Browsing by Author "Ahmedz Widiasta"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
Item GAMBARAN KADAR KALSIUM SERUM PADA PASIEN ANAK DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG(2023-02-20) GENEVIVE ARDHELA MILWAN; Tisnasari Hafsah; Ahmedz WidiastaLatar Belakang: Gangguan metabolisme kalsium sering terjadi pada pasien dengan PGK. Penelitian yang menbahas topik kadar kalsium pada anak dengan PGK masih terbatas. Tujuan: Mengetahui gambaran kadar kalsium serum pada pasien anak dengan PGK dan mengetahui hubungan karakteristik seperti usia, jenis kelamin, etiologi, dan stadium PGK dengan kadar kalsium serum pada pasien anak dengan PGK di RSUP Dr. Hasan Sadikin Metode: Penelitian analitik dengan rancangan potong lintang (cross sectional) terhadap pasien anak dengan PGK di ruang rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari 2020 - Desember 2022. Kriteria inklusi berupa data rekam pasien anak dengan PGK berusia 3 bulan - 17 tahun, dengan kriteria eksklusi data rekam medis pasien anak dengan PGK yang tidak lengkap dan sedang mengalami eksaserbasi akut. Kadar kalsium serum didapat dari rekam medis. Data diolah menggunakan SPSS versi 26. Hasil: Selama periode 3 tahun, didapatkan 169 subjek penelitian yang memenuhi kriteria,usia pasien yang paling banyak pada rentang 13-17 tahun dan pasien perempuan mendominasi sebesar 52,7%. Ditemukan pada anak dengan PGK proporsi etiologi tertinggi yaitu sindrom nefrotik (53,3%) dan stadium tertinggi yaitu stadium 5 (54,4%). Median kadar kalsium serum seluruh pasien anak dengan PGK adalah 4,85 mg/dL Bedasarkan kategori, median kadar kalsium serum terendah ditemukan pada kelompok usia 13-17 tahun (4,73 mg/dL), etiologi HUS (4,17 mg/dL), dan stadium 4 (4,65 mg/dL). Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, etiologi dan stadium PGK terhadap kadar kalsium serum pasien anak dengan PGK Kesimpulan: Kadar kalsium serum pada pasien anak dengan PGK di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung masih dalam batas normal, tetapi kadar kalsium lebih rendah secara signifikan pada anak dengan PGK stadium 3-5.Item Hubungan antara Obesitas dan Hipertensi pada Remaja Akhir di Jatinangor(2023-02-19) YASMIN ATTAMIMI; Tisnasari Hafsah; Ahmedz WidiastaBackground: In 2018, the prevalence of hypertension in Indonesia reached 34.1%. The nutritional status of obese individuals is one of the hypertension risk factors. Each year, the prevalence of obesity among adolescents increases, resulting in a higher prevalence of hypertension before maturity. Purpose: To determine the prevalence of hypertension in late adolescence and the relationship between obesity and hypertension among late adolescence in Jatinangor. Methods: This is an observational analytic study with a cross sectional approach, conducted on August-September 2022 at jatinangor Senior High School. The stratified random sampling technique was used, with a sample size of 208 individuals. The data were analysed using a chi-square and fisher exact test for bivariate analysis and multiple logistic regression for multivariate analysis. Results: Hypertension affected 37.5% of respondent. Obesity (p = 0.000; OR 12.978; 95% CI 3.698–45.550), family history of hypertension (p = 0.032; OR 2.099; 95% CI 1.110–3.968), and physical activity (p = 0,018; OR 2.056; CI 95% 1.164–3.629) were significantly associated with hypertension. After multivariate analysis, it was demonstrated that obesity was the most significant factor of hypertension. Conclusion: More than a quarter of late adolescents have hypertension associated to obesity, the family history of hypertension, and physical activity. Obesity is demonstrated to be the most significant risk factor of hypertension among late adolescents in Jatinangor.Item KARAKTERISTIK ANTROPOMETRI ANAK DENGAN HIPERTENSI DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE AGUSTUS 2021 2022(2023-02-20) TASYA AULIA; Rini Rossanti; Ahmedz WidiastaThe incidence of hypertension in children and adolescents has gradually increased along with the prevalence of obesity. Hypertension in children can track into adulthood and cause serious health problems. Thus, early identification and intervention of children at risk of hypertension is important to improve clinical outcome and prevent complication. Anthropometric characteristics which can be interpreted as nutritional status can be used to predict high blood pressure in children. This study was aim to describe the anthropometric characteristics of hypertension in children admitted to Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung in August 2021 to August 2022. This research was conducted in 2022 using a cross-sectional study design. Data were collected from electronic medical records of inpatient and outpatient children from August 2021 to August 2022. Baseline and anthropometric characteristics data of the patients were analyzed using descriptive statistic method. A total of 139 patients were included in this study consisting of 70 males and 69 females. The most common age group affected was the adolescent group. Pediatric was characterized by stage 2 hypertension with nephrotic syndrome as the most common etiology. With regard of the nutritional status, pediatric hypertension was more prevalent in children with high nutritional status. As of the stature majority of patients had normal height . Overweight and obese nutritional status is common in children with hypertension, indicated that blood pressure measurement should be done periodically especially in children with overweight and obesity to detect hypertension.Item Karakteristik Faktor Lingkungan Pasien Anak dengan Lupus Eritematosus Sistemik di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung(2023-02-28) FAHIRA MEVIANA AZAHRA; Ahmedz Widiasta; Gartika SapartiniPendahuluan: Lupus eritematosus sistemik (LES) merupakan penyakit autoimun sistemik yang melibatkan banyak organ. Dalam perkembangan LES, faktor genetik, imunologis, endokrin, serta lingkungan memiliki peran yang besar. Faktor lingkungan seperti kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, radiasi UV, vitamin D, infeksi, vaksinasi, silika, polusi udara, zat pelarut, pestisida, logam berat, jenis kelamin, hormon, faktor reproduktif, makanan, dan obat-obatan ditemukan berkaitan dengan LES. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik faktor lingkungan pada anak dengan LES di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif observasional dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Data primer mengenai faktor lingkungan diperoleh secara langsung melalui wawancara pada pasien yang didampingi orang tua/wali dengan instrumen kuesioner. Hasil: Sejumlah 45 pasien LES ikut serta ke dalam penelitian ini, 91.1% pasien adalah perempuan dengan rerata usia 15.5 tahun. Kesimpulan: Faktor lingkungan terbanyak pada pasien LES anak adalah paparan sinar matahari secara langsung (100%), perokok pasif (88%), dan paparan pewarna bibir (60%).Item Karakteristik Kreatinin Serum Pada 24 Jam Pertama dan Ketidakseimbangan Elektrolit Pada Pasien Anak Dengan Gangguan Ginjal Akut di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode Januari 2020 - Juni 2022(2023-02-19) SYAFA AZURAA; Ahmedz Widiasta; Filla Reviyani SuryaningratGangguan ginjal akut (GgGA) masih sering terjadi pada anak, akan tetapi tidak ada definisi yang pasti dalam GgGA yang menyebabkan komplikasi dan mortalitas masih tinggi terjadi. Penelitian mengenai karakteristik GgGA pada anak masih terbatas. Kreatinin serum sebagai biomarker untuk menilai fungsi ginjal belum efektif dalam keadaan akut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi karakteristik ketidakseimbangan elektrolit pasien anak yang mengalami GgGA di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif berdasarkan data registri pasien anak dengan GgGA yang dirawat di RSUP Dr. Hasan Sadikin pada periode Januari 2020 – Juni 2022 menggunakan metode total sampling. Analisis deskriptif dilakukan dengan Microsoft® Excel 2019. Total jumlah sampel yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah 30 sampel. Karakteristik dasar pasien anak GgGA di RSHS adalah mayoritas berjenis kelamin laki – laki, berusia 12 – 15 tahun, dengan ketidakseimbangan elektrolit hiponatremia dan hiperkalemia. Gangguan ginjal akut pada anak masih sering terjadi khususnya di UGD dan yang dirawatinapkan. GgGA pada anak memiliki karakteristik berupa ketidakseimbangan elektrolit yang pada mayoritas berupa hiponatremia, hiperkalemia, hipokloremia atau hiperkloremia, dan hipokalkemia. Hal ini dapat menjadi prediktor tambahan terjadinya GgGA sebelum kreatinin serum mengalami peningkatan.Item KARAKTERISTIK RADIOLOGIS INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ANAK DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN(2023-02-19) PANDU EKA BIMANTARA; Rini Rossanti; Ahmedz WidiastaObjective: To describe the radiological picture in children with urinary tract infection (UTI) Methods: We analyzed the medical records of children with UTI between 2019–2021 period at Hasan Sadikin Hospital who performed radiological examination including ultrasound, renal computerized-tomography scan (CT-scan), mictio-cystouretrography (MSU), and magnetic resonance imaging (MRI). Demographic and radiological characteristics of the patients were analyzed. Results: Out of 74 patients with abnormalities, 45.9% was registered in 2019. The median age of the patient is 1–3 years old whom male patient made the most. 98.6% patients underwent ultrasonography. Thickening of the bladder, hydronephrosis, and other abnormalities i.e., duplicating of ureter, vesico-ureteral reflux, and duplicating of collecting system were found in 54, 17, and 6 patients respectively. Conclusion: Urinary tract infection was more common in children aged 1–3 years, particularly in boys. The abnormalities of the renal ultrasound was evidence in renal ultrasonography. Thickening of the bladder is detected in more than half of the children followed by hydronephrosis and other abnormalities.Item Knowledge and Attitude of Parents with Children in Response to Atypical Progressive Acute Kidney Injury(2023-07-14) GHINA WAFA; Lulu Eva Rakhmilla; Ahmedz WidiastaThe outbreak of Atypical Progressive Acute Kidney Injury (APAKI) in children due to the contamination of syrup medication in Indonesia poses health risks. Failure to identify the condition can lead to serious health complications, even causing high mortality rate in children. The study aims to learn the knowledge level and attitude responses of parents. A cross-sectional study using questionnaire was conducted in sub-urban and urban regions of West Java. Of 344 participants that were included, 182 (52.9%) were classified as sub-urban and 162 (47.1%) as urban. The level of knowledge was measured using 6 domains, while the attitude response uses 2 domains. The mean of each knowledge domain varies, lowest in complication domain (35.75) and highest in the management domain (64.17) showing moderate to poor level of knowledge in both groups. A positive response towards APAKI was found with a mean of 79.59 and 80.84, respectively, in both domains. In conclusion, knowledge of parents is moderate to poor in the sub-urban and urban group, and a positive attitude is found in the parents’ response. The findings may have significant implications for targeted policy as preventative measures for parents whose children may be particularly at risk of APAKI in the future.Item Profil Gangguan Elektrolit dan Asam Basa pada Anak Sakit Kritis yang dirawat di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada Tahun 2021(2023-02-18) ALYA ROOSRAHIMA KHAIRUNNISA; Stanza Uga Peryoga; Ahmedz WidiastaPasien anak sakit kritis diketahui lebih sering mengalami ketidakseimbangan asam-basa dan elektrolit daripada orang dewasa, dan dapat berdampak pada morbiditas dan mortalitas, baik dari segi tingkat perawatan maupun munculnya komplikasi di PICU. Data mengenai hal ini masih sangat terbatas di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan profil gangguan elektrolit dan asam-basa pada pasien anak sakit kritis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional cross-sectional menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien anak sakit kritis usia 1 bulan sampai 18 tahun yang dirawat di PICU RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dari tanggal 1 Januari - 31 Desember 2021. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 131 dari 258 pasien mengalami ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit. Mayoritas adalah laki-laki (53%) dan bayi (32,8%). Diagnosis utama terbanyak adalah gangguan pernapasan (28,2%), sistem saraf pusat (19,8%), dan gastrointestinal (15,3%). Ditemukan 399 kejadian ketidakseimbangan elektrolit dan 111 kejadian ketidakseimbangan asam-basa. Ketidakseimbangan elektrolit yang paling sering adalah hiponatremia (75,6%), hipokalsemia (48,9%), dan hipokalemia (42,7%). Ketidakseimbangan asam-basa yang paling sering adalah alkalosis respiratorik (33,6%) dan asidosis metabolik (21,4%). Terdapat frekuensi ketidakseimbangan asam-basa dan elektrolit yang tinggi pada pasien anak sakit kritis di PICU. Dengan demikian, evaluasi dan penanganan ketidakseimbangan asam-basa dan elektrolit diperlukan untuk mencegah hasil yang buruk pada pasien ini.Item Tebal Lipat Kulit serta Lingkar Lengan Atas Pasien Anak dengan Penyakit Ginjal Kronik(2023-02-17) SITI SAQINAH SURIADIREDJA; Ahmedz Widiasta; Rini RossantiPenyakit ginjal kronis (PGK) dapat mengganggu pengaturan nutrisi oleh ginjal. Adanya gangguan nutrisi pada PGK dapat memengaruhi prognosis penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tebal lipat kulit (TLK) dan lingkar lengan atas (LLA) sebagai bagian dari indikator status nutrisi pada pasien anak dengan PGK di RSUP Dr Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong-lintang menggunakan data register divisi nefrologi RSHS Agustus 2021–Agustus 2022. Data dianalisis menggunakan Microsoft Excel. Total pasien dalam penelitian ini adalah 65 dengan 32 pasien tahap awal dan 33 tahap akhir. Rerata TLK pasien tahap awal adalah 13,75 mm dan LLA 12 cm, sedangkan tahap akhir adalah 11,39 mm dan 11,70 cm. Berdasarkan persentil TLK, sebagian besar pasien berada pada persentil normal, sedangkan untuk LLA sebagian besar berada di bawah. Berdasarkan %TLK, sebagian besar pasien tahap awal berada di atas rata-rata dan pasien tahap akhir berada di bawah. Untuk semua pengukuran LLA, semua pasien berada di bawah rata-rata. Jika hanya berdasarkan persentil TLK, sebagian besar pasien berada dalam kondisi baik. Jika berdasarkan %TLK, sebagian besar pasien tahap awal memiliki jaringan adiposa yang berlebih sedangkan pada tahap akhir memiliki nilai defisit. Untuk semua pengukuran LLA, semua pasien memiliki nilai defisit.