Browsing by Author "AKEYLA TABINA TAWANGALUN"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item POTENSI BAKTERI Geobacillus kaustophilus TM6T2 (a) ISOLAT KAWAH GUNUNG KAMOJANG SEBAGAI AGEN PENGHASIL ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI PATOGEN ORAL DAN GASTROINTESTINAL(2022-09-21) AKEYLA TABINA TAWANGALUN; Emma Rachmawati; Ratu SafitriGeobacillus sp. telah diketahui dapat menghasilkan zat antibakteri yaitu bakteriosin yang berpotensi menjadi antibiotik efektif untuk bakteri gram positif dan negatif. Geobacillus kaustophilus TM6T2 (a) yang diisolasi dari Kawah Kamojang merupakan bakteri gram positif, memiliki suhu pertumbuhan optimal 55-65 °C dan pH optimal 6,2 – 7,5. Penyakit umum yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah karies gigi yang disebabkan oleh Streptococcus, Lactobacillus sp., Klebsiella dan Pseudomonas, juga infeksi gastrointestinal yang disebabkan oleh Escherichia coli, Staphylococcus dan Salmonella sp. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi antibakteri G. kaustophilus TM6T2 (a) sebagai penghasil antibiotik baru untuk patogen oral dan gastrointestinal. Penelitian dilakukan secara deskriptif dan eksperimental. Data dianalisis secara deskriptif. Studi pertumbuhan dilakukan pada medium Mueller Hinton Broth yang ditambahkan CaCl2 dan MgSO4 dengan variasi pH 6,7 dan 8 selama 36 jam. Selanjutnya, dilakukan fermentasi repeated batch dengan sistem sel amobil dan sel bebas dengan berbagai pH pada suhu 55oC. Sampel diambil setiap 24 jam. Filtrat G. kaustophilus TM6T2 (a) diuji aktivitas antibakterinya terhadap patogen oral dan gastrointestinal. Hasil penelitian menunjukkan pada sel amobil, zona hambat tertinggi sebesar 13,95 mm patogen gastrointestinal E. coli pada batch ketiga pH 6. Pada patogen oral Streptococcus mutans, zona hambat tertinggi sebesar 8,96 mm pada batch keempat pH 7. Pada sel bebas, zona hambat tertinggi sebesar 10,58 mm patogen gastrointestinal Salmonella typhimurium pada batch pertama pH 6. Sedangkan pada patogen oral Streptococcus mutans, zona hambat tertinggi sebesar 8,31 mm pada batch kedua pH 8. Oleh karena itu, G. kaustophilus TM6T2 (a) berpotensi menghasilkan antibakteri dimana sistem sel amobil lebih efektif dalam menghasilkan zat antibakteri daripada sel bebasnya.Item PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI GEOBACILLIN T2A PRODUKSI SEL AMOBIL Geobacillus kaustophilus TM6T2 (a) SEBAGAI PEPTIDA ANTIMIKROBA TERHADAP Streptococcus mutans DAN Escherichia coli(2024-01-10) AKEYLA TABINA TAWANGALUN; Ratu Safitri; Emma RachmawatiPeptida atau protein antimikroba yang dihasilkan oleh bakteri disebut sebagai bakteriosin. Bakteri termofilik Geobacillus sp., diketahui sebagai penghasil bakteriosin yang sangat baik. Bakteriosin dapat diaplikasikan untuk pengobatan penyakit gigi mulut yang disebabkan oleh bakteri patogen genus Streptococcus dan gastroenteritis yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan daya hambat protein crude dan murni, karakteristik, dan nilai MIC geobacillin T2A yang dihasilkan oleh G. kaustophilus TM6T2 (a) sebagai peptida antimikroba terhadap bakteri S. mutans dan E. coli. Penelitian dilakukan secara deskriptif dan eksperimental dengan rancangan acak lengkap dua faktorial dan tiga ulangan. Penelitian deskriptif meliputi purifikasi dan karakterisasi geobacillin T2A. Penelitian eksperimental meliputi uji Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dengan metode broth microdilution. Produksi geobacillin T2A dilakukan dengan fermentasi repeated batch sistem sel amobil selama 10 batch. Crude bacteriocin extract (CBE) dimurnikan menggunakan presipitasi amonium sulfat 80% dan kromatografi RP-HPLC. Konsentrasi protein ditentukan dengan metode Bradford. Karakterisasi geobacillin T2A dilakukan dengan memberi perlakuan berbagai pH, suhu, enzim, dan pelarut organik. Pada uji MIC, geobacillin T2A dibuat variasi pengenceran bertingkat (1:2 - 1:32) dan diujikan terhadap S. mutans dan E. coli. Data dianalisis secara deskriptif dan statistik menggunakan uji ANOVA (p=0.05). Hasil menunjukkan bahwa waktu retensi geobacillin T2A berkisar antara 11-12 menit. Konsentrasi geobacillin murni T2A yang didapatkan adalah 24 ppm. Dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan daya hambat pada protein geobacillin T2A crude dan murni yang diujikan pada S. mutans dan E. coli. Geobacillin T2A tahan terhadap perubahan pH 4-10, suhu 55-95 oC, sensitif terhadap proteinase K dan mengalami penurunan fungsi bila digabungkan dengan EDTA. Nilai MIC geobacillin T2A hasil purifikasi sebagai peptida antimikroba terhadap S. mutans adalah 3 ppm dengan hasil statistik tidak signifikan dan 12 ppm terhadap E. coli, dengan hasil statistik signifikan.