S2 - Magister
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S2 - Magister by Author "Andi Agus Nur"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item Karakterisasi Amblesan Tanah Berdasarkan Analisis Data Geoteknik dan Kedudukan Muka Air Tanah Daerah Semarang Utara, Provinsi Jawa Tengah(2022-08-10) TULUS PRAMUDYO; Andi Agus Nur; Dicky MuslimAmblesan tanah merupakan fenomena geologi yang disebabkan adanya pemampatan di bawah tanah. Fenomena ini berkembang secara perlahan dan tidak hanya menyebabkan kerusakan infrastruktur namun juga menyebabkan perubahan lingkungan dan bencana geologi. Permasalahan amblesan tanah di Semarang dipengaruhi diantaranya oleh beban infrastruktur,perubahan muka airtanah dan konsolidasi alamiah lempung. Penelitian amblesan tanah ini dilakukan di dua titik bor teknik (BM-03 dan BM-04) yang terletak di Semarang bagian utara. Metode perhitungan laju amblesan tanah berdasarkan faktor pembebanan menggunakan persamaan konsolidasi primer satu dimensi Terzaghi dengan asumsi tambahan tekanan efektif dari beban bangunan struktur ringan. Perhitungan amblesan tanah akibat penurunan muka air tanah menggunakan metode Numerik Elemen Hingga dengan bantuan perangkat lunak Plaxis 8.6. Hasil analisis amblesan tanah berdasarkan pembebanan dan penurunan muka air tanah kemudian divalidasi dengan laju penurunan tanah berdasarkan data monitoring amblesan tanah dengan menggunakan alat GPS Geodetik periode tahun 2011 – 2018. Berdasarkan perhitungan amblesan tanah dalam kurun waktu tahun 2011 – 2018, dengan asumsi pembebanan sebesar 18,4 kN/m2 menyebabkan amblesan tanah di BM-03 sebesar 4,75 cm dan BM-04 sebesar 10,06 cm. Penurunan muka airtanah periode 2011-2018 menyebabkan amblesan tanah di BM-03 sebesar 62,10 cm dan BM-04 sebesar 28,80 cm. Hasil monitoring patok pantau dengan GPS Geodetik periode tahun 2011 – 2018, nilai amblesan tanah di BM-03 sebesar 74,02 cm dan BM-04 sebesar 76,97 cm. Perbedaan nilai hasil pengukuran GPS Geodetik dengan hasil perhitungan amblesan tanah akibat pembebanan dan penurunan muka airtanah, adalah merupakan faktor konsolidasi alami, dengan besaran di BM-03 sebesar 7,17 cm dan BM-04 sebesar 38,11 cm. Karakteristik amblesan tanah daerah penelitian yang berupa lapisan lempung yang tebal (38,6 m -74,5 m) dengan nilai indeks kompresi (Cc) tinggi-sangat tinggi dan OCR<1 serta nilai koefisien konsolidasi (Cv) yang relatif kecil menjadi penyebab lambatnya proses disipasi, yang menyebabkan proses konsolidasi berlangsung lebih lama. Berdasarkan analisis data geoteknik dan kedudukan muka airtanah faktor-fator penyebab ablesan tanah saling terkait dan saling mengamplifikasi dengan kuantifikasi yang tidak linear setiap tahun.Item Konfigurasi Geologi Bawah Permukaan Implikasinya Terhadap Sebaran Akuifer Berdasarkan Data Gayaberat Dan Geolistrik Di Daerah Pelabuhanratu Sukabumi Jawa Barat(2014) KARIT LUMBAN GAOL; Andi Agus Nur; Yoga Andriana SendjajaSistem airtanah di Daerah Pelabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, tergolong unik karena didataran pantai akuifer terdiri dari kerikil, pasir lepas serta pasir lempungan. Berhubung penyebarannya terbatas serta tipis, daerah ini dikategorikan sebagai daerah akuifernya produktif setempat. Hal ini dikarenakan aliran air tanah dari daerah puncak, secara alami akan bergerak memancar ke arah kakinya. Tetapi aliran tersebut tertahan oleh batuan sedimen terlipat dan terkompaksi serta lebih tua di selatan Sukabumi, yang diduga sebagai penghalang aliran air tanah tersebut. Dengan demikian daerah ini digolongkan sebagai daerah yang produktivitas akuifernya setempat, berarti daerah air tanah langka. Penelitian ini bersifat analisis yang dilakukan melalui identifikasi karakteristik akuifer, baik data primer maupun data sekunder. Penelitian dilanjutkan dengan pendekatan metode gayaberat dan geolistrik. Dengan mempelajari sifat fisik rapat massa dan tahanan jenis batuan yang menyusunnya akan menghasilkan efek anomali batuan berbeda-beda. Pengujian geostatistik metode cokriging dilakukan verifikasi ada tidaknya korelasi rapat massa dengan tahanan jenis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola struktur geologi dapat direkonstruksi dengan baik. Kondisi tersebut ditunjukkan litologi permukaan berupa batuan Satuan batupasir, lava andesit dan aluvium. Zona-zona akuifer di daerah penelitian diduga kuat kontrol struktur punya peran, hal ini juga dibuktikan keberadaan struktur sesar, antiklin dan sinklin. Hasil studi model 2 dimensi anomali gayaberat telah membuktikan struktur bawah permukaan baik secara vertikal maupun lateral, bahwa litologi lapisan batuan dan kedalaman dapat dimodelkan. Kedalaman dan ketebalan akuifer yang ditunjukkan dalam studi penampang 2 dimensi, bahwa lapisan yang bertindak sebagai akuifer bebas yaitu lempung pasiran, pasir dan krikil, rata-rata pada kedalaman (2 –15) meter. Kemudian lapisan yang bertindak sebagai akuifer tertekan yaitu lapisan batupasir, breksi dan konglomerat, rata-rata pada kedalaman lebih dari 60 meter. Sebaran akuifer di daerah Pelabuhanratu telah dapat dipetakan. Hal ini juga ditunjukkan hasil pemetaan anomali residual orde 3 yang berkaitan erat dengan akuifer berada antara nilai anomali (-2 – 1,3) mGal. Pembuktian ini juga ditunjukkan adanya korelasi tahananjenis (10-30) Ohm-m, menunjukkan indikasi hal yang sama, bahwa keberadaan akuifer terdiri dari batuan lempung pasiran dan kerikil pada akuifer dangkal dan lapisan batupasir, breksi dan konglomerat pada akuifer tertekan.