Ekonomi (S3)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ekonomi (S3) by Author "Kodrat Wibowo"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
Item DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA(2019-11-29) MOCHAMAD RIAN MURTIADI; Bagdja Muljarijadi; Kodrat WibowoABSTRAK Pada level negara, beberapa penelitian diantaranya oleh Mefteh dan Benhassen (2015), Mahony dan Vecchi (2002), dan Meijers (2012) telah membuktikan bahwa TIK berkontribusi positif pada peningkatan produk domestik bruto. Ding dan Haynes (2006) menyatakan bahwa perbedaan dalam infrastruktur telekomunikasi berpengaruh thd pertumbuhan ekonomi provinsi di Tiongkok. Di level industri, penelitian oleh Sikles, Kayis dan Gurel (2017) menemukan bahwa sektor manufaktur yang menggunakan TIK di Turki memiliki produktifitas yang lebih besar dibandingkan yang tidak menggunakan TIK. Penelitian ini ingin membuktikan bagaimana pengaruh teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia di Indonesia dimana tingkat penggunaan TIK-nya berbeda-beda antar provinsi. Dengan dataset yang terdiri atas 33 provinsi pada kurun waktu 2012 – 2015, menggunakan model fixed effect dapat dibuktikan secara ekonometrik bahwa ICT, baik dalam bentuk variabel Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IPTIK) maupun dalam bentuk jumlah rumah tangga (persentase) pengguna internet dalam 3 (tiga) bulan terakhir, merupakan salah satu variabel yang berpengaruh signifikan pada pertumbuhan ekonomi daerah. Variabel lain yang juga berpengaruh signifikan adalah pengeluaran pemerintah provinsi, kapital (pembentukan modal tetap bruto - PMTB). Dalam konteks pembangunan manusia di provinsi-provinsi (direpresentasikan dengan Indeks Pembangunan Manusia – IPM), TIK melalui variabel IPTIK juga berpengaruh signifikan terhadap pembangunan manusia di provinsi-provinsi di Indonesia. Variabel-variabel ekonomi lainnya yang juga turut berpengaruh signifikan adalah pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dan pendidikan, pendidikan, jumlah penduduk miskin dan juga pertumbuhan ekonomi yang dipengaruhi TIK. Model Growth Accounting telah menunjukkan dan membuktikan bahwa input faktor yang terbesar memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi regional selama periode penellitian adalah kapital (43,48%), pengeluaran pemerintah (35,40), total faktor produktifitas (9,73%), tenaga kerja (8,23%) dan TIK (3,16%).Item Dinamika Cicilan Pokok dan Bunga Utang Pemerintah dan Implikasinya Terhadap Keberlanjutan Fiskal di Indonesia(2017-03-10) HADY SUTJIPTO; Kodrat Wibowo; Ferry HadiyantoPengelolaan utang merupakan bagian dari Kebijakan Fiskal sebagai konsekuensi dari postur APBN yang mengalami defisit. Kondisi utang pemerintah Indonesia hingga saat ini terus meningkat dan tentunya akan membebani APBN dengan meningkatnya pembayaran cicilan pokok utang dan bunga setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model determinan cicilan pokok dan cicilan bunga utang pemerintah serta mengembangkan model pengelolaan keberlanjutan fiskal (fiscal sustainaibility). Metode yang digunakan yaitu ordinary least square (OLS) dengan data time series dari tahun 1980-2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Keseimbangan primer berpengaruh negatif dan tidak signifikan, penarikan utang baru dan nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap total cicilan pokok utang pemerintah. (2) Elastisitas outstanding utang pemerintah berpengaruh positif dan signifikan, nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan, dan LIBOR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap total cicilan bunga utang pemerintah. (3) Total cicilan pokok dan total cicilan bunga berpengaruh positif dan tidak signifikan, sementara cadangan devisa dan pendapatan negara berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keberlanjutan fiskal di Indonesia.Item EFISIENSI PENGGUNAAN BELANJA SOSIAL TERHADAP PENCAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI, KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN KABUPATEN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT(2019-03-01) MOMON RIVAI; Kodrat Wibowo; Sutyastie SumitroPenelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dalam mengukur nilai efisiensi penggunaan belanja sosial terhadap pencapaian pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan serta ketimpangan pendapatan Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan hasil analisis, studi ini menunjukan bahwa Kota Depok dan Kota Cimahi mencapai skor efisiensi sempurna dibandingkan Kabupaten Kota lain sepanjang periode studi. Di sisi lain, penggunaan pendekatan estimated generalized least squared (EGLS) data panel dari 26 Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2010-2014 dalam studi ini menunjukan bahwa government size dan indeks pendidikan memiliki pengaruh signifikan dalam mendorong capaian skor efisiensi yang lebih baik. Selain itu, penggunaan belanja sosial yang lebih besar mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta menurunkan ketimpangan pendapatan secara efektif walaupun belanja sosial tidak menjalankan peran utamanya dalam mengurangi kemiskinan secara signifikan.Item Pengaruh Utang Luar Negeri Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi : Kasus Pada Empat Negara Asia Tenggara(2018-05-14) ELLY FARIANI; Kodrat Wibowo; Armida S. AlisjahbanaKawasan ASEAN merupakan salah satu kawasan paling dinamis, dengan kinerja pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Bahkan, dalam kurun tahun 1980 hingga pertengahan tahun 1990-an, kinerja pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN berada di atas 7 persen pertahun. Kinerja tinggi perekonomian ASEAN tersebut diyakini oleh banyak kalangan karena didorong oleh sumber daya publik baik dalam bentuk penanaman modal langsung (FDI) maupun utang publik (foreign debt), selain juga faktor perdagangan terbuka. Diantaranya, empat negara ASEAN memiliki kecenderungan tren rasio pertumbuhan utang publik terhadap pertumbuhan ekonomi yang hampir sama untuk periode 1981-2014, yaitu Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Philipina. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh utang pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi pada empat negara ASEAN tersebut. Disamping itu, penelitian ini juga akan menjawab pertanyaan, bagaimana pengaruh beberapa faktor ekonomi lainnya seperti: (i) derajat keterbukaan ekonomi; (ii) investasi; (iii) ketersediaan tenaga kerja; (iv) kualitas Sumber Daya Manusia; (v) kredit domestik ke sektor swasta, (vi) komposisi pasokan uang (money supply), dan (vii) penanaman modal langsung dari luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi pada negara-negara Asia Tenggara terpilih (Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand). Berdasarkan model yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa hubungan antara utang luar negeri pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi pada empat negara Asia Tenggara yang diteliti adalah non-linier dimana utang luar negeri pemerintah dapat memiliki kontribusi pada pertumbuhan ekonomi sampai pada titik optimum sebesar 35% sebelum akhirnya efek marginal terhadap pertumbuhan ekonomi menurun pada kisaran rasio utang luar negeri pemerintah terhadap PDB sebesar 35% -70%. Dengan kata lain, terdapat hubungan non-linear antara utang luar negeri pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan dari ke tujuh faktor determinan ekonomi yang diteliti, empat diantaranya berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu: investasi (gross capital formation), kredit domestik ke sektor swasta (Private Credit), komposisi pasokan uang (money supply), dan penanaman modal langsung dari luar negeri (foreign direct investment).Item PERAN PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT JENIS BELANJA BIDANG INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI INDONESIA(2016-11-18) BUSTAN; Kodrat Wibowo; Sutyastie SumitroPenelitian ini menganalisis peran pengeluaran pemerintah pusat bidang infrastruktur transportasi terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan. Dengan menggunakan metode eksplanatoris dan mengaplikasikan persamaan model panel rekursif dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) dengan tehnik Panel Corrected Standard Error (PCSE). Data yang digunakan panel data pada 33 provinsi di Indonesia untuk periode tahun 2006-2013. Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui (i) peran karakteristik regional mempengaruhi pengeluaran pemerintah pusat bidang infrastruktur transportasi darat, laut, udara (ii) peran pengeluaran pemerintah pusat bidang infrastruktur transportasi darat, laut, udara terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. (iii) peran pengeluaran pemerintah pusat bidang infrastruktur transportasi darat, laut, udara terhadap distribusi pendapatan di Indonesia Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) model pengeluaran transportasi; infrastruktur jalan berpengaruh positif dan signifikan, infrastruktur pelabuhan laut berpengaruh positif dan signifikan, infrastruktur bandara udara berpengaruh positif dan signifikan, density berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengeluaran pemerintah pusat bidang infrastruktur transportasi. (ii) model PDRB perkapita; pengeluaran pemerintah pusat bidang infrastruktur transportasi berpengaruh positif dan signifikan, infrastruktur jalan berpengaruh negatif dan signifikan, infrastruktur pelabuhan laut berpengaruh negatif dan signifikan, infrastruktur bandara udara berpengaruh negatif dan signifikan, belanja langsung berpengaruh positif dan signifikan, belanja tidak langsung berpengaruh positif dan tidak signifikan, peran pengeluaran pemerintah bidang infrastruktur transportasi pada 33 (tiga puluh tiga) provinsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB perkapita (iii) model distribusi pendapatan; pengeluaran pemerintah bidang infrastruktur transportasi, bantuan sosial dan perlindungan sosial berpengaruh negatif dan tidak signifikan, belanja pegawai berpengaruh positif dan signifikan, PDRB perkapita berpengaruh positif dan tidak signifikan, peran pengeluaran pemerintah pusat bidang infrastruktur transportasi 14 (empat belas) menurunkan ketimpangan pendapatan dan 19 (sembilan belas) provinsi meningkatkan ketimpangan pendapatan, sedangkan peran PDRB perkapita 8 (delapan) provinsi menurunkan ketimpangan pendapatan dan 24 (dua puluh empat) provinsi meningkatkan ketimpangan pendapatan. Kata kunci : pengeluaran pemerintah pusat bidang infrastruktur transportasi, pertumbuhan ekonomi, ketimpangan pendapatan, Ordinary Least Square (PCSE)Item THE LAND USE ANALYSIS OF OIL PALM PLANTATION TO INCREASE OF INCOME IN : EAST KALIMANTAN PROVINCE(2018-10-02) ALWI GASIM; Sutyastie Sumitro; Kodrat WibowoABSTRACT The development of oil palm plantation has been playing important roles in the economic development, which in turn increasing the income of rural community in East Kalimantan. However, this development will trigger the conversion of land function from forest and farming lands to oil palm plantations. This research applies unit analysis of sub-district/village in the region of East Kalimantan Province using pixel format (1 pixel was equivalent to 1.000 ha) through the process of geospatial model during the research period from 2000 to 2011. Secondary data were used in the process of regression model analysis of using OLS (Ordinary Least Square) and Probit Estimation to estimate the land use and the income of oil palm farmers. The results of model shows that (1) land use for oil palm plantation, has a significant positive correlation with variables, deforestation and the area of oil palm plantation, but the area of forest land cover has a negative correlation. The result also shows that there was a negative correlation between deforestation variable and forest variable. This was because not all of the lands used for plantation were derived from forest lands. (2) In terms of probit panel estimation model, it was found that there was a positive and significant effect of production oil palm plantation on expansion of oil palms and (3) income of households that have oil palm plantations. Forest land use and development needs to be controlled by taking economic factor into account; otherwise, it will give a negative impact on the income of the community. Keywords: Land use, oil palm. Sub-district/village, pixel, geospatial model, OLS (ordinary least square), Probit, DEFOR, FOR, PPSz, and income of households that have oil palm plantations.