S3 - Doktor
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S3 - Doktor by Author "EDI HIDAYAT"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item GEOMORFOLOGI TEKTONIK DAN INDIKASI AKTIVITAS NEOTEKTONIK DAERAH KARANGSAMBUNG, JAWA TENGAH(2023-02-13) EDI HIDAYAT; Zufialdi Zakaria; Dicky MuslimKarangsambung merupakan daerah yang menarik, unik, dan langka berdasarkan kompleksitas kondisi geologinya. Karangsambung sebagai salah satu lokasi penting yang menjadi bukti proses evolusi bumi terutama terkait dengan proses subduksi lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia pada Kapur-Paleosen. Kompleksitas kondisi geologi daerah Karangsambung tidak hanya dipengaruhi aktivitas tektonik Pra-Tersier dan Tersier, tetapi berlanjut hingga Kuarter. Berdasarkan data geologi dan geofisika menunjukkan bahwa daerah Luk Ulo, Karangsambung telah mengalami pengangkatan. Gaya kompresi subduksi selatan Pulau Jawa telah mereaktivasi jalur subduksi Kapur yang berarah Timur Laut- Barat Daya yang dimulai Pliosen hingga Kuarter menghasilkan zona sesar dupleks regional berupa sesar mendatar Karangsambung yang bergerak mengiri. Sesar ini telah mempengaruhi aktivitas sesar-sesar naik pada zona akresi Luk Ulo menjadi zona sesar dengan sistem positive flower structure mengakibatkan terangkatnya blok-blok batuan mélange Luk Ulo sampai permukaan. Keberadaan struktur sesar mendatar regional Karangsambung, salah satunya dapat diwakili dengan pengukuran bidang sesar N72oE/55o, pitch 80o, analisis data kekar, serta kelurusan struktur dengan pola arah Timur Laut-Barat Daya. Aktivitas sesar mendatar Karangsambung mempengaruhi juga lipatan antiklin Karangsambung yang semakin terangkat membentuk lipatan sungkup dengan arah Barat-Timur. Proses pengangkatan tersebut mempengaruhi proses erosi vertikal, sehingga membentuk morfologi amfiteater. Tingkat aktivitas tektonik relatif di daerah penelitian dapat ditentukan dengan menggunakan pendekatan geomorfologi tektonik yaitu berupa indeks geomorfik yang terdiri atas lengkungan muka pegunungan (Smf), perbandingan lebar dasar lembah dan tinggi lembah (Vf), indeks gradien panjang sungai (SL), asimetri daerah aliran sungai (AF), indeks bentuk cekungan (Bs), kerapatan pengaliran (Dd), hipsometri Integral (HI) menghasilkan indeks aktif tektonik relatif (IAT) dengan kategori nilai IAT 1,5-2 masuk kelas 1 (aktivitas tektonik tinggi, sebanyak 11%), nilai IAT 2-2,5 masuk kelas 2 (aktivitas tektonik menengah/sedang, sebanyak 54%), nilai IAT >2,5 masuk kelas 3 (aktivitas tektonik rendah, sebanyak 35%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa daerah penelitian tergolong aktif tektonik menengah artinya aktivitas tektonik lebih besar pengaruhnya dibandingkan erosi pada proses pembentukan morfologi daerah penelitian. Analisis singkapan teras sungai yang terangkat dan terdeformasi, serta keberadaan sumber gempa bumi dengan kekuatan Magnitudo 1 sampai 5 pada kedalaman dangkal kurang dari 70 km merupakan indikasi sesar aktif, menunjukkan bahwa daerah penelitian dipengaruhi oleh aktivitas neotektonik.