S3 - Doktor
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S3 - Doktor by Author "Abdurrokhim"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item PERANAN KEGEMPAAN DALAM FENOMENA SEMBURAN LUMPUR DI WILAYAH SIDOARJO, JAWA TIMUR, INDONESIA(2017-10-10) KARYONO; Ildrem Syafri; AbdurrokhimErupsi spektakuler Lusi dimulai pada tanggal 29 Mei 2006 di timurlaut pulau Jawa, Indonesia, dan sampai saat ini masih aktif. Hasil-hasil dari penelitian yang pernah dilakukan belum dapat mengungkap secara tegas peranan kegempaan dalam fenomena semburan lumpur di wilayah Sidoarjo dan sekitarnya (daerah penelitian). Data primer kuantitatif yang diperoleh melalui observasi bawah permukaan dan observasi permukaan selanjutnya dianalisis untuk memperoleh pemahaman mengenai kegempaan, aktivitas erupsi Lusi dan hubungan antara kegempaan dengan erupsi Lusi. Daerah penelitian merupakan daerah seismik aktif dibuktikan dengan teridentifikasinya gempabumi mikro dan tremor. Gempabumi yang terjadi umunya mempunyai mekanisme sumber obligue strike-slip (sinistral) berarah timurlaut-baratdaya dan sebarannya bersesuain dengan aktivitas seismik Sesar Watukosek dan kompleks vulkanik yang bersebelahan. Model kecepatan gelombang seismik yang diperoleh memperlihatkan struktur kerak sederhana dengan kecepatan di permukaan 1,6 km/detik dan kecepatanya meningkat secara bertahap mencapai 7 km/detik pada kedalaman 20 km. Terdapat variasi lapisan kecepatan pada kedalaman dangkal (<11 km) yang mengindikasikan adanya perbedaan litologi berbagai formasi sedimen yang mengisi Basin Kendeng. Observasi visual dengan kamera terhadap Lusi menunjukan bahwa aktivitas erupsi Lusi dicirikan dengan siklus empat fase yang berulang secara konsisten yaitu 1). aktivitas gelembung regular, 2). geiser klastik, 3). geiser klastik disertai asap tebal yang tinggi, 4). fase tenang. Tremor yang terjadi di daerah Lusi disebabkan oleh aktivitas geiser yang terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal (sekitar 30 m). Perhitungan energi tremor menunjukan bahwa Lusi sekarang merupakan sistem yang stabil. Lusi merupakan contoh pertama suatu sedimentary-hosted hydrothermal system dengan aktivitas geiser yang didominasi meterial klastik.Item PREDIKSI TEKANAN PORI PADA FORMASI BATURAJA DAN TALANG AKAR SERTA MODEL GEOMEKANIKA DI LAPANGAN TAMBUN CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA(2020-10-03) ASEP MOHAMAD ISHAQ SHIDDIQ; Ildrem Syafri; AbdurrokhimLapangan Tambun merupakan lapangan minyak bumi yang sudah diproduksikan sejak tahun 1999 dari Formasi Baturaja. Untuk mempertahankan atau meningkatkan produksinya, maka salah satu strategi yang dilakukan adalah melakukan pengeboran sumur pengembangan dengan sumur vertikal, berarah atau horizontal. Pengeboran minyak dan gas bumi merupakan kegiatan yang beresiko dan biaya tinggi, sehingga memerlukan prediksi tekanan pori dan pemodelan geomekanika yang mendukung dalam meminimalisasi permasalahan pengeboran dan bisa dijadikan dasar untuk pembuatan program pengeboran. Model geomekanika 1D yang dibuat memperlihatkan hubungan overburden stress, tekanan pori, minimum horizontal stress, maximum horizontal stress dan tekanan collapse.. Dari model ini akan dianalisis bagaimana pengaruh tektonik dalam pembentukan tekanan pori pada Formasi Baturaja (BRF) dan Formasi Talang Akar (TAF). Tekanan pori prediksi untuk BRF menggunakan metode yang berbeda dengan TAF dimana BRF adalah formasi karbonat. Metode modifikasi kompresibilitas (Azadpour et al, 2015) dipakai untuk memprediksi tekanan pori di BRF. Equivalent Depth Method (EDM), Eaton (1972) dan Ratio digunakan untuk prediksi tekanan pori di TAF. Deteksi ekspansi fluida pada Formasi BRF dan Formasi TAF adalah salah satu tujuan dalam penelitian ini. Hal ini memberikan informasi tentang faktor lain dalam pembentukan tekanan pori di formasi tersebut. Dengan menggunakan data 5 sumur penelitian akan dideteksi keberadaan ekspansi fluida di formasi ini. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa disequilibrium compaction adalah faktor utama pembentuk tekanan pori abnormal di Formasi Baturaja dan Formasi Talang Akar. Nilai ekponen metode Azadpour untuk Formasi BRF adalah &=0,82 dan pengaruh tektonik adalah kecil terhadap terbentuknya tambahan tekanan pori di Formasi BRF dan Formasi TAF. Dengan cara konvensional, besarnya pengaruh tektonik diperkirakan dengan membandingkan prediksi minimum horizontal stress dengan data Leak Off Test (LOT) dimana hasil validasi menujukkan perbedaan yang tidak terlalu signifikan (Pff:50–500 psi). Selain itu, dalam penelitian ini dibuktikan juga bahwa ekspansi fluida di BRF dan TAF tidak terjadi. Hasil plot sonic log dengan densitas shale pada 5 sumur yang diteliti menunjukkan bahwa penyebab overpressure adalah disequilibrium compaction. Data X-Ray Diffraction (XRD) di BRF menyatakan bahwa komposisi smectite dan illite sangat kecil. Temperatur tertinggi rata-rata di sumur adalah 80 C, sehingga pengaruh clay diagenesis adalah kecil. Verifikasi model geomekanika dengan permasalahan pengeboran sumuran menunjukkan kesesuaian. Kata kunci: tekanan pori, disequilibrium compaction, geomekanika, ekspansi fluida