel untuk mengisi kuesioner. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan cara analisis jalur regresi menggunakan bantuan SPSS 25. Hasil penelitian ini adalah kualitas pelayanan Cerita Bandung dalam menghadirkan Jalanin Aja berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas wisatawan melalui kepuasan wisatawan sebesar 57,1 persen. Sedangkan 41,9 persen lainnya merupakan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Hasil analisis ini kemudian dibuktikan dengan kondisi di lapangan. Sehingga peneliti bisa mengevaluasi produk wisata Jalanin Aja dan mendapatkan strategi yang tepat agar kualitas jasa Cerita Bandung dapat memberikan loyalitas dan kepuasan bagi wisatawan.Item Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pariwisata Lokal Berkelanjutan Pada Resort Internasional (Studi kasus Cempedak Private Island Kabupaten Bintan)(2023-07-20) JAYA HERMAWAN; Awaludin Nugraha; Uud WahyudinPenelitian ini bertujuan untuk memahami pengelolaan sumber daya manusia pariwisata lokal berkelanjutan di Cempedak Private Island. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data primer diperoleh dengan melaksanakan penelitian langsung pada objek penelitian yakni hasil wawancara dengan informan yang ada di Cempedak Private Island, dinas pariwisata, masyarakat lokal dan sumber yang berkaitan dengan topik dan pokok bahasan pada penelitian. Selanjutnya, untuk sumber data sekunder diperoleh dari berbagai buku, jurnal, dokumen program, laporan kegiatan, referensi penelitian, serta sumber berita online dari internet yang dinilai relevan dan kredibel untuk menjadi sumber data dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan, observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Selanjutnya, proses kegiatan analisis data dilakukan setelah meninggalkan lapangan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif, yang terdiri dari tiga alur kegiatan, yaitu mengkondensasi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menggunakan SDM pariwisata lokal Cempedak Private Island mendukung pengembangan dan pemberdayaan masyarakat lokal dengan memberikan kesempatan kerja. Selanjutnya, dengan menggunakan SDM lokal dapat membantu menjaga keberlanjutan lingkungan dan mengurangi dampak yang diakibatkan oleh mobilitas SDM. Kemudian, dengan menggunakan SDM lokal dapat meningkatkan kualitas pelayanan, karena SDM lokal memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang budaya lokal sehingga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan tamu.Item Pengembangan Daya Tarik Wisata berbasis Ekowisata di Kawasan Toba Caldera Resort, Kabupaten Toba(2019) SARMOKO SARIDI; Edwin Rizal; Evi NoviantiDampak dari pariwisata masal mengakibatkan degradasi lingkungan, konflik lahan, kesenjangan kebocoran ekonomi, komersialisasi dan pergeseran budaya lokal. Ekowisata menjadi cara untuk menjaga lingkungan, budaya serta kebermanfaatan bagi masyarakat lokal. Ekowisata adalah bagian dari pariwisata berkelanjutan terdiri dari budaya, pemberdayaan masyarakat lokal, dan wisata alam yang bertujuan untuk melestarikan keanekaragam hayati, mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi daya tarik wisata, peluang investasi, hambatan, serta peran pentahelix dalam pengembangan daya tarik wisata berbasis ekowisata di Kawasan Toba Caldera Resort, Kabupaten Toba. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif pendekatan kualitatif. Sumber data diperoleh dari informan, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil pengumpulan data dianalisis menggunakan triangulasi data dengan Analisis model interaksi. Pada tahap analisis data menggunakan persepsi pengelola dan stakeholder. Hasil penelitian menunjukkan banyak potensi daya tarik wisata dan peluang investasi untuk dieksplorasi. Dibutuhkan sinergitas pentahelix antara pemerintah, akademisi, media,pengelola destinasi dan masyarakat untuk mewujudkan Kawasan Toba Caldera Resort sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan berbasis ekowisata.Item PENGEMBANGAN MUSEUM RAMAH WISATAWAN TUNANETRA DI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA KOTA BANDUNG(2023-02-13) WILLIONEL DHIMAS FERNANDO; Edwin Rizal; Tidak ada Data DosenMuseum menyimpan benda-benda bersejarah. Benda-benda tersebut menjadi atraksi wisata bagi museum. Namun, atraksi wisata museum akan sulit untuk dinikmati bagi penyandang tunanetra jika museum belum dapat diakses oleh wisatawan tunanetra. Pada penelitian ini dibahas pengembangan museum ramah tunanetra. Penelitian ini dilakukan di Museum Konperensi Asia Afrika di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan tunanetra menikmati atraksi museum dengan dua cara, yaitu mendengar dan menyentuh. Informasi akan diterima dari edukator museum melalui narasi-narasi mengenai objek visual museum. Kemudian untuk menambah informasi, wisatawan tunanetra dapat menyentuh objek visual tersebut. Wisatawan tunanetra juga dapat menonton film di Museum Konperensi Asia Afrika sehingga dibutuhkannya peran visual reader untuk menjelaskan film tersebut kepada wisatawan tunanetra. Aksesibilitas yang perlu dikembangkan di Museum Konferensi Asia Afrika adalah ubin pemandu, tulisan Braille, dan media audio, serta edukator museum yang dapat mendampingi tunanetra secara khusus. Amenitas museum berupa toilet dan musala. Diperlukan ubin pemandu untuk menuju ke toilet dan musala serta penjelasan mengenai posisi benda-benda yang ada di kedua amenitas tersebut. Khusus di musala perlu adanya petunjuk untuk menentukan saf salat dan arah kiblat.Item Pengembangan Wisata Sejarah dan Warisan Budaya di Desa Wisata Lalang Kabupaten Belitung Timur(2023-10-03) WAHYUNI PRATIWI NINGSIH; Edwin Rizal; Ute Lies Siti KhadijahDesa Wisata Lalang merupakan desa yang menjadi saksi kesuksesan perusahaan timah milik Kerajaan Belanda ketika masih menguasai Indonesia. Desa ini juga dikenal akan kekayaan warisan budayanya. Kekayaan warisan budaya inilah yang perlu dikenalkan kepada masyarakat luas, dalam hal ini wisatawan. Akan tetapi, perluya pengembangan yang lebih lanjut pada kekayaan budaya tersebut. Oleh karena itu, nilai sejarah dan warisan budaya tersebut dapat dikembangkan menjadi suatu daya tarik wisata dengan prinsip pariwisata berkelanjutan sehingga dapat dinikmati tanpa menghilangkan esensi asli dari nilai sejarah dan warisan budaya tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan berfokus pada tiga hal: (1) produk budaya yang ada di Desa Lalang; (2) daya dukung nilai sejarah dan warisan budaya terhadap pariwisata; (3) elaborasi prinsip pariwisata berkelanjutan terhadap pengembangan wisata sejarah dan warisan budaya. Untuk mendalami ketiga fokus penelitian tersebut, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Produk budaya yang menjadi prioritas pengembangan adalah kesenian Hadrah, kesenian Antu Bubu, dan Napak Tilas Perusahaan Timah,, meski di Desa Wisata Lalang masih terdapat produk budaya lainnya; (2) Nilai sejarah dan warisan budaya di Desa Lalang dapat mendukung kegiatan pariwisata dalam sektor konservasi nilai sejarah dan warisan budaya, membantu perekonomian masyarakat lokal, dan membuka lowongan untuk berbisnis bagi pelaku usaha; (3) prinsip pariwisata yang dapat diterapkan bagi pengembangan wisata sejarah dan warisan budaya adalah prinsip partisipasi, prinsip keikutsertaan para pelaku, prinsip daya dukung, prinsip pelatihan, dan prinsip promosi. Tidak menutup kemungkinan pula bahwa prinsip pariwisata berkelanjutan yang lainnya dapat dielaborasi di masa yang akan datang.Item PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH(2022-01-06) RIFQI ASYARI; Rusdin; Tidak ada Data DosenKajian pemberdayaan di bidang pariwisata kebanyakan di dominasi untuk menganalisa peran serta partisipasi masyarakat secara kualitatif, padahal peran pemangku kepentingan yang melaksankan pemberdayaan tidak kalah penting untuk diteliti. Sejatinya, pelaksanaan pariwisata berkelanjutan terwujud bilamana intergarsi antara peran pemangku kepentingan serta pemberdayaan masyarakat terwujud. Desa Wisata tidak hanya menjadi sebuah program namun juga wadah terwujudnya integrasi multisektor. Penelitian ini dibuat dengan menelaah model dari tiga variable yang ada yaitu peran pemangku kepentingan, pemberdayaan masyarakat dan pariwisata berkelanjutan. Metode yang dipergunakan merupakan survei penjelasan (Explanatory Survey Method) dengan pengujian hipotesis inferensial/verifikasi dengan Structural Equation Modeling (SEM). Subjek penelitian ini merupakan perwakilan dari pemangku kepentingan yang tersebar di 27 desa wisata di Kabupaten Pemalang. Objek penelitian ini merupakan pariwisata berkelanjutan dalam aspek lingkungan, aspek sosial, dan aspek ekonomi. Peran pemangku kepentingan menjadi salah satu objek penelitian dalam hal ini keterkaitan pemerintah, keterkaitan swasta dan keterkaitan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dalam hal ini menjadi salah satu objek penelitian dalam aspek fungsi pemberdayaan atau pendampingan pariwisata. Hasil penelitian menyebutkan bahwa hakekatnya ketiga variabel; peran pemangku kepentingan, pemberdayaan masyarakat, dan pariwisata berkelanjutan saling berhubungan secara positif sehingga membentuk siklus efektif yang dapat dilakukan dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan.Item STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA ALAM YANG BERKELANJUTAN DI SITU CILEUNCA, KABUPATEN BANDUNG(2017) FRIEDMAN CARLYO MANALU; Ute Lies Siti Khadijah; Tidak ada Data DosenPariwisata merupakan salah satu industri unggulan yang berekspansi dan dan mengalami diversifikasi berkelanjutan (Kemenpar, 2016), oleh sebab itu Situ Cileunca yang berada di wilayah Kabupaten Bandung, harus memiliki acuan dan strategi yang memaksimalkan produk wisatanya dengan sesusai prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan. Saat ini Situ Cileunca sebagai daya tarik wisata alam, belum memaksimalkan potensi alam yang ada disekitarnya, dan belum meningkatkan kualitas produk wisata alam yang sudah ada menjadi lebih berkelanjutan, sehingga menjadikan kawasan ini daerah tujuan wisata alam yang tidak begitu dilirik dikalangan wisatawan yang berkunjung ke wilayah Bandung Selatan. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis meneliti setiap permasalahan yang ada, dan kemudian menyusun dan merancangkan strategi pengembangan daya tarik wisata yang berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (Mix Methods), dengan menggambungkan konsep analisis 4A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas dan Ancillary) (Kemenpar, 2017) dengan indikator pariwisata berkelanjutan (UNWTO, 2011), yang selanjutnya disempurnakan dengan analisis SWOT untuk mendapatkan strategi pengembangan wisata alam yang berkelanjutan. Dari hasil studi yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa Situ Cileunca memiliki potensi wisata alam dengan atraksi wisata air dan olahraga. Berdasarkan analisis produk wisata, Situ Cileunca secara umum memiliki produk wisata yang baik, namun secara prinsip pariwisata berkelanjutan masih cukup berkembang, dan untuk usulan strategi prioritas berdasarkan analisis SWOT, Situ Cileunca memiliki hasil diagram cartesiu yang berada diposisi rapid growth strategy, atau pendekatan strategi yang harus segera dilakukan (Urgent), maka dari hasil tersebut terpilihlah strategi S-O (Strengths - Opportunities) yang mengkombinasikan kekuatan dan peluang dengan rekomendasi strategi berupa pengembangan wisata air dan olahraga, membangun jaringan dengan wisata lain, bekerjasama dengan agen perjalanan, dan membuat website khusus.Item Strategi Promosi Pariwisata Kabupaten Purwakarta melalui Media Sosial Instagram dengan Studi Kasus Promosi destinasi wisata Kabupaten Purwakarta oleh akun Instagram @urangpurwakarta(2020-12-14) GHEYA MADINATU SJAIDA; Ute Lies Siti Khadijah; Evi NoviantiGheya Madinatu Sjaida, 250720180508, 2020 "Strategi Promosi Pariwisata Kabupaten Purwakarta melalui Media Sosial Instagram dengan Studi Kasus Promosi destinasi wisata Kabupaten Purwakarta oleh akun Instagram". dibimbing oleh Dr, Ute Lies Siti Khadijah, S.Sos.,M.Si, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Dr.Evi Novianti,M.Si, sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Program Magister Ilmu Pariwisata Berkelanjutan Universitas Padjadjaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana strategi promosi parowosata di Kabupaten Purwakarta melalui media sosial, pada pelaksanaannya promosi melalui media sosial dilakukan dengan menggandeng akun instragram diluar akun resmi pemerintah, Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu cara agar sebaran informasi mengenai promosi pariwisata jauh lebih menyeluruh. Dengan memanfaatkan akun dengan engagement followers yang tinggi. Hasil dari penelitian ini adalah kerjasama yang dilakukan dengan akun @urangpurwakarta sebagai media promosi, @urangpurwakarta memiliki tampilan yang sangat anak muda, energik dan hasil dari sebagaran informasinya dapat dilihat dari tinggi jumlah engagement yang di hasilkan dari setiap postingan akun tersebut.