Radiologi Kedokteran Gigi (Sp.)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Radiologi Kedokteran Gigi (Sp.) by Author "Belly Sam"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item Akurasi Aplikasi Artificial Intelligence untuk Menegakkan Radiodiagnosis Lesi Radiolusen Odontogenik: Scoping Review(2023-07-13) M RAKHMAT ERSYAD MUCHLIS; Belly Sam; Ria NoerianingsihABSTRAK Pendahuluan: Lesi radiolusen odontogenik terdiri dari sekelompok entitas patologis yang ditandai dengan berbagai gejala klinis, gambaran radiograf dan histologi. Lesi radiolusen odontogenik sering ditemukan dan paling umum. Hingga saat ini penulis belum menemukan publikasi artikel tentang akurasi dari teknik Artificial Intelligence (AI) untuk diagnosa otomatis lesi radiolusen odontogenik. Tujuan dari scoping review ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat akurasi aplikasi penggunaan AI dalam mendiagnosa lesi radiolusen odontogenik. Metode: Penelitian ini merupakan scoping review dilakukan sesuai dengan PRISMA Extension for Scoping Reviews (PRISMA-ScR). Pencarian dalam penelitian ini menggunakan "Boolean Operators", yaitu metode pencarian artikel dengan menggabungkan dua kata atau lebih menggunakan "AND", "OR", dan "NOT". Pencarian literatur dilakukan pada database PubMed NCBI, Science Direct, EuropePMC, dan Scopus dengan kata kunci "(((artificial intelligence) AND (diagnostic)) AND (dental) AND (((CBCT) OR (panoramic)) OR (dental radiography))". Hasil: Berdasarkan hasil penelusuran artikel pada keempat database menggunakan kata kunci yang sudah ditentukan, ditemukan 741 artikel pada tahap penelurusan awal. Terdapat 19 studi yang menggunakan AI untuk menegakkan diagnosis, lesi radiolusen odontogenik. Simpulan: Aplikasi AI terbukti memiliki akurasi tinggi dalam mendiagnosa lesi radiolusen odontogenik. Namun, pengembangan model AI dimasa mendatang untuk mendiagnosa lesi radiolusen odontogenik dalan praktis klinis, diperlukan ketersediaan bigdata radiograf lesi radiolusen odontogenik, sumber daya komputasi, dan waktu serta melibatkan peneliti interdisiplin untuk melakukan kolaborasi penelitian. Kata kunci: Lesi radiolusen odontogenik, Artificial intelligence, AkurasiItem Estimasi Usia Kronologis Berdasarkan Rasio Volume Pulpa dan Gigi Pada Gigi Kaninus Rahang Atas Menggunakan CBCT(2023-07-13) KHAMILA GAYATRI ANJANI; Fahmi Oscandar; Belly SamPendahuluan: Estimasi usia manusia melalui gigi adalah salah satu metode penghitungan usia dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan penuaan gigi yang dapat diterapkan baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Odontoblast menghasilkan dentin sekunder di area dinding pulpa sehingga menyebabkan berkurangnya volume ruang pulpa, yang dapat digunakan sebagai indikator untuk estimasi usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rasio volume pulpa dan gigi pada gigi kaninus dengan menggunakan CBCT untuk mengembangkan metode estimasi umur. Metode: Rancangan penelitian ini adalah analitik dengan observasi pada sampel yang dilakukan secara cross-sectional menggunakan rasio volume pulpa dan gigi melalui radiograf CBCT dari tahun 2018-2022 dengan total gigi kaninus maksila sebanyak 79 gigi yang terdiri dari 79 gigi perempuan dan 79 gigi laki-laki, dengan rentang usia 20-50 tahun, sampel dalam keadaan sehat dan tidak memiliki kelainan secara patologis, foramen apikal tertutup dan tidak menggunakan piranti cekat maupun prostetik. File CBCT 3D dalam bentuk DICOM diproses melalui ITK-SNAP untuk pengukuran volume pulpa dan gigi. Pengukuran dilakukan dua kali, pada volume pulpa dan volume gigi. Analisis regresi linear dilakukan untuk melihat reliabilitas perhitungan rasio volume pulpa dan gigi untuk memprediksi usia manusia.Item Perbedaan Morfometri Kondilus Pada Sendi Temporomandibula Antara Pasien Tidak Bergigi Posterior Unilateral dan Bilateral ditinjau dari Radiograf Panoramik digital(2020-01-21) SISKA DAMAYANTI SAIFUDDIN; Ria Noerianingsih; Belly SamPerubahan morfometri kondilus (tinggi dan lebar kepala kondilus) akibat gangguan fungsional kehilangan gigi posterior terutama gigi molar baik unilateral dan bilateral dapat mengurangi efisiensi pengunyahan, menimbulkan tekanan yang lebih besar pada sendi temporomandibula. Selain faktor kehilangan gigi posterior, faktor usia dan jenis kelamin juga dapat mempengaruhi perubahan morfometri kondilus dan morfometri mandibula secara keseluruhan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan morfometri kondilus pada sendi temporomandibula antara pasien tidak bergigi posterior (molar) unilateral dan bilateral ditinjau dari radiografi panoramik digital di Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi RSGM UNPAD. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif analitik. Subjek penelitian adalah radiograf panoramik digital yang berasal pasien dengan kondisi klinis kehilangan minimal 2 gigi molar unilateral dan bilateral, termasuk gigi molar tiga yang hilang atau impaksi di Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi RSGM UNPAD. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh masing-masing 20 radiograf panoramik pada unilateral dan bilateral. Hasil penelitian menunjukkan tinggi kepala kondilus lebih besar pada laki-laki kelompok usia 36-45 tahun tidak bergigi unilateral, sedangkan lebar kepala kondilus lebih besar pada kelompok tidak bergigi bilateral di usia yang sama. Simpulannya, tinggi kepala kondilus lebih besar pada kelompok pasien tidak bergigi posterior unilateral, sedangkan lebar kepala kondilus lebih besar terdapat pada kelompok pasien tidak bergigi bilateral dan tidak terdapat perbedaan besar morfometri kepala kondilus pada sendi temporomandibula antara pasien tidak bergigi posterior (molar) unilateral dan bilateral.Item Radioidentifikasi Luas Dentin Gigi Molar Pertama Dan Ke-Dua Mandibula Pada Radiograf Panoramik Untuk Estimasi Usia Manusia(2022-07-12) INDRI KUSUMADEWI; Belly Sam; SuhardjoTujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara usia kronologis dengan luas dentin gigi molar pertama dan molar kedua mandibula serta memperoleh formula regresinya yang berguna sebagai estimasi usia manusia. Metode: Rancangan penelitian ini adalah deskripsi korelasi cross-sectional dari 195 gigi molar pertama dan 195 gigi molar ke-dua mandibula pada radiograf panoramik dari data di Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi RSGM Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia tahun 2019-2021. Sampel diambil dengan metode purposive non-random sampling dengan kriteria radiograf yang mencitrakan gigi molar pertama dan ke-dua mandibula yang telah erupsi sempurna dengan foramen apikal yang telah menutup. Kriteria inklusi: usia 14-50 tahun dan kualitas radiograf yang baik. Pencitraan dari salah satu gigi molar pertama atau kedua mandibula, memiliki lesi patologis pada mahkota sampai dengan akar gigi, pencitraan gigi yang tumpang tindih satu sama lain dan perbedaan jenis kelamin dieksklusikan. Sampel diukur luas dentinnya dari titik terluar dentino-enamel-junction (DEJ) mahkota gigi dan cemento-dentino-junction (CEJ) pada akar gigi dalam milimeter (mm) menggunakan software ImageJ. Hasil: Terdapat korelasi positif antara usia kronologis manusia dengan luas dentin gigi molar pertama (r= 0.861) dan usia kronologis dengan gigi molar kedua (r= 0.781). Formula regresi estimasi usia yang diperoleh pada molar pertama adalah: usia= 4.281+20.192 X luas dentin molar pertama (r2= 0.74; SEE= 3.085), dan untuk molar kedua, usia= -6.700 + 35.075 X luas dentin molar kedua (r2= 0.610; SEE= 3.789). Simpulan: Terdapat korelasi yang kuat antara usia kronologis manusia dengan luas dentin molar pertama mandibula dan usia kronologis dengan molar kedua mandibula. Formula estimasi usia dari molar pertama lebih baik dalam memprediksi usia dibandingkan dengan formula estimasi usia dari molar ke-dua.