Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik (Sp.)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik (Sp.) by Author "Irma Ruslina Defi"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item LATIHAN FUNGSI TANGAN MENGGUNAKAN PROTOKOL MODIFIED CONSTRAINT INDUCED MOVEMENT THERAPY DENGAN METODE PENYAMPAIAN DALAM DAN LUAR JARINGAN PADA PASIEN PASCASTROKE FASE SUBAKUT(2023-01-11) ERZA NURTRIANDARI; Irma Ruslina Defi; Farida ArisantiPendahuluan : Stroke merupakan penyakit yang menimbulkan gangguan fungsi tangan sehingga menyebabkan hendaya dan penghalang untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan bekerja. Strategi pemulihan fungsi tangan adalah dengan tatalaksana rehabilitasi yang berkesinambungan untuk memulihkan fungsi secara optimal. Salah satu intervensi yang dapat diberikan untuk meningkatkan kemampuan fungsi ekstremitas atas/tangan adalah teknik mCIMT (modified Constrain-Induced Movement Therapy). Telerehabilitasi merupakan layanan berkesinambungan yang dapat diberikan untuk meningkatkan aksesibilitas dan menjangkau pasien dengan keterbatasan akses pelayanan rawat jalan. Penelitian telerehabilitasi yang menggunakan intervensi mCIMT pada pasien pascastroke masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan fungsi tangan menggunakan protokol mCIMT dengan metode penyampaian dalam jaringan (telerehabilitasi) tidak berbeda dengan latihan fungsi tangan menggunakan protokol mCIMT dengan metode penyampain luar jaringan terhadap pemulihan fungsi tangan pada pasien pascastroke fase subakut. Metode : Sepuluh peserta dibagi ke dalam kelompok latihan daring (n=5) dan kelompok latihan luring (n=5). Kedua kelompok mendapatkan program latihan fungsi tangan selama 6 minggu yang terdiri dari latihan dengan terapis okupasi 3 kali seminggu, durasi 1 jam per sesi, dan mCIMT dengan merestriksi tangan sehat selama 5 jam sehari, 5 hari seminggu. Kelompok latihan daring mendapatkan latihan dengan terapis okupasi melalui gawai dengan menggunakan video call. Dilakukan penilaian sebelum dan sesudah latihan menggunakan FMA-UE dan WMFT. Temuan : Tidak terdapat perbedaan bermakna pada nilai FMA-UE dan WMFT antar kedua kelompok (p>0.05). Terdapat peningkatan pemulihan fungsi tangan secara bermakna (p<0.05) berdasarkan penilaian FMA-UE dan WMFT pada masing-masing kelompok. Diskusi : Tidak terdapat perbedaan bermakna pemulihan fungsi tangan pada pasien stroke fase subakut yang mendapatkan latihan menggunakan protokol mCIMT dengan metode penyampaian dalam dan luar jaringan.Item Pengaruh Latihan Aerobik Intradialisis terhadap Peningkatan Adekuasi Hemodialisis dan Performa Fisik Penderita Penyakit Ginjal Kronik(2023-01-12) NUR RUSYDAH HAMMAM; Novitri; Irma Ruslina DefiPendahuluan: Miopati uremikum terjadi pada 60-75% penderita Penyakit Ginjal Kronis (PGK) yang menjalani hemodialisis, memicu penurunan kekuatan otot sehingga turut menyebabkan penurunan performa fisik. Meningkatkan adekuasi hemodialisis bermanfaat untuk mengurangi dampak uremia terhadap otot. Latihan aerobik intradialisis pada penderita PGK yang menjalani hemodialisis 3 kali per minggu telah terbukti meningkatkan adekuasi hemodialisis dan performa fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan aerobik intradialisis terhadap peningkatan adekuasi hemodialisis dan performa fisik penderita PGK yang menjalani hemodialisis 2 kali per minggu. Metode: Tiga puluh empat peserta (rerata±SD, usia 42.32±6.25 tahun) yang menjalani hemodialisis rutin (median 32.00, kisaran 8.00-65.00 bulan) diacak ke dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan menjalani hemodialisis rutin dan latihan aerobik intradialisis intensitas sedang (RPE 12-13) selama 8 minggu, 2 kali per minggu, dimulai dengan durasi 30 menit, setelah minggu keempat ditingkatkan 5 menit setiap 2 minggu, sedangkan kelompok kontrol menjalani hemodialisis rutin tanpa latihan fisik. Dilakukan penilaian adekuasi hemodialisis (Kt/V) dan pengukuran performa fisik dengan Short Physical Performance Battery (SPPB) sebelum dan sesudah intervensi. Temuan: Tidak terdapat peningkatan Kt/V pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol (berturut-turut 1.98±0.16 vs 1.90±0.19, p=0.205). Total skor SPPB meningkat pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol (berturut-turut 11.71±0.59 vs 10.12±1.80, p=0.002). Kesimpulan: Latihan aerobik intradialisis belum efektif dalam meningkatkan adekuasi hemodialisis namun efektif meningkatkan performa fisik pada penderita PGK yang menjalani hemodialisis 2 kali per minggu. Kata kunci: adekuasi hemodialisis, hemodialisis, latihan aerobik intradialisis, penyakit ginjal kronis, performa fisik.