S1 - Sarjana
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S1 - Sarjana by Author "Adi Imam Cahyadi"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
Item GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN KOLESTEROL PADA SAPI MASTITIS KLINIS DI KECAMATAN TANJUNGSARI PERIODE MEI-JUNI 20233(2023-09-15) JESICA AYU PUTRI YOWA; Dwi Cipto Budinuryanto; Adi Imam CahyadiGlukosa dan kolesterol berperan dalam pencegahan kerusakan sel, jaringan, dan organ. Tidak terkontrolnya gula darah dan kolesterol berpengaruh terhadap adanya infeksi yang terjadi pada sapi mastitis klinis. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kadar glukosa darah dan kolesterol pada sapi mastitis klinis di Kecamatan Tanjungsari. Penelitian ini menggunakan sepuluh ekor sampel darah sapi perah mastitis klinis. Pengambilan darah dilakukan pada vena coccygealis menggunakan venoject 18G. Sampel darah diambil menggunakan spuit dan dilakukan pemeriksaan menggunakan alat Nesco Multicheck 3 in 1 (glukosa, kolesterol. asam urat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar glukosa darah sapi penderita mastitis klinis masih tergolong normal dengan mean 47,6 mg/dL dan SD 13,69 mg/dL. Hasil penelitian terhadap kadar kolesterol dalam darah menunjukkan peningkatan dari normal. Mean kadar kolesterol dalam darah yaitu 218,2 mg/dL dan 45,37 mg/dL. Rendahnya SD dibandingkan mean mengartikan bahwa sebaran rata-rata akurat.Item IDENTIFIKASI BAKTERI Salmonella sp. PADA DAGING AYAM POTONG DI PASAR RESIK JATINANGOR(2022-08-23) ERNESTA QUEVARA ISEKI; Sarasati Windria; Adi Imam CahyadiBadan Pusat Statistik(2021) menyatakan bahwa konsumsi daging ayam ras maupun kampung tergolong tinggi dibanding pangan asal hewan lainnya dengan jumlah konsumsi sebesar 0,538 kg/kapita/bulan. Banyaknya permintaan akan daging ayam menyebabkan lingkungan pasar bertambah padat sehingga potensi kontaminasi mikroorganisme terhadap daging ayam di lingkungan akan meningkat. Salah satunya adalah kontaminasi bakteri patogen Salmonella sp. yang dapat menyebabkan penyakit foodborne disease seperti demam tifoid dan salmonellosis bagi manusia. Badan Standarisasi Nasional atau SNI (3924:2009) mengenai Mutu Karkas dan Daging Ayam menyatakan persyaratan maksimum mutu mikrobiologis terkhususnya bakteri Salmonella sp. haruslah senilai 0 atau negatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya potensi kontaminasi bakteri Salmonella sp. pada daging ayam potong yang dijual di Pasar Resik Jatinangor. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan di laboratorium untuk identifikasi bakteri Salmonella sp. Sampel dalam penelitian ini adalah 14 sampel daging ayam potong yang dijual di Pasar Resik Jatinangor. Identifikasi bakteri dilakukan dengan tahapan pra-enrichment, enrichment, isolasi dan identifikasi pada media selektif Xylose-Lysine-Deoxycholate (XLD), pewarnaan gram, dan uji biokimia. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini belum dapat menggambarkan kondisi seluruh daging ayam yang dijual di Pasar Resik Jatinangor namun telah membuktikan bahwa daging ayam potong yang dijual di Pasar Resik Jatinangor memiliki kontaminasi bakteri Salmonella sp. yaitu sebanyak 5 sampel positif dari total 14 sampel dengan prevalensi 35,7%. Faktor intrinsik dan ekstrinsik dapat menjadikan daging ayam potong yang dijual terkontaminasi. Bakteri Salmonella sp. yang teridentifikasi dapat memberikan gambaran bahwa kebersihan lingkungan dan proses penjualan daging ayam potong di Pasar Resik Jatinangor masih kurang baik.Item IDENTIFIKASI PEMBENTUKAN BIOFILM Staphylococcus aureus PADA ISOLAT TERSIMPAN DARI SUSU SAPI PERAH MASTITIS SUBKLINIS DI WILAYAH KABUPATEN SUMEDANG(2023-07-30) SOPHIA ADELA PUTRI; Sarasati Windria; Adi Imam CahyadiStaphylococcus aureus memiliki faktor virulensi salah satunya adalah pembentukan biofilm. Biofilm bakteri terlindungi dalam suatu matriks polisakarida berguna untuk melawan antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pembentukan biofilm bakteri Staphylococcus aureus pada isolat tersimpan dari susu sapi perah mastitis subklinis di wilayah Kabupaten Sumedang. Metode yang digunakan pada penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan sampel berupa Bahan Biologi Tersimpan (BBT) sebanyak 28 isolat Staphylococcus aureus yang telah diisolasi dari sampel susu sapi perah penderita mastitis subklinis dengan hasil uji California mastitis test (CMT) positif 2 (++). Kemampuan bakteri dalam pembentukan biofilm dilihat melalui kultur pada media Congo red agar (CRA) dan Tube Method (TM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 28 isolat BBT, 23 isolat (82%) positif membentuk biofilm pada CRA dan 24 isolat (86%) positif biofilm dengan TM. Kesimpulan dari penelitian ini adalah isolat Staphylococcus aureus memiliki kemampuan pembentukan biofilm. Kata kunci: Sapi Perah; Mastitis Subklinis; Staphylococcus aureus; Congo red agar (CRA); Tube Method (TM)Item Kajian Pustaka : Potensi Transmisi Penyakit Zoonotik Tuberkulosis dari Ternak kepada Manusia(2017) HASNA ALDISA MADANI; Adi Imam Cahyadi; Sarasati WindriaPendahuluan: Zoonotik Tuberkulosis (zTB) merupakan suatu bentuk penyakit tuberkulosis, yang disebabkan oleh anggota kelompok bakteri yang disebut dengan Mycobacterium tuberculosis complex. Kejadian zTB memberikan dampak bagi kesehatan serta ekonomi. Kejadian zTB dapat dipicu oleh faktor risiko dari manusia, hewan serta lingkungan. Hewan (ternak) berpotensi dalam transmisi penyakit terhadap manusia. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui spesies bakteri penyebab, cara transmisi, faktor risiko hingga upaya pencegahan kejadian dan transmisi penyakit zoonotik tuberkulosis dari ternak kepada manusia. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode studi kepustakaan. Sumber yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari database akademik (Research gate, Pubmed, Garuda dan Google cendekia), pencarian dan pemilihan literatur dilakukan sesuai kriteria inklusi yang telah ditentukan. Hasil: Berdasarkan kajian terhadap 42 literatur, dapat diketahui bahwa zoonotik tuberkulosis pada ternak dapat disebabkan oleh Mycobacterium bovis, Mycobacterium caprae dan Mycobacterium orygis. Penyakit ini dapat transmisikan melalui rute inhalasi dan oral. Diperoleh 19 variabel faktor risiko yang meningkatkan kejadian dan transmisi zTB dari ternak kepada manusia. diperoleh 12 upaya pencegahan zTB. Simpulan: Kejadian zoonotik tuberkulosis paling banyak disebabkan oleh M.bovis. zTB dapat ditransmisikan secara inhalasi dan oral. Faktor risiko yang paling banyak disebutkan yaitu jenis pemeliharaan ternak, usia ternak dan ukuran kawanan ternak (size herds). Terdapat beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan guna mencegah kejadian serta transmisi zoonotik tuberkulosis dari ternak kepada manusia, seperti: meningkatkan pelaksanaan manajemen pemeliharaan yang baik, meningkatkan surveillance program secara rutin, meningkatkan vaksinasi, serta upaya lainnya dengan memperhatikan segala faktor risiko yang dapat terjadi.Item Pola Kepekaan Bakteri Staphylococcus aureus dari Isolat Susu Sapi yang Mengalami Mastitis Subklinis Terhadap Beberapa Antibiotik di Kabupaten Sumedang(2022-08-24) FIRDA AISYAH HERMAWAN; Adi Imam Cahyadi; Sarasati WindriaStaphylocuccus aureus merupakan salah satu bakteri yang menyebabkan mastitis subklinis pada sapi perah. Mastitis subklinis dapat menyebabkan berbagai kerugian untuk peternak, salah satu pengobatan yang dilakukan adalah pemberian antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kepekaan Staphylococcus aureus terhadap antibiotik yang digunakan di Kabupaten Sumedang. Penelitian ini menggunakan 38 isolat tersimpan dari susu sapi mastitis subklinis yang diidentifikasi kembali secara fenotipik untuk mengidentifikasi Staphylococcus aureus dengan menggunakan kultur pada agar darah, pewarnaan Gram, kultur pada MSA, uji katalase, uji DNAse, dan uji koagulase. Selanjutkan dengan pemeriksaan kepekaan bakteri tersebut terhadap antibiotik penicillin G (10 iu), ampicillin (10 mcg), tetracycline (30 mcg), gentamicin (10 mcg), erythromycin (15 mcg) dan cefoxitin (30 mcg) dengan menggunakan metode disk diffusion Kirby-Bauer. Hasil penelitian ini menunjukan dari 38 sampel yang diujikan terdapat resistensi yang terjadi pada tiga antibiotik yang diujikan yaitu penicilin (26.3%), ampicilin (7.89%), dan tetracycline (5.26%). Multi-resistensi terjadi pada penicilin-ampicilin dan penicilin-tetracycline. Sementara itu untuk erythtromycin, gentamicin, dan cefoxitin masih sensitif (100%).Item Potensi Pembentukan Biofilm Bakteri Coagulase Negative Staphylococci (CoNS) dari Isolat Susu Sapi Perah Mastitis Subklinis di Wilayah Kabupaten Sumedang(2023-08-05) NADISSA ALIKA RAHMA HERMAN; Sarasati Windria; Adi Imam CahyadiStaphylococcus sp. merupakan bakteri patogen penyebab mastitis subklinis. Bakteri ini terbagi menjadi kelompok bakteri Coagulase Negative Staphylococci (CoNS) dan kelompok bakteri Coagulase Positive Staphylococci (CoPS). Bakteri CoNS merupakan kelompok flora normal pada kulit manusia dan hewan, walaupun demikian beberapa penelitian telah membuktikan bahwa bakteri CoNS merupakan mikroorganisme yang paling banyak diisolasi dari susu sapi perah penderita mastitis subklinis. Kemampuan untuk membentuk biofilm merupakan faktor virulensi yang penting bagi bakteri CoNS. Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi potensi pembentukan biofilm dari 54 sampel bakteri CoNS berupa Bahan Biologi Tersimpan (BBT), yang diisolasi dari susu sapi perah penderita mastitis subklinis dengan hasil uji California Mastitis Test (CMT) positif 2 (++). Deteksi pembentukan biofilm dilakukan secara kualitatif dengan metode Congo Red Agar (CRA) dan Test Tube (TT). Hasil deteksi menunjukkan bahwa 51 dari 54 isolat (94,44%) positif membentuk biofilm.