Pariwisata Keberlanjutan (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Pariwisata Keberlanjutan (S2) by Author "Ute Lies Siti Khadijah"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item MODEL PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS MASYARAKAT DI DESA KERTAYASA KECAMATAN CIJULANG KABUPATEN PANGANDARAN(2020-12-27) RIFKI RAHMANDA PUTRA; Ute Lies Siti Khadijah; Tidak ada Data DosenPengembangan desa wisata berbasis masyarakat merupakan modal penting dalam pembangunan berkelanjutan. Tujuan utama penelitian ini yaitu menganalisis model pengembangan desa wisata berbasis masyarakat di Desa Wisata Kertayasa, yang diasumsikan sebagai desa percontohan atas peran serta masyarakatnya yang berhasil menjadikan desanya sebagai desa wisata terbaik pada tingkat nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-method dengan desain concurrent triangulation. Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan kepada informan yang dipilih secara purposive sampling yaitu unsur Pemerintah Desa Kertayasa, Badan Usaha Milik Desa Guha Bau, dan Dinas Pariwisata Kebudayaan Pangandaran untuk menggali informasi terkait gambaran umum pengembangan desa wisata berbasis masyarakat di Desa Kertayasa. Wawancara ahli dari kalangan praktisi, akademisi, dan komunitas pariwisata juga dilakukan untuk triangulasi data. Sedangkan pengambilan data kuesioner dan wawancara dilakukan secara pararel terhadap 98 sampel responden yang merupakan masyarakat setempat untuk menganalisis persepsi mereka terhadap pemberdayaan masyarakat. Data kualitatif pada penelitian ini dianalisis dengan model interaktif dan data kuantitatif dianalisis dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan model pengembangan desa wisata berbasis masyarakat terbagi ke dalam empat komponen yaitu 1) Kebijakan perencanaan dan pengembangan desa wisata, 2) Sumber daya inti dan atraktor desa wisata, 3) Manajemen desa wisata, dan 4) Faktor pendukung yang saling terintegrasi dengan fungsi proses pemberdayaan masyarakat. Refocusing program pemberdayaan masyarakat pada tatanan individu perlu dilakukan untuk pemerataan pengembangan desa wisata. Dengan tersusunnya model tersebut, diharapkan dapat menjadi pedoman bagi calon desa wisata lainnya dalam merintis pengembangan pariwisata berkelanjutan melalui pemberdayaan masyarakat.Item Pengembangan Wisata Sejarah dan Warisan Budaya di Desa Wisata Lalang Kabupaten Belitung Timur(2023-10-03) WAHYUNI PRATIWI NINGSIH; Edwin Rizal; Ute Lies Siti KhadijahDesa Wisata Lalang merupakan desa yang menjadi saksi kesuksesan perusahaan timah milik Kerajaan Belanda ketika masih menguasai Indonesia. Desa ini juga dikenal akan kekayaan warisan budayanya. Kekayaan warisan budaya inilah yang perlu dikenalkan kepada masyarakat luas, dalam hal ini wisatawan. Akan tetapi, perluya pengembangan yang lebih lanjut pada kekayaan budaya tersebut. Oleh karena itu, nilai sejarah dan warisan budaya tersebut dapat dikembangkan menjadi suatu daya tarik wisata dengan prinsip pariwisata berkelanjutan sehingga dapat dinikmati tanpa menghilangkan esensi asli dari nilai sejarah dan warisan budaya tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan berfokus pada tiga hal: (1) produk budaya yang ada di Desa Lalang; (2) daya dukung nilai sejarah dan warisan budaya terhadap pariwisata; (3) elaborasi prinsip pariwisata berkelanjutan terhadap pengembangan wisata sejarah dan warisan budaya. Untuk mendalami ketiga fokus penelitian tersebut, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Produk budaya yang menjadi prioritas pengembangan adalah kesenian Hadrah, kesenian Antu Bubu, dan Napak Tilas Perusahaan Timah,, meski di Desa Wisata Lalang masih terdapat produk budaya lainnya; (2) Nilai sejarah dan warisan budaya di Desa Lalang dapat mendukung kegiatan pariwisata dalam sektor konservasi nilai sejarah dan warisan budaya, membantu perekonomian masyarakat lokal, dan membuka lowongan untuk berbisnis bagi pelaku usaha; (3) prinsip pariwisata yang dapat diterapkan bagi pengembangan wisata sejarah dan warisan budaya adalah prinsip partisipasi, prinsip keikutsertaan para pelaku, prinsip daya dukung, prinsip pelatihan, dan prinsip promosi. Tidak menutup kemungkinan pula bahwa prinsip pariwisata berkelanjutan yang lainnya dapat dielaborasi di masa yang akan datang.Item STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA ALAM YANG BERKELANJUTAN DI SITU CILEUNCA, KABUPATEN BANDUNG(2017) FRIEDMAN CARLYO MANALU; Ute Lies Siti Khadijah; Tidak ada Data DosenPariwisata merupakan salah satu industri unggulan yang berekspansi dan dan mengalami diversifikasi berkelanjutan (Kemenpar, 2016), oleh sebab itu Situ Cileunca yang berada di wilayah Kabupaten Bandung, harus memiliki acuan dan strategi yang memaksimalkan produk wisatanya dengan sesusai prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan. Saat ini Situ Cileunca sebagai daya tarik wisata alam, belum memaksimalkan potensi alam yang ada disekitarnya, dan belum meningkatkan kualitas produk wisata alam yang sudah ada menjadi lebih berkelanjutan, sehingga menjadikan kawasan ini daerah tujuan wisata alam yang tidak begitu dilirik dikalangan wisatawan yang berkunjung ke wilayah Bandung Selatan. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis meneliti setiap permasalahan yang ada, dan kemudian menyusun dan merancangkan strategi pengembangan daya tarik wisata yang berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (Mix Methods), dengan menggambungkan konsep analisis 4A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas dan Ancillary) (Kemenpar, 2017) dengan indikator pariwisata berkelanjutan (UNWTO, 2011), yang selanjutnya disempurnakan dengan analisis SWOT untuk mendapatkan strategi pengembangan wisata alam yang berkelanjutan. Dari hasil studi yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa Situ Cileunca memiliki potensi wisata alam dengan atraksi wisata air dan olahraga. Berdasarkan analisis produk wisata, Situ Cileunca secara umum memiliki produk wisata yang baik, namun secara prinsip pariwisata berkelanjutan masih cukup berkembang, dan untuk usulan strategi prioritas berdasarkan analisis SWOT, Situ Cileunca memiliki hasil diagram cartesiu yang berada diposisi rapid growth strategy, atau pendekatan strategi yang harus segera dilakukan (Urgent), maka dari hasil tersebut terpilihlah strategi S-O (Strengths - Opportunities) yang mengkombinasikan kekuatan dan peluang dengan rekomendasi strategi berupa pengembangan wisata air dan olahraga, membangun jaringan dengan wisata lain, bekerjasama dengan agen perjalanan, dan membuat website khusus.Item Strategi Promosi Pariwisata Kabupaten Purwakarta melalui Media Sosial Instagram dengan Studi Kasus Promosi destinasi wisata Kabupaten Purwakarta oleh akun Instagram @urangpurwakarta(2020-12-14) GHEYA MADINATU SJAIDA; Ute Lies Siti Khadijah; Evi NoviantiGheya Madinatu Sjaida, 250720180508, 2020 "Strategi Promosi Pariwisata Kabupaten Purwakarta melalui Media Sosial Instagram dengan Studi Kasus Promosi destinasi wisata Kabupaten Purwakarta oleh akun Instagram". dibimbing oleh Dr, Ute Lies Siti Khadijah, S.Sos.,M.Si, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Dr.Evi Novianti,M.Si, sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Program Magister Ilmu Pariwisata Berkelanjutan Universitas Padjadjaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana strategi promosi parowosata di Kabupaten Purwakarta melalui media sosial, pada pelaksanaannya promosi melalui media sosial dilakukan dengan menggandeng akun instragram diluar akun resmi pemerintah, Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu cara agar sebaran informasi mengenai promosi pariwisata jauh lebih menyeluruh. Dengan memanfaatkan akun dengan engagement followers yang tinggi. Hasil dari penelitian ini adalah kerjasama yang dilakukan dengan akun @urangpurwakarta sebagai media promosi, @urangpurwakarta memiliki tampilan yang sangat anak muda, energik dan hasil dari sebagaran informasinya dapat dilihat dari tinggi jumlah engagement yang di hasilkan dari setiap postingan akun tersebut.