S2 - Tesis
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S2 - Tesis by Author "Aat Sriati"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item EFEKTIVITAS INTERVENSI PSIKOEDUKASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MERAWAT KLIEN SKIZOFRENIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS MELONG ASIH(2017-02-16) TANTAN HADIANSYAH; Aat Sriati; Aulia IskandarsyahABSTRAK Prevalensi kecemasan pada keluarga dengan penderita skizofrenia menunjukkan angka yang cukup tinggi dibandingkan dengan keluarga yang merawat penyakit kronis lainnya. Pada keluarga dengan skizofrenia, kecemasan merupakan masalah psikologis yang muncul sebagai reaksi terhadap beban ekonomi dan perawatan yang tinggi, beban psikologis keluarga, penurunan kualitas hidup anak dan keluarga, serta dukungan sosial yang berkurang. Kecemasan terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan menghadapi situasi, masalah, dan tujuan hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas intervensi psikoedukasi terhadap tingkat kecemasan keluarga dalam merawat klien skizofrenia. Penelitian ini menggunakan quasi eksperiment dengan pre and post-test with control group desain. Populasi penelitian ini sebanyak 75 responden. Sampel diambil menggunakan consecutive sampling technique sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi, maka didapatkan sebanyak 24 responden, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 12 responden kelompok intervensi dan 12 responden kelompok kontrol. Kelompok intervensi mendapatkan psikoedukasi sebanyak 5 sesi, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan intervensi. Tingkat kecemasan diukur dengan menggunakan Zung’s Self rating anxiety scale. Data dianalisis menggunakan uji t berpasangan. Hasil menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kecemasan post-intervensi, rata-rata kelompok intervensi sebesar 48,9167 dan rata-rata kelompok kontrol sebesar 54,6667, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat kecemasan kelompok intervensi lebih kecil 5,75 dibandingkan dengan kelompok kontrol (p-value=0,007). Hasil ini menunjukan bahwa psikoedukasi efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan keluarga dalam merawat klien skizofrenia, sehingga dapat diterapkan dalam menangani masalah psikososial yang dialami oleh keluarga klien skizofrenia. Kata kunci : Kecemasan, keluarga, psikoedukasi, skizofreniaItem HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK KOLABORASI PERAWAT DOKTER DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG(2018-02-20) METILDA; Aat Sriati; Ati Surya MediawatiPengetahuan merupakan aspek penting dalam terbentuknya persepsi. Persepsi, perilaku, dan sikap yang didasarkan pada kesadaran serta pengetahuan akan menghasilkan perilaku yang melekat dan bertahan lama. Pengetahuan tentang komunikasi dalam praktik kolaborasi perawat merupakan faktor penting untuk membentuk perilaku perawat dalam bekerjasama, berkolaborasi, berkomunikasi, dan mengintegrasikan asuhan dalam tim termasuk dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien, karena kolaborasi yang baik mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien, menurunkan angka komplikasi, memperpendek hari rawat, mengurangi biaya perawatan, mengurangi beban dan stress kerja bagi tim profesi serta meningkatkan kepuasan pasien dan tim kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan pengetahuan dan persepsi perawat tentang komunikasi dalam praktik kolaborasi perawat dokter di ruang rawat inap Rumah Sakit Immanuel Bandung. Jenis penelitian deskriptif analitik. Penelitian dilakukan kepada 169 perawat dengan pemilihan sampel menggunakan teknik sampling aksidental. Data penelitian dianalisis menggunakan uji univariat dan bivariate. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar dari responden memiliki pengetahuan yang baik (69,2%), sebagian besar dari responden memiliki persepsi negatif (52,1%), dan analisis tabel silang terhadap hubungan pengetahuan dan persepsi perawat tentang komunikasi dalam praktik kolaborasi ditemukan 53% perawat dengan pengetahuan baik memiliki persepsi negatif serta analisis menggunakan Chi Square diperoleh nilai 0,037 dengan probabilitas sebesar 0,847 lebih besar dari alpa 0,05. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan persepsi perawat tentang praktik kolaborasi terhadap indikator kontrol kekuasaan dan tujuan bersama, sedangkan indikator yang lain tidak berhubungan. Diharapkan institusi pendidikan mampu mengembangkan kurikulum tentang konsep praktik kolaborasi dan mempraktikkannya dalam tatanan nyata, pihak rumah sakit perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM melalui pendidikan baik melalui seminar maupun pelatihan, pertemuan berkala yang memberikan kesempatan untuk berdiskusi diantara profesi kesehatan, serta bagi organisasi profesi (IDI dan PPNI) untuk duduk bersama untuk menyamakan persepsi tentang tugas dan wewenang masing-masing profesi.Item HUBUNGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN SPIRITUAL DENGAN DERAJAT DEPRESI PADA LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY PROVINSI JAWA BARAT(2017-08-30) KHRISNA WISNUSAKTI; Aat Sriati; Tidak ada Data DosenDepresi sering terjadi pada lansia di panti. Faktor yang menyebabkan terjadinya depresi pada lansia diantaranya menurunnya kemampuan fisik, kehilangan pasangan, kesepian. Salah satu pendekatan untuk mengatasi depresi pada lansia adalah dengan pendekatan spiritual. Pendekatan spiritual bagi lansia memiliki tujuan memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam berhubungan dengan Tuhan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kesejahteraan spiritual dengan depresi pada lansia Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan korelasional dilakukan secara potong lintang. Populasi pada penelitian ini adalah lansia di BPTSW Ciparay Teknik pengambilan sampel dengan total sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini 129 responden.. Uji Korelasi menggunakan Uji Spearman. Kuisioner untuk mengukur tingkat kesejahteraan menggunakan spiritual well being scale (SWBS), dan untuk mengukur depresi menggunaka Geriatric Depression Scale 15 (GDS-15) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 129 responden yang diteliti, tidak depresi 40,3%, depresi ringan 42.6%, depresi sedang 16.3 %, dan depresi berat 0.8 %. Sedangkan tingkat kesejahteraan spiritual 59.7 % tinggi, 31.0 % sedang, dan 9.3 % rendah. Dari hasil uji korelasi terdapat hubungan yang signifikan antara kesejahteraan spiritul dengan derajat depresi pada lansia (p value = 0.000) dengan korelasi sedang(-0.595). Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa semakin tinggi kesejahteraan spiritual lansia maka semakin rendah tingkat depresi lansia tersebut. Diharapkan pihak panti mampu mempertahankan dan lebih meningkatkan kegiatan spiritual bagi para lansia untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya. Sehingga lansia diharapkan dapat mengatasi masalah yang dihadapi serta terhindar dari depresi.Item KONTRIBUSI KUALITAS HIDUP DAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS TERHADAP SUCCESSFUL AGING PADA LANSIA DI BPSTW CIPARAY PROVINSI JAWA BARAT(2018-10-18) SHELLA FEBRITA PUTERI UTOMO; Aat Sriati; Ahmad Gimmy Prathama SiswadiSuccessful aging merupakan kondisi lansia baik secara fisik, psikologis, sosial dan proses adaptasi untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki akibat proses penuaan. Variabel yang berkontribusi terhadap successful aging yaitu kualitas hidup dan kesejahteraan psikologis. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kontribusi kualitas hidup dan kesejahteraan psikologis terhadap successful aging. Metode penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah lansia yang tinggal di BPSTW Ciparay Provinsi Jawa Barat. Teknik pengambilan sample purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 71 orang. Instrumen penelitian menggunakan OPQOL 13, PWB-42, dan SAS-14. Analisis data dengan uji regresi logistik untuk menganalisis kualitas hidup, kesejahteraan psikologis terhadap successful aging. Hasil penelitian menunjukan jumlah successsful aging tinggi sebanyak 28 responden dan jumlah successful aging rendah sebanyak 43 responden. Kualitas hidup dan kesejahteraan psikologis menunjukan adanya hubungan yang signifikan terhadap successful aging (p<0,05). Variabel kualitas hidup adalah variabel yang paling berkontribusi terhadap successful aging dengan nilai Adjusted OR 4,2 yang berarti kualitas hidup berpeluang untuk mencapai successful aging sebanyak 4,2 kali. Sedangkan kesejahteraan psikologis memiliki peluang sebanyak 3,9 kali untuk mencapai successful aging. Berdasarkan model persamaan resgresi logistik disimpulkan untuk mencapai successful aging yang tinggi harus didukung dengan pencapaian kualitas hidup dan kesejahteraan psikologis yang baik, kondisi ini memberi peluang mencapai successful aging sebanyak 71%. Apabila hanya satu variabel yang baik maka peluang tercapainya successful aging sekitar 15-35%. Kesimpulan penelitian ini adalah pencapain kondisi successful aging harus didukung oleh kualitas dan kesejahteraan psikologis yang baik. Oleh karena itu dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus memperhatian kualitas hidup dan kesejahteraan psikologis lansia sehingga lansia dapat mencapai kondisi successful aging. Kata kunci : Kesejahteraan psikologis, kualitas hidup , lansia, panti wreda, successful aging