Konfigurasi Geologi Bawah Permukaan Implikasinya Terhadap Sebaran Akuifer Berdasarkan Data Gayaberat Dan Geolistrik Di Daerah Pelabuhanratu Sukabumi Jawa Barat
No Thumbnail Available
Date
2014
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Sistem airtanah di Daerah Pelabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, tergolong unik karena didataran pantai akuifer terdiri dari kerikil, pasir lepas serta pasir lempungan. Berhubung penyebarannya terbatas serta tipis, daerah ini dikategorikan sebagai daerah akuifernya produktif setempat. Hal ini dikarenakan aliran air tanah dari daerah puncak, secara alami akan bergerak memancar ke arah kakinya. Tetapi aliran tersebut tertahan oleh batuan sedimen terlipat dan terkompaksi serta lebih tua di selatan Sukabumi, yang diduga sebagai penghalang aliran air tanah tersebut. Dengan demikian daerah ini digolongkan sebagai daerah yang produktivitas akuifernya setempat, berarti daerah air tanah langka.
Penelitian ini bersifat analisis yang dilakukan melalui identifikasi karakteristik akuifer, baik data primer maupun data sekunder. Penelitian dilanjutkan dengan pendekatan metode gayaberat dan geolistrik. Dengan mempelajari sifat fisik rapat massa dan tahanan jenis batuan yang menyusunnya akan menghasilkan efek anomali batuan berbeda-beda. Pengujian geostatistik metode cokriging dilakukan verifikasi ada tidaknya korelasi rapat massa dengan tahanan jenis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola struktur geologi dapat direkonstruksi dengan baik. Kondisi tersebut ditunjukkan litologi permukaan berupa batuan Satuan batupasir, lava andesit dan aluvium. Zona-zona akuifer di daerah penelitian diduga kuat kontrol struktur punya peran, hal ini juga dibuktikan keberadaan struktur sesar, antiklin dan sinklin. Hasil studi model 2 dimensi anomali gayaberat telah membuktikan struktur bawah permukaan baik secara vertikal maupun lateral, bahwa litologi lapisan batuan dan kedalaman dapat dimodelkan. Kedalaman dan ketebalan akuifer yang ditunjukkan dalam studi penampang 2 dimensi, bahwa lapisan yang bertindak sebagai akuifer bebas yaitu lempung pasiran, pasir dan krikil, rata-rata pada kedalaman (2 –15) meter. Kemudian lapisan yang bertindak sebagai akuifer tertekan yaitu lapisan batupasir, breksi dan konglomerat, rata-rata pada kedalaman lebih dari 60 meter. Sebaran akuifer di daerah Pelabuhanratu telah dapat dipetakan. Hal ini juga ditunjukkan hasil pemetaan anomali residual orde 3 yang berkaitan erat dengan akuifer berada antara nilai anomali (-2 – 1,3) mGal. Pembuktian ini juga ditunjukkan adanya korelasi tahananjenis (10-30) Ohm-m, menunjukkan indikasi hal yang sama, bahwa keberadaan akuifer terdiri dari batuan lempung pasiran dan kerikil pada akuifer dangkal dan lapisan batupasir, breksi dan konglomerat pada akuifer tertekan.
Description
Keywords
Struktur bawah permukaan, ketebalan akuifer, sebaran akuifer