Browsing by Author "Anna Muryani"
Now showing 1 - 20 of 22
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Distribusi Tegangan Akibat Gaya Pengunyahan Pada Gigi Dengan Restorasi Onlay Ceromer dan Overlay Ceromer(2021-10-13) DIATRI NARIRATIH; Hendra Dian Adhita Dharsono; Anna MuryaniRestorasi onlay dan overlay merupakan restorasi indirek yang umum digunakan pada gigi pasca perawatan saluran akar. Restorasi pasca perawatan saluran akar dengan penutupan bonjol membutuhkan bahan yang karakteristiknya menyerupai komponen gigi sehingga berkembang posterior indirect adhesive restorations (PIAR) dengan menggunakan bahan resin komposit dan teknik adhesif. Distribusi tegangan pada gigi dengan restorasi onlay dan overlay dengan teknik adhesif masih belum banyak dibahas. Tegangan yang tidak terdistribusi dengan baik dapat meningkatkan risiko kegagalan pada restorasi maupun sisa struktur gigi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat distribusi tegangan yang terjadi pada restorasi onlay dan overlay ceromer akibat gaya pengunyahan vertikal dan lateral menggunakan simulasi Metode Elemen Hingga. Pemodelan dibuat berdasarkan hasil scan Micro-CT gigi molar pertama bawah yang telah diekstraksi. Hasil diolah menjadi dua model solid tiga dimensi, yaitu gigi dengan restorasi onlay dan gigi dengan restorasi overlay. Model solid diproses di perangkat lunak Metode Elemen Hingga dan diubah menjadi elemen tetrahedral. Pembebanan statik dari arah vertikal diberikan pada 4 area titik kontak oklusal dengan total beban 720 N, sedangkan dari arah lateral diberikan pada 2 area titik kontak oklusal dengan total beban 200 N. Kriteria kegagalan menggunakan kriteria Maximum Principal Stress dan Minimum Principal Stress. Gambaran distribusi dan nilai tegangan yang terjadi pada restorasi, email, dan dentin dari masing-masing model dicatat. Hasil penelitian memperlihatkan nilai tegangan dan tarik terbesar terletak pada struktur email. Restorasi onlay dan overlay ceromer dapat bertahan terhadap gaya pengunyahan rata-rata di dalam mulut, namun mengalami kegagalan ketika mendapatkan gaya pengunyahan maksimum pada daerah permukaan oklusal. Risiko kegagalan akibat tegangan tarik terjadi pada struktur email di daerah cementoenamel junction (CEJ).Item ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN AKIBAT GAYA PENGUNYAHAN PADA GIGI DENGAN RESTORASI OVERLAY ZIRKONIA DAN ENDOCROWN ZIRKONIA(2020-01-10) MEGAFURI CHAYA; Irmaleny; Anna MuryaniRestorasi endocrown dan overlay banyak digunakan untuk restorasi gigi pasca perawatan endodontik karena dapat memberikan perlindungan bonjol menyeluruh dengan prinsip preparasi yang minimal. Kedua restorasi ini memiliki kemiripan dalam bentuk preparasi serta indikasi penggunaannya. Distribusi tegangan pada gigi dengan restorasi endocrown dan overlay akibat gaya pengunyahan masih belum jelas. Tegangan yang tidak terdistribusi dengan baik dapat memicu resiko terjadinya fraktur pada restorasi dan sisa struktur gigi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat distribusi tegangan yang terjadi pada restorasi endocrown dan overlay akibat gaya pengunyahan maksimal di dalam mulut menggunakan simulasi Metode Elemen Hingga. Pemodelan dibuat berdasarkan hasil scan micro-CT gigi molar pertama bawah yang telah diekstraksi. Hasil scannning diolah untuk pembuatan dua model tiga dimensi yaitu gigi dengan restorasi overlay dan gigi dengan restorasi endocrown. Pembebanan statik dari arah vertikal diberikan pada 4 area titik kontak oklusal dengan total beban 720 N. Kriteria kegagalan menggunakan kriteria Maximum Principal Stress dan Minimum Principal Stress. Gambaran distribusi tegangan dan nilai tegangan maksimum yang terjadi pada restorasi, email, dan dentin dari masing- masing model dicatat. Hasil penelitian memperlihatkan nilai tegangan tekan dan tarik terbesar terletak pada restorasi endocrown dan overlay itu sendiri. Seluruh nilai tegangan tekan baik pada restorasi maupun struktur gigi lebih kecil dari kekuatan kompresif masing- masing struktur. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa restorasi overlay zirkonia dan endocrown zirkonia dapat bertahan terhadap gaya pengunyahan maksimal. Lokasi konsentrasi tegangan yang perlu diwaspadai pada sisa struktur gigi yang direstorasi endocrown dan overlay berada pada daerah Cementoenamel Junction (CEJ).Item ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN PADA RESTORASI ENDOCROWN TIPE I DAN TIPE II CEROMER AKIBAT BEBAN KUNYAH(2021-10-13) MARIA FAIZARANI; Anna Muryani; Dudi AripinRestorasi endocrown merupakan pilihan restorasi untuk gigi posterior ketika terjadi kehilangan struktur jaringan koronal yang luas pasca perawatan saluran akar. Restorasi endocrown dengan bahan ceromer mempunyai kemampuan mendistribusikan tegangan lebih merata dan mampu melindungi struktur gigi dibandingkan restorasi mahkota dengan pasak inti. Restorasi endocrown memanfaatkan bentuk dan ruang pulpa mempunyai desain preparasi yang datar serta desain yang memanfaatkan anatomi dasar kamar pulpa yang diperluas hingga intraradikular. Distribusi tegangan yang terkonsentrasi akan berdampak pada kegagalan restorasi atau kerusakan pada struktur gigi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis distribusi tegangan pada restorasi endocrown ceromer dengan dan tanpa perluasan intraradikular akibat beban kunyah. Distribusi tegangan pada restorasi endocrown ceromer dan jaringan gigi dalam penelitian ini dianalisis menggunakan simulasi metode elemen hingga. Pemodelan dibuat berdasarkan hasil scan micro-CT gigi molar pertama rahang bawah yang kemudian diolah menjadi model tiga dimensi dan direstorasi dengan endocrown ceromer tanpa perluasan (tipe I) serta dengan peluasan intraradikular (tipe II). Pembebanan statik diberikan dengan arah vertikal sebesar 720 N dan arah lateral 450 sebesar 200 N. Hasil penelitian menunjukkan bahwa restorasi endocrown ceromer tipe I dan Tipe II mengalami kegagalan statik saat pembebanan vertikal, dan tidak mengalami kegagalan saat pembebanan lateral. Struktur email pada pembebanan vertikal mengalami kerusakan pada model endocrown tanpa perluasan. Seluruh restorasi endocrown ceromer serta struktur gigi mampu bertahan terhadap beban pengunyahan lateral. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu seluruh model restorasi endocrown ceromer serta struktur gigi mampu menahan beban pengunyahan lateral, dan pada saat mendapatkan pembebanan arah vertikal seluruh restorasi endocrown mengalami kegagalan serta terdapat kerusakan email pada model endocrown ceromer tipe I.Item Analisis Distribusi Tegangan Pada Restorasi Onlay Zirconia dan Onlay Lithium Disilicate Menggunakan Metode Finite Element(2022-10-14) NOOR BINTANG RAMADHAN; Dudi Aripin; Anna MuryaniKeberhasilan dari suatu perawatan saluran akar tergantung pada penutupan apikal dan koronal. Hal ini menyebabkan pemilihan restorasi yang tepat menjadi suatu hal yang berperan penting dalam keberhasilan perawatan endodontik. Cuspal coverage merupakan syarat ideal restorasi gigi posterior paska perawatan saluran akar. Onlay merupakan salah satu restorasi cuspal coverage yang dapat menjadi pilihan dengan kekuatan dan nilai estetik yang baik. Ketahanan restorasi gigi posterior sangat dipengaruhi oleh tegangan selama proses pengunyahan. Tegangan yang tidak terdistribusi dengan baik dapat memicu risiko terjadinya fraktur pada restorasi dan sisa struktur gigi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat distribusi tegangan yang terjadi pada restorasi onlay zirconia dan restorasi onlay lithium disilicate menggunakan finite element. Data jenis dan sifat mekanis material dimasukkan dalam model onlay 3 dimensi pada software ABAQUS 2020. Pembebanan diberikan pada model dari arah vertikal dengan total beban 720 N dan dari arah lateral dengan total beban 200 N. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan distribusi tegangan antara onlay zirconia dan onlay lithium disilicate menggunakan analisis metode finite element.Item Deskripsi Indeks Kebersihan Mulut dan DMF-T Pasien Diabetes Melitus pada Perkumpulan Prolanis di Puskesmas Talaga Bodas Bandung(2019-07-17) PALUPI DIEN UTAMI; Irmaleny; Anna MuryaniPendahuluan: Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme glukosa yang ditandai dengan hiperglikemia. Resiko kesehatan gigi dan mulut cukup tinggi akibat komplikasi diabetes melitus. Perubahan kondisi saliva, aktivitas bakteri asidogenik, hingga penggunaan obat mempegaruhi kebersihan mulut dan demineralisasi gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui indeks karies dan indeks kebersihan mulut pasien diabetes melitus pada perkumpulan Prolanis di Puskesmas Talaga Bodas Bandung. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari 32 pasien yang didapat secara purposive sampling. Gigi diperiksa secara visual menggunakan kaca mulut dan probe WHO untuk menilai karies berdasarkan indeks DMF-T serta memakai disclosing agent untuk menilai kebersihan mulut berdasarkan indeks OHI-S. Hasil: Pasien diabetes melitus berjumlah 32 orang memiliki nilai kebersihan mulut rata-rata sebesar 1,7 dengan nilai rata-rata DMF-T sebesar 13,5. Simpulan: Pasien diabetes melitus pada penelitian ini memiliki indeks OHI-S pada kategori sedang dan indeks DMF-T pada kategori sangat tinggi.Item Differences in the motivation for seeking oral health treatment among parents of kindergarten students with different socioeconomic backgrounds(2022-07-12) SYAHLA FATIMAH AZZAHRA; Anne Agustina Suwargiani; Anna MuryaniIntroduction: Motivation and the role of parents are essential in educating children on maintaining their oral health. The low parental knowledge in seeking oral health treatment will increase the prevalence of children`s oral disease. This study aimed to analyse the differences in the motivation for seeking oral health treatment among parents of kindergarten students with different socioeconomic backgrounds. Methods: The research was analytic with a cross-sectional technique, conducted on 109 parents taken as respondents, consisting of 54 parents of Bunda Asuh Nanda Kindergarten students and 55 parents of Mekar Arum Kindergarten students. Data collection was carried out with an online Google form questionnaire. Results: The mean intrinsic motivation range of Bunda Asuh Nanda Kindergarten and Mekar Arum Kindergarten parents was 45 to 65, while the extrinsic motivation range was 51 to 59, and the combined motivation range was 47 to 63. The Mann-Whitney test result showed a significant difference in the intrinsic and combined motivation, with a p-value of 0.0008 and 0.0073, respectively, while the extrinsic motivation showed no difference (p-value=0.2313). Conclusions: The motivation for seeking oral health treatment in kindergarten parents showed differences in intrinsic and combined motivation, while no difference is found in extrinsic motivation. Most of the parents in both kindergartens have rather good motivation in seeking oral health treatment for their children.Item DISTRIBUSI TEGANGAN RESTORASI KOMPOSIT DIREK DIPERKUAT PITA FIBER (TEKNIK WALLPAPERING) PADA MOLAR PASCA PERAWATAN SALURAN AKAR DENGAN KAVITAS KEHILANGAN DINDING MESIOLINGUAL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN(2023-08-28) HARNIYA NERI; Dudi Aripin; Anna MuryaniGigi pasca perawatan saluran akar mengalami perubahan struktur jaringan keras sehingga mengalami konsentrasi tegangan tinggi saat fungsi biomekanik. Distribusi tegangan yang merata dipengaruhi oleh bahan restorasi dan jenis ikatan antara bahan restorasi dengan struktur gigi. Pemilihan bahan restorasi yang dapat mendistribusikan tegangan akan mempengaruhi resistensi dan retensi terhadap gaya kunyah sehingga fungsi biomekanik tercapai. Komposit merupakan material yang memiliki sifat menyerupai gigi, dapat meneruskan dan mendistribusikan tegangan ke seluruh permukaan gigi. Kekurangan komposit pada kavitas luas yaitu kurangnya sifat toughness. Penambahan fiber dapat meningkatkan sifat toughness sehingga dapat bertahan lama dirongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi tegangan restorasi komposit diperkuat pita fiber berbahan polyethelene dan e-glass pada gigi molar bawah kehilangan dinding mesial dan lingual menggunakan metode elemen hingga. Model tiga dimensi molar rahang bawah dilakukan preparasi kavitas dan pembentukan restorasi menggunakan Solidwork 2020. Model yang sudah direstorasi dilakukan analisis dengan Abaqus 2021 untuk mengetahui konsentrasi tegangan setelah diberikan gaya statik dalam arah vertikal sebesar 720 N dan lateral 45° sebesar 200 N. Hasil penelitian berupa nilai maksimum dan minimum principal stress untuk menilai ketahanan material dan nilai inisiasi tegangan pada bagian ikatan antarmuka. Pita fiber polyethylene menunjukan distribusi tegangan yang lebih homogen karena nilai modulus elastisitas mendekati dentin dan memiliki ketebalan yang dapat mengurangi volume komposit. E-glass menunjukan konsentrasi tegangan pada bagian circumferential dan alas. Simpulan pada penelitian distribusi tegangan restorasi komposit direk diperkuat pita fiber (teknik wallpapering) pada molar pasca perawatan saluran akar dengan kavitas kehilangan dinding mesiolingual menggunakan metode elemen hingga tidak terdapat kegagalan struktur pada kelompok polyethelene karena tegangan maksimum dan minimum principal lebih rendah dibandingkan kekuatan material. Kegagalan ikatan antarmuka terjadi di bagian enamel. Nilai maksimum dan minimum principal pada e-glass menunjukan kegagalan struktur dibagian fiber circumferential dan fiber alas karena tegangan melebihi kekuatan material. Kegagalan ikatan antarmuka terjadi pada bagian fiber circumferential dan alas.Item Efektifitas Pemberian Sediaan Kurkuminoid dalam Mengatasi Rasa Nyeri Inflamasi pada Pasien Pulpitis Ireversibel Akut(2017-04-18) R. DEWI NUGRAHANI H.; Anna Muryani; Raden Tantry MaulinaPasien pulpitis ireversibel akut pada umumnya merasakan nyeri inflamasi. Penatalaksanaan kegawatdaruratan yang lazim dilakukan kepada pasien pulpitis ireversibel akut adalah pemberian sedative dressing ditambah analgetik untuk mengatasi nyeri. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui efektifitas pemberian kurkuminoid sebagai agen analgetik terhadap rasa nyeri inflamasi pada pasien dengan pulpitis ireversibel akut. Penelitian ini menggunakan metode uji acak terkontrol dengan jumlah naracoba sebanyak 64 (35 laki-laki; 29 perempuan) orang. Naracoba dibagi secara teracak kedalam dua kelompok, yaitu kelompok yang diberikan kapsul kurkuminoid dan kelompok yang diberikan kapsul ibuprofen. Evaluasi nyeri yang pertama dilakukan pada saat pasien tiba di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Gigi dan Mulut dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS). Selanjutnya dilakukan tindakan irigasi dengan menggunakan klorheksidin 2%. Pasien selanjutnya diinstruksikan untuk mengkonsumsi salah satu agen analgetik tanpa mengetahui jenis agen analgetik yang diberikan, sebanyak tiga kali, dengan interval setiap 8 jam. Evaluasi rasa nyeri selanjutnya dilakukan dua jam setelah minum obat pertama kali, dua jam setelah minum obat kedua kali, dan dua jam setelah minum obat ketiga kali melalui kontak telepon. Data selanjutnya dianalisa dengan menggunakan uji Mann-Whitney untuk melihat perbedaan dua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan rasa nyeri yang signifikan (p<0.001) pada kedua kelompok setelah pasien meminum kedua obat tersebut. Selain itu, pada kelompok yang meminum kurkuminoid, total penurunan rasa nyeri lebih besar secara signifikan (p<0.001) dibandingkan dengan kelompok yang meminum ibuprofen. Simpulan penelitian ini adalah sediaan kurkuminoid efektif di dalam mengatasi rasa nyeri inflamasi pada pasien pulpitis ireversibel akut.Item Efektivitas Bahan Irigasi Kelasi Tunggal dalam Membersihkan Saluran Akar Gigi (Scoping Review)(2021-07-09) FELYCIA EVANGELI ARNOLD; Rahmi Alma Farah Adang; Anna MuryaniPendahuluan: Bahan irigasi kelasi memiliki kemampuan untuk melarutkan komponen anorganik dari dentin yang dapat meningkatkan keberhasilan perawatan saluran akar. Penelitian ini dilakukan untuk memetakan efektivitas bahan irigasi kelasi (EDTA, asam sitrat, kitosan, dan HEBP) dalam membersihkan saluran akar dari debris, smear layer serta bakteri. Metode: Scoping review mengikuti langkah kerja Institut Joanna Briggs (2015). Pengambilan data dilakukan menggunakan Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-analysis Scoping Review (PRISMA-ScR). Penelitian menginklusikan artikel eksperimental yang dipublikasikan pada tahun 2015-2020 dalam full-text. Pencarian dilakukan menggunakan kata kunci, limit function, dan kriteria inklusi menggunakan Pubmed, EBSCOHost, Nature Research, Google Scholar, dan sumber lain dengan handsearching. Hasil: Total 22 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Sembilan belas artikel mengemukakan bahwa keempat jenis bahan irigasi kelasi tunggal yang diinklusikan memiliki kemampuan untuk mengurangi jumlah debris dan smear layer secara signifikan. Bahan irigasi kelasi tersebut juga dilaporkan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Simpulan: Artikel penelitian tercakup menunjukan bahwa bahan irigasi kelasi EDTA, asam sitrat, kitosan, dan asam etidronat (HEBP) efektif dalam membersihkan saluran akar dengan menghilangkan debris dan smear layer. Bahan irigasi kelasi tersebut juga memiliki aktivitasItem Efektivitas Irigasi Sodium Hipoklorit Dalam Membersihkan Saluran Akar Gigi (A Scoping Review)(2021-07-09) GABRIELLA TASHA DJOKO; Dudi Aripin; Anna MuryaniPendahuluan: Sodium hipoklorit telah ditetapkan sebagai gold standard untuk irigasi dalam perawatan saluran akar. Larutan tersebut sudah lama digunakan dalam kedokteran gigi, namun sampai saat ini belum terdapat konsensus mengenai penggunaannya sebagai bahan irigasi. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kembali efektivitas sodium hipoklorit (NaOCl) dalam membersihkan saluran akar gigi dan mengidentifikasi celah penelitian serta menjadi pedoman untuk penelitian pada masa yang akan datang. Metode: Scoping review ini dilaksanakan dengan mengikuti pedoman kerangka kerja Joanna Briggs Institute dan dilaporkan berdasarkan PRISMA extension for scoping reviews (PRISMA-Scr). Penelitian ini menelaah artikel penelitian berbahasa Inggris yang dipublikasi pada tahun 2015-2020 dan tersedia dalam full-text. Pencarian artikel yang relevan dilakukan menggunakan kata kunci dan kriteria inklusi pada PubMed, EBSCOhost (Dentistry and Oral Science Source), Springer Link, dan sumber lain dengan hand searching. Hasil: Pencarian awal mengidentifikasi sebanyak 294 artikel dan 17 di antaranya dicakup dalam penelitian. Larutan sodium hipoklorit yang digunakan dalam artikel tercakup adalah NaOCl 0.5; 1; 2.5; 3; 5; 5.25; dan 6% dan sifat yang paling umum diuji adalah sifat antibakteri yang diikuti oleh kemampuannya dalam melarutkan jaringan pulpa serta membuang smear layer dan debris. Simpulan: Artikel penelitian tercakup secara keseluruhan membuktikan bahwa irigasi sodium hipoklorit efektif dalam membersihkan saluran akar gigi. Peningkatan beberapa faktor, seperti konsentrasi, pH, dan waktu kontak sodium hipoklorit dapat meningkatkan efektivitas larutan dalam membersihkan saluran akar, namun juga dapat meningkatkan toksisitas dari larutan. Klinisi harus mempertimbangkan faktor tersebut untuk mencapai pembersihan saluran akar tanpa menyebabkan iritasi pada jaringan.Item Efektivitas penggunaan silver diamine fluoride dalam mencegah karies pada gigi tetap: sebuah scoping review(2023-09-27) KINDYS ZULVA PHIENNA; Anna Muryani; IrmalenyPendahuluan: Karies merupakan penyakit kronis dengan prevalensi yang cenderung tinggi di Indonesia dan dapat mengenai semua kelompok umur. Interaksi bakteri penyebab terbentuknya lesi karies dapat dicegah, salah satunya dengan pengaplikasian Silver Diamine Fluoride (SDF) sebagai salah satu bahan topikal fluor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan SDF dalam mencegah karies pada gigi tetap. Metode: Pencarian artikel menggunakan kata kunci “Silver Diamine Fluoride” AND “Permanent Tooth OR Permanent Teeth” AND “Caries OR Dental Caries” AND “Remineralize”, dilakukan melalui database digital PubMed, Cochrane Library, Science Direct, dan Google Scholar. Kriteria inklusi artikel adalah artikel dengan desain Randomized Controlled Trial atau Non-randomized Controlled Trial; berbahasa Indonesia maupun bahasa Inggris; dipublikasikan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2016-2021); serta disesuaikan dengan kerangka PCC (Population, Concept, dan Context). Kriteria eksklusi yang digunakan adalah artikel yang tidak dapat diakses secara full text dan berbayar dengan jenis penelitian meta-analysis ataupun systematic review dan tidak mengkaji mengenai penggunaan SDF sebagai bahan pencegahan karies. Penulisan scoping review ini mengacu pada pedoman Preferred Reporting Items for Systematic reviews without Meta-Analyses extension for Scoping Reviews (PRISMA-ScR). Hasil: Sebanyak 8 artikel yang ditelaah dengan variasi lokasi, desain, dan sampel menunjukkan penggunaan SDF memiliki persentase pelepasan fluor dengan efikasi remineralisasi yang tinggi. Kristal atau mineral yang terdeposisi ke dalam fissure atau retakan akibat demineralisasi menunjukkan penurunan kedalaman lesi dan memengaruhi kekerasan mikro pada email. Simpulan: Silver Diamine Fluoride (SDF) dapat menstimulasi pengerasan kembali struktur gigi yang kaya akan calcium dan phosphate. Larutan SDF meningkatkan presipitasi mineral dan kepadatan mineral, serta mempromosikan remineralisasi hydroxyapatite email dengan meningkatkan fluor sekaligus membuat struktur gigi tahan terhadap serangan asam sehingga berpotensi sebagai bahan alternatif pencegahan karies pada gigi tetap.Item GAMBARAN DISTRIBUSI TEGANGAN GIGI MOLAR PERTAMA BAWAH YANG DIRESTORASI ONLAY KELAS II CEROMER ANTARA PREPARASI AKSES TEC DAN CEC(2021-10-14) HENRY OCTOVIANUS; Anna Muryani; Denny NurdinGambaran Distribusi Tegangan Gigi Molar Pertama Bawah Yang Direstorasi Onlay Ceromer Antara Preparasi Akses TEC Dan CEC (Kajian Mechanical Properties Menggunakan Metode Elemen Hingga) Henry Octovianus - 160621180002 ABSTRAK Preparasi akses kavitas merupakan salah satu tahapan terpenting untuk mencapai keberhasilan perawatan endodontik. Traditional Endodontic Cavity (TEC) membuka kavitas yang besar untuk mendapatkan akses ke saluran akar yang lurus sehingga memudahkan instrumentasi dan mencegah terjadinya kesalahan iatrogenik. Conservative Endodontic Cavity (CEC) mengambil struktur gigi lebih sedikit dengan mempertahankan sebagian atap kamar pulpa dan dentin pericervical. Restorasi setelah perawatan endodontik juga memiliki peran penting untuk mencapai keberhasilan perawatan endodontik. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menganalisis gambaran distribusi tegangan gigi molar pertama bawah yang direstorasi onlay ceromer antara preparasi akses TEC dan CEC menggunakan Metode Elemen Hingga. Pemodelan dibuat berdasarkan hasil scanning Micro-CT pada gigi molar pertama rahang bawah kemudian dibuat model tiga dimensi menggunakan software 3D-DOCTOR dan CATIA V5. Simulasi pembebanan dengan arah vertikal sebesar 720 N dan lateral sebesar 200 N secara terpisah pada masing-masing model TEC dan CEC menggunakan software ABAQUS 2017. Hasil Penelitian diperoleh dari data kualitatif dan kuantitatif pada model TEC dan CEC dengan masing-masing pembebanan. Nilai tegangan tarik maksimal pada onlay ceromer dan email pada semua model melebihi ultimate tensile strength masing-masing material sedangkan pada dentin masih di bawah ultimate tensile strength nya. Nilai tegangan tekan maksimal pada onlay ceromer, email, dan dentin di semua model berada di bawah ultimate compressive strength masing-masing material. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terjadi kegagalan statik tarik pada onlay ceromer dan email namun tidak pada dentin. Lokasi yang menjadi tegangan tarik tertinggi berada pada margin restorasi dan email. Kegagalan statik tekan tidak terjadi pada semua model. Kata Kunci : Distribusi tegangan, traditional endodontic cavity, conservative endodontic cavity, onlay, ceromer, metode elemen hinggaItem GAMBARAN DISTRIBUSI TEGANGAN PADA GIGI SETELAH PERAWATAN SALURAN AKAR ANTARA PREPARASI AKSES TEC, CEC, TREC, DAN NEC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA(2020-01-10) CYNTIA AYU RACHMAWATI; Hendra Dian Adhita Dharsono; Anna MuryaniPreparasi akses kamar pulpa merupakan salah satu tahapan yang penting dalam perawatan saluran akar dan bertujuan untuk mendapatkan arah garis lurus ke dalam saluran akar. Jumlah struktur gigi yang hilang karena preparasi akses dapat menyebabkan gigi pasca endodontik rentan terhadap fraktur. Perawatan saluran akar secara minimally invasive diusulkan untuk mempertahankan struktur gigi semaksimal mungkin dan mengoptimalkan prinsip biomekanik gigi pasca perawatan endodontik. Gigi pasca perawatan endodontik memerlukan analisis dengan menggunakan Metode Elemen Hingga untuk menguji aspek biomekanis. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menganalisa gambaran distribusi tegangan pada gigi setelah perawatan saluran akar antara preparasi akses TEC, CEC, TREC dan NEC dengan menggunakan Metode Elemen Hingga. Pemindaian dengan Micro-CT dilakukan pada gigi molar pertama rahang bawah untuk mendapatkan gambaran gigi dalam bentuk layer yang kemudian diproses ke perangkat lunak 3D-DOCTOR dan CATIA V5 untuk memperoleh model geometri tiga dimensi. Simulasi pembebanan dengan beban vertikal sebesar 720 N dilakukan di empat area kontak pada masing-masing model TEC, CEC, TREC, dan NEC dengan menggunakan software ABAQUS 6.13. Hasil penelitian diperoleh dari data kualitatif dan kuantitatif model TEC, CEC, TREC, dan NEC. Lokasi konsentrasi tegangan tekan email dan dentin terletak di servikal distal. Lokasi konsentrasi tegangan tarik email terletak di tepi preparasi dan dentin terletak di furkasi. Nilai minimum principal stress terkecil pada email dan dentin berada dibawah nilai ultimate compressive strength. Nilai maximum principal stress terbesar email berada diatas nilai ultimate tensile strength. Nilai maximum principle stress terbesar dentin berada dibawah nilai ultimate tensile strength. Kesimpulan penelitian ini adalah lokasi terjadinya konsentrasi tegangan tekan email dan dentin untuk semua model terjadi di servikal distal. Lokasi konsentrasi tegangan tarik enamel terjadi di tepi preparasi dan dentin terjadi di furkasi. Kegagalan statik hanya terjadi di email akibat tegangan tarik.Item GAMBARAN KEBERSIHAN DINDING SALURAN AKAR DARI MEDIKAMEN KALSIUM HIDROKSIDA DENGAN IRIGASI ASAM SITRAT 10% MENGGUNAKAN ANALISIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS(2017-04-10) ZULEIKA; Diani Prisinda; Anna MuryaniABSTRAK Medikamen kalsium hidroksida yang tersisa pada dinding saluran akar dapat menghalangi penetrasi obat pengisi saluran akar ke tubuli dentin dan menyebabkan terjadinya kegagalan perawatan saluran akar, sehingga medikamen dalam saluran akar harus dibersihkan sebelum tindakan pengisian saluran akar. Pembersihan dinding saluran akar dari sisa kalsium hidroksida salah satunya dilakukan dengan irigasi menggunakan larutan yang memiliki sifat chelating dalam saluran akar. Asam sitrat 10% telah direkomendasikan penggunaannya sebagai larutan irigasi saluran akar karena memiliki kemampuan chelating. Kebersihan saluran akar salah satunya dapat diperiksa menggunakan analisis Computational Fluid Dynamics (CFD). Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat gambaran kebersihan dinding saluran akar dari medikamen kalsium hidroksida dengan irigasi asam sitrat 10% menggunakan analisis CFD. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif eksploratif. Gambaran kebersihan dinding saluran akar dari medikamen kalsium hidroksida dengan irigasi asam sitrat 10% dianalisis dengan metode CFD yang sebelumnya divalidasi dengan penelitian eksperimental menggunakan spesimen uji berupa resin blok yang dibuat sesuai karakteristik saluran akar. Jarum irigasi yang digunakan jenis side-vented dengan posisi 3 mm dari apikal. Data diperoleh dari hasil pengamatan CFD dan disajikan dalam bentuk gambar dan grafik. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat kesesuaian antara hasil penelitian eksperimental dan penelitian CFD. Hasil penelitian CFD yang diamati dalam penelitian ini yaitu fraksi volume dalam potongan melintang sumbu panjang gigi, streamline, vektor, dan wall shear stress dalam saluran akar. Larutan asam sitrat memperlihatkan nilai maksimal velositas sebesar 18 ms-1, wall shear stress sebesar 1,79 KPa, dan jumlah medikamen kalsium hidroksida saat stagnan yaitu sebanyak 4,19 mg dalam saluran akar. Simpulan dari penelitian ini yaitu gambaran kebersihan saluran akar dari medikamen kalsium hidroksida dengan irigasi asam sitrat 10% menyisakan medikamen sebanyak 21,28% di bagian ⅓ apikal saluran akar dan memperlihatkan adanya pergerakan dan pertukaran larutan yang efektif secara analisis CFDItem Hubungan Waktu Light Curing dan Perbedaan Kekerasan Resin Komposit Flowable Bulk Fill dengan Komposit Flowable Konvensional(2019-07-08) ASMARA TANIA; Denny Nurdin; Anna MuryaniPendahuluan: Resin komposit merupakan bahan restorasi estetik yang paling sering digunakan. Beberapa situasi klinis membutuhkan resin komposit dengan viskositas rendah yaitu komposit flowable bulk fill dan flowable konvensional. Salah satu sifat mekanis resin komposit adalah kekerasan. Kekerasan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah filler dan waktu light curing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan waktu light curing dan perbedaan kekerasan pada resin komposit flowable bulk fill dan flowable konvensional. Metode: Jenis penelitian ini yaitu eksperimental menggunakan 30 spesimen resin komposit flowable bulk fill dan flowable konvensional yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 adalah resin komposit flowable bulk fill yang dipolimerisasi selama 15, 20 dan 25 detik. Kelompok 2 adalah resin komposit flowable konvensional yang dipolimerisasi selama 15, 20 dan 25 detik. Setiap spesimen diuji kekerasannya menggunakan Vickers Microhardness Tester. Hasil: Hasil penelitian yang dianalisis menggunakan uji ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata kekerasan yang signifikan (p<0,05) antara resin komposit flowable bulk fill dan komposit flowable konvensional. Pembahasan: Nilai rata-rata kekerasan resin komposit flowable bulk fill dengan waktu polimerisasi 15, 20 dan 25 detik adalah 45,7 VHN, 49,5 VHN dan 50,3 VHN; pada komposit flowable konvensional dengan waktu polimerisasi 15, 20 dan 25 detik adalah 56,3 VHN, 61,9 VHN dan 63,3 VHN. Simpulan: Terdapat perbedaan kekerasan resin komposit flowable bulk fill dengan komposit flowable konvensional serta peningkatan waktu light curing akan meningkat nilai kekerasan komposit.Item Perbedaan Depth of Cure, Sitotoksik, dan Perlekatan Sel Antara Campuran Nanopartikel Semen Portland Putih Indonesia-ZrO2-UDMA Dibandingkan dengan TheraCal LC Sebagai Bahan Pulp Capping(2022-10-14) DHIKA PARAMITA PRAMESWARI; Dudi Aripin; Anna MuryaniPulp capping adalah perawatan untuk menjaga vitalitas pulpa pada pulpa yang telah terbuka atau pulpa yang hanya dilindungi oleh selapis tipis dentin dengan mengaplikasikan material di atas jaringan pulpa untuk menstimulasi pembentukan jaringan keras, sehingga material ini harus bersifat biokompatibel dan tidak sitotoksik untuk memicu penyembuhan jaringan pulpa. Biokompatibilitas melibatkan dua aspek yang berbeda, yaitu keamanan biologis (meliputi pengujian sitotoksik) dan biofungsionalitas (meliputi analisis perlekatan sel awal terhadap permukaan material yang menentukan proses selanjutnnya seperti adhesi, penyebaran, morfologi, migrasi, proliferasi, dan diferensiasi sel). Material berbasis kalsium hidroksida telah lama diindikaskan sebagai material pilihan untuk pulp capping sejak beberapa tahun yang lalu, namun demikian, material ini menunjukkan beberapa kekurangan sehingga digantikan dengan material berbasis semen kalsium silikat. Penanganan yang sukar pada material berbasis kalsium silikat menyebabkan perlu ditambahkannya resin sehingga material pulp capping tersebut lebih praktis digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji serta menganalisis perbedaan depth of cure, sitotoksik (dengan metode WST-1), dan perlekatan sel antara campuran ini dibandingkan dengan TheraCal LC sebagai material pulp capping. Pengujian statistik dilakukan dengan uji ANOVA yang diikuti dengan uji post hoc menggunakan independent t-test. Rerata kedalaman penyinaran pada campuran nanopartikel SPPI-ZrO2-UDMA adalah 1,784 mm dan TheraCal LC adalah 1,827 mm. Hasil uji WST-1 setelah 24, 48, dan 72 jam menunjukkan bahwa campuran nanopartikel SPPI-ZrO2-UDMA secara signifikan meningkatkan viabilitas sel jika dibandingkan dengan TheraCal LC (p0,05).Item PERBEDAAN FENOMENA HIDRODINAMIK LARUTAN SODIUM HIPOKLORIT 2,5%DI SEPERTIGA APIKAL PADA PREPARASI SALURAN AKAR TAPER 2% DAN 8%DENGAN PASSIVE ULTRASONIC IRRIGATION(ANALISIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS)(2018-04-10) ARNOLD KYOTO; Anna Muryani; Hendra Dian Adhita DharsonoInstrumentasi mekanik (shaping) adalah preparasi saluran akar yang berbentuk kerucut (taper) untuk menyediakan jalan dari orifis sampai ke bagian apikal saluran akar agar cairan irigasi sampai ke ujung apikal. Penetrasi irigan dipengaruhi bentuk akhir dari anatomi sistem saluran akar yang dibuat melalui preparasi mekanik. Taper dari saluran akar yang bertambah akan menghasilkan peningkatan pembersihan selama proses irigasi. Agitasi passive ultrasonic irrigation akan menghasilkan acoustic streaming di sepanjang jarum ultrasonik dan meningkatkan desinfeksi saluran akar terutama di sepertiga apikal. Analisis computational fluid dynamics (CFD) merupakan metodologi komputasi untuk melakukan suatu simulasi numerik aliran fluida yang secara khusus digunakan di kedokteran gigi untuk menganalisis irigasi saluran akar. Analisis CFD menggunakan software yang bernama CFD Ansys Fluent 17.1 (Ansys Inc, USA). Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dan komputasi (analisis CFD). Kedua pendekatan ini menunjukkan hasil yang saling mendukung dan telah tervalidasi. Hasil akhir yang dapat dilihat dari penelitian eksperimental adalah pergerakan aliran irigasi sedangkan hasil penelitian CFD yang dapat dianalisis berupa streamline, tegangan geser dinding saluran akar dan kecepatan aliran irigasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan aliran irigasi pada kelompok tegangan geser antara taper 2% dan taper 8% dengan p-value < 0,01. Hasil penelitian pada parameter lain yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok kecepatan aliran antara taper 2% dan taper 8% dengan p-value < 0,01. Hasil penelitian pada parameter lain yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok kecepatan aliran di sumbu z antara taper 2% dan taper 8% dengan p-value < 0,01. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan aliran irigasi (tegangan geser dan kecepatan aliran) di sepertiga apikal menggunakan passive ultrasonic irrigation pada saluran akar taper 2% dan 8%.Item PERBEDAAN KECEPATAN DAN TEGANGAN GESER CAIRAN NATRIUM HIPOKLORIT 2,5% DENGAN AGITASI SONIK DAN ULTRASONIK MENGGUNAKAN ANALISIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS(2017-04-10) WENING PRABANDARI; Anna Muryani; Tidak ada Data DosenAgitasi merupakan cara menggerakkan cairan saat melakukan irigasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan cairan irigasi dalam pembersihan saluran akar. Agitasi sonik dan ultrasonik ini memiliki bahan dan bentuk tip yang berbeda, memiliki karakteristik dan sifat fisika yang berbeda, seperti frekuensi dan amplitudo yang menyebabkan perbedaan gambaran fenomena hidrodinamik yang terjadi di dalam saluran akar sehingga saat dilakukan agitasi dapat meningkatkan kemampuan membersihkan saluran akar yang sulit terjangkau oleh instrumentasi saluran akar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris. CFD Ansys Fluent 17.1 (Ansys Inc, USA) digunakan untuk mempersiapkan, menyelesaikan dan menganalisa hasil pergerakan cairan, kecepatan, tegangan geser dan turbulence kinetic energy antara sonik dan ultrasonik. Kecepatan dan tegangan geser antara agitasi sonik dan ultrasonik dengan CFD di analisis secara statistik menggunakan T test. Hasil dari penelitian ini yang berupa kecepatan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara agitasi sonik dan ultrasonik, hal ini di dukung dengan adanya fenomena turbulen kinetic energy yang hanya terdapat pada agitasi ultrasonik. Hasil penelitian berupa tegangan geser tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kedua agitasi. Simpulannya adanya perbedaan dalam kecepatan cairan yang terjadi pada saluran akar akibat agitasi sonik dan ultrasonik, sedangkan untuk tegangan geser tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua macam agitasi.Item Perbedaan Nilai Kekasaran Permukaan Hasil Finishing Batu Arkansas dengan Fine Diamond Bur pada Komposit Nanofiller(2018-07-13) SHEILLA FAUZIA MARETTA; Anna Muryani; Diani PrisindaTahap akhir prosedur restorasi yaitu finishing dan polishing. Prosedur finishing perlu dilakukan dengan baik untuk menghasilkan kontur dan hasil restorasi yang optimal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai kekasaran permukaan dari restorasi resin komposit nanofiller yang dilakukan finishing dengan batu Arkansas dan fine diamond bur. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimental atau eksperimental semu. Sampel penelitian yaitu komposit nanofiller berbentuk silinder dengan ukuran diameter 6 mm dan tinggi 3 mm. Jumlah sampel adalah 32 buah yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 16 sampel yang dilakukan finishing dengan batu Arkansas dan kelompok kedua dengan fine diamond bur. Kekasaran permukaan sampel diukur dengan alat uji Surface Roughness Tester. Analisis data menggunakan uji statistik T-Test Independent dengan taraf kepercayaan 95% (alfa = 0.005). Rata-rata nilai kekasaran permukaan finishing batu Arkansas 0.59 mikron dan fine diamond bur 0.77 mikron. Hasil penelitian menunjukkan kelompok resin komposit nanofiller yang dilakukan finishing dengan fine diamond bur lebih kasar dibandingkan dengan batu Arkansas. Simpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan nilai kekasaran permukaan hasil finishing batu Arkansas dengan fine diamond bur pada komposit nanofiller.Item PERBEDAAN SISA VOLUME MEDIKAMEN KALSIUM HIDROKSIDA HASIL IRIGASI ASAM SITRAT 10% DENGAN AGITASI SONIK TIP ENDOACTIVATOR 25/04 DAN 35/04 MENGGUNAKAN ANALISIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS DAN EKSPERIMEN(2019-04-25) OVILYA SEPTY HUTAMI; Hendra Dian Adhita Dharsono; Anna MuryaniKalsium hidroksida sebagai medikamen dalam perawatan saluran akar harus dihilangkan sebelum dilakukan obturasi karena residu kalsium hidroksida pada dinding saluran akar dapat menyebabkan kebocoran apikal. Agen chelating seperti asam sitrat 10% digunakan sebagai bahan irigasi dalam perawatan saluran akar karena bersifat biokompatibel dengan kemampuan pengikatan ion Ca2+ pada dentin. Agitasi larutan irigasi diperlukan untuk memaksimalkan pembersihkan saluran akar salah satunya dengan agitasi sonik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan sisa volume medikamen kalsium hidroksida setelah di irigasi menggunakan asam sitrat 10 % dengan agitasi sonik tip endoactivator 25/04 dan 35/04 melalui analisis computational fluid dynamics. Sisa volume kalsium hidroksida setelah agitasi sonik dianalisis dengan CFD yang sebelumnya divalidasi dengan penelitian eksperimental menggunakan spesimen uji berupa resin blok yang dibuat sesuai kharakteristik saluran akar. Tip endoactivator yang digunakan berukuran 25/04 dan 35/04 diletakkan 3 mm dari panjang kerja. Data diperoleh dari pengamatan CFD dan disajikan dalam bentuk gambar dan grafik. Hasil penelitian CFD memperlihatkan sisa volume kalsium hidroksida setelah agitasi tip Endoactivator 25/04 yaitu sebesar 0,39 mm3, tekanan apikal tertinggi 100.000,328 Pa, tegangan geser sebesar 0,016 Pa, dan kecepatan aliran sebesar 0,0032 m/s. Sisa volume kalsium hidroksida setelah agitasi tip Endoactivator 35/04 yaitu sebesar 0,376 mm3, tekanan apikal tertinggi 100.002,671 Pa, tegangan geser sebesar 0,033 Pa, dan kecepatan aliran sebesar 0,0042 m/s. Simpulan dari penelitian ini yaitu sisa volume kalsium hidroksida setelah dilakukan agitasi sonik tip Endoactivator 35/04 lebih sedikit dibanding tip Endoactivator 25/04.