Browsing by Author "CECEP SUHANDI"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item Nanostructured Lipid Carrier (NLC) α-Mangostin Berbasis Propolis: Formulasi, Karakterisasi, dan Uji Aktivitas Antioksidan secara In Vitro(2024-01-10) CECEP SUHANDI; Gofarana Wilar; Nasrul Wathoniα-Mangostin, turunan xanthone yang ditemukan pada perikarp buah manggis (Garcinia mangostana L.), dan ekstrak propolis, yang kaya akan flavonoid dan fenol, dikenal karena khasiat antioksidannya, menjadikannya suplemen potensial untuk pengobatan kondisi terkait stres oksidatif. Namun kedua zat potensial ini mempunyai kelemahan utama yang sama, yaitu kelarutannya yang rendah dalam air. Rendahnya kelarutan α-mangostin dan propolis dalam air dapat diatasi dengan memanfaatkan pendekatan nanoteknologi. Dalam penelitian ini, sistem pembawa lipid berstruktur nano (NLC) berbasis propolis diformulasikan untuk meningkatkan penghantaran α-mangostin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi formulasi dan menyelidiki pengaruhnya terhadap aktivitas antioksidan α-mangostin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NLC berbasis propolis (NLC-P) dan NLC berbasis propolis bermuatan α-mangostin (NLC-P-α-M) memiliki ukuran partikel skala nano (72,7 ± 1,082 nm dan 80,3 ± 1,015 nm, secara berurutan), potensial zeta permukaan netral (berkisar antara +10 mV dan -10 mV), dan distribusi ukuran partikel yang baik (ditunjukkan dengan indeks polidispersitas <0,3). NLC-P-α-M menunjukkan efisiensi penjerapan yang baik sebesar 87,972 ± 0,246%. Pengujian disolusi menunjukkan peningkatan kelarutan α-mangostin ~13 kali lipat dibandingkan dengan serbuk α-mangostin saja. Penggabungan ke dalam sistem NLC berbasis propolis berkorelasi baik dengan peningkatan aktivitas antioksidan α-mangostin (p <0,01) dibandingkan dengan NLC-P dan α-mangostin saja. Oleh karena itu, modifikasi sistem pengiriman dengan memasukkan α-mangostin ke dalam NLC berbasis propolis mampu mengatasi tantangan kekurangan fisikokimia dari α-mangostin sekaligus meningkatkan efektivitas antioksidannya.Item Studi In Silico Kombinasi Alfa-Mangostin dan Kitosan Terkonjugasi Trastuzumab terhadap Human Epidermal Growth Factor Receptor 2(2021-06-09) CECEP SUHANDI; Sandra Megantara; Nasrul WathoniKanker payudara merupakan jenis kanker dengan angka kejadian tertinggi di dunia dan Indonesia. Sekitar 10-30% pengidap kanker payudara menunjukkan hasil diagnosis positif HER2 (Human Epidermal Growth Factor Receptor 2). Metode pengobatan yang tersedia saat ini masih menunjukkan banyak kekurangan seperti efek samping yang tinggi dan kegagalan terapi akibat resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara in silico sediaan kombinasi α-mangostin dan kitosan terkonjugasi trastuzumab terhadap HER2 sebagai upaya peningkatan terapi pada pasien kanker payudara. Pengujian dilakukan melalui simulasi penambatan molekuler menggunakan PatchDock Server. Bahan yang digunakan meliputi struktur dua dimensi α-mangostin, kitosan, dan natrium tripolifosfat dari basis data PubChem, sekuens FASTA trastuzumab dari basis data DrugBank, dan struktur HER2 yang diperoleh dari kompleks kristal dengan PDB ID: 1N8Z. Hasil uji menunjukkan bahwa partikel kombinasi α-mangostin dan kitosan berinteraksi dengan sisi fragment crystallizable (Fc region) serta beberapa interaksi hidrogen terhadap fragment antigen-binding (Fab region) pada trastuzumab dalam proses konjugasinya. Konjugasi trastuzumab terhadap partikel kombinasi α-mangostin dan kitosan menghasilkan peningkatan terbesar skor ikatan pada partikel kombinasi dengan ukuran terkecil (50 Å) dengan peningkatan skor sebesar 3.828. Pada partikel kombinasi dengan ukuran 50 Å memperlihatkan kesamaan interaksi hidrogen yang baik dengan trastuzumab (Asn89, Tyr252, dan Glu330). Namun demikian, konjugasi trastuzumab pada partikel kombinasi menghilangkan kesamaan interaksi hidrogen tersebut serta meningkatkan nilai atomic contact energy (ACE) yang berarti menurunkan spontanitas interaksi terhadap HER2. Dengan demikian, sediaan kombinasi α-mangostin dan kitosan terkonjugasi trastuzumab diprediksi dapat meningkatkan efektivitas terapi kanker payudara pada ukuran partikel yang relatif kecil namun dengan konsekuensi penurunan spontanitas reaksi terhadap HER2.