Browsing by Author "Endah Djuwendah"
Now showing 1 - 20 of 45
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Bauran Pemasaran dan Struktur Pasar Bawang Daun (Allium fistulosum L.)(2014-07-17) KARTIKA; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenBawang daun merupakan jenis sayuran dari kelompok bawang yang memiliki jumlah peningkatan ekspor paling besar. Hal ini menyebabkan banyaknya permintaan bawang daun terhadap berbagai produsen bawang daun khususnya Koperasi Al-Ittifaq. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Al-Ittifaq, Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif kualitatif dengan teknik penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penentuan tempat penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) karena Koperasi Al-Ittifaq adalah koperasi yang sudah lama bergerak dalam bidang agribisnis. Rancangan analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa bauran pemasaran bawang daun yang dilakukan oleh Koperasi Al-Ittifaq sudah tepat dalam memasuki pasar sasaran yaitu ritel modern, rumah makan, dan rumah sakit. Bawang daun yang diproduksi Koperasi Al-Ittifaq memiliki kualitas dan mutu yang baik. Penentuan harga yang unik juga menjadi kekuatan bagi koperasi sehingga banyak ritel modern yang tertarik bekerja sama dengan Koperasi Al-Ittifaq. Selain itu, koperasi selalu mendistribusikan bawang daun tepat waktu kepada konsumen. Hal ini menjadikan ruang lingkup pemasaran Koperasi Al-Ittifaq semakin luas karena dikenal baik oleh banyak konsumen. Promosi yang dilakukan koperasi masih sederhana yaitu menggunakan promosi langsung dengan mendatangi tempat sasaran untuk melakukan penawaran kerjasama. Struktur pasar bawang daun Koperasi Al-Ittifaq termasuk ke dalam pasar persaingan sempurna. Dapat dilihat dari perhitungan pangsa pasar bawang daun yang persentasenya mendekati nilai nol.Item Analisis Keberlanjutan Desa Wisata Laksana Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung(2021-01-13) GITA CHERIA VANESSA; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenDesa Wisata Laksana atau sering disebut dengan sebutan Kamojang, merupakan tempat wisata berbasis ekologi, ekonomi, dan edukasi yang memanfaatkan potensi alam dan juga seni budaya masyarakat sunda, dimana Desa Wisata Laksana berpotensi sebagai objek wisata yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari potensi Desa Wisata Laksana, menganalisis status keberlanjutan Desa Wisata Laksana, serta mengidentifikasi atribut - atribut sensitifitas yang mempengaruhi tingkat keberlanjutan Desa Wisata Laksana. Desain yang digunakan adalah desain kuantitatif dengan teknik penelitian deskriptif (Decriptive Research). Alat analisis yang digunakan adalah SPSS, tabulasi silang, serta metode Multidimensional Scaling (MDS) dalam teknik RAP-Tourism. Hasil analisis menunjukkan bahwa, pada aspek pelibatan tenaga kerja dan pendidikan sudah dilakukan dengan baik. Kealamiahan dan keunikan yang dimiliki desa wisata sudah dalam keadaan sangat baik, karena sudah menerapkan pengoptimalisasian penggunaan lahan dan penataan kawasan dengan sangat baik. Status keberlanjutan Desa Wisata Laksana secara multidimensi memiliki indeks sebesar 61,39% dengan status cukup berkelanjutan, dimana pada dimensi ekonomi Desa Wisata Laksana dapat dikatakan belum bisa berkembang dan berkelanjutan hingga di masa yang akan datang. Sedangkan pada tiga dimensi lainnya yaitu dimensi ekologi, sosial budaya, dan teknologi Desa Wisata Laksana sudah dapat dikatakan berkembang dan dapat berkelanjutan hingga di masa yang akan datang, apabila atribut – atribut paling sensitifnya diperhatikan dengan baik yaitu tingkat gaji yang diberikan dari kegiatan wisata, keterlibatan masyarakat sekitar dalam kegiatan wisata, dan frekuensi konflik / perdebatan pendapat yang ada pada desa wisata.Item Analisis Kelembagaan Pemasaran Manggis Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Usahatani Manggis(2016-04-21) IRFAN FIRMANSYAH; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenABSTRAK IRFAN FIRMANSYAH, 2016. Analisis Kelembagaan Pemasaran Manggis Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Usahatani Manggis (Studi Kasus Kelompok Tani Sari Puspa Desa Puspahiang Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya). Di bawah bimbingan ENDAH DJUWENDAH. Manggis adalah salah satu buah andalan Indonesia selain salak dan mangga. Nilai ekspor manggis pada tahun 2013 adalah US$ 5.734.000, dan hal tersebut akan terus meningkat seiring dengan konsumsi masyarakat yang semakin tinggi terhadap buah manggis. Sentra manggis terbesar terdapat di Kabupaten Tasikmalaya dan Kelompok Tani Sari Puspa adalah salah satu kelompok tani yang membudidayakan manggis, namun masih terdapat masalah di Kelompok Tani tersebut yaitu mengenai sistem kelembagaan pemasaran dengan spesialisasi sistem kelembagaan pemasaran biasa, ijon dan tebasan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi transaksi petani dengan pengepul serta untuk mengetahui kelayakan usahatani manggis di Kelompok Tani Sari Puspa dengan perbandingan tiga sistem kelembagaan pemasaran. Desain penelitian yang digunakan adalah desain kualitatif dengan rancangan analisis data diantaranya: (1) Teknik analisis ilustrasi fishbone digunakan untuk mencari faktor yang mempengaruhi transaksi antara petani dan pengepul, (2) Analisis pendapatan usahatani digunakan untuk mengetahui pendapatan petani dengan tiga sistem kelembagaan pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi transaksi petani dengan pengepul dalam sistem kelembagaan pemasaran adalah faktor harga jual, kepercayaan, kebutuhan ekonomi, lama langganan, organisasi dan modal. Perbadingan pendapatan tiga sistem kelembagaan pemasaran manggis dengan umur tanaman > 25 tahun yaitu sebesar Rp 155.320.104,23/Ha untuk sistem pemasaran biasa, Rp 32.311.000/Ha untuk sistem pemasaran ijon dan Rp 22.608.974/Ha untuk sistem pemasaran tebasan. Sementara R/C Ratio menunjukkan nilai > 1, berarti semua sistem kelembagaan pemasaran tersebut layak dilakukan. Kata kunci: Kelembagaan pemasaran, faktor yang mempengaruhi, usahatani manggis.Item Analisis Kepuasan Pengunjung Berkunjung ke Agrowisata Dengan Konsep Edufarming (Suatu Kasus di PT. Jendela Alam Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat).(2015-07-15) GUGUN ARIODITHA; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenKepuasan pengunjung merupakan salah satu faktor penting yang mendukung perkembangan agrowisata, karena keberlangsungannya ditentukan oleh nilai kepuasan pengunjung yang datang menikmati wisata tersebut. Kepuasan pengunjung tersebut dapat dilihat dari karakteristik pengunjung dan tingkat kepuasan pengunjung.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pengunjung PT. Jendela Alam dan tingkat kepuasan pengunjung terkait kinerja PT. Jendela Alam. Penelitian dilakukan di PT. Jendela Alam yang terletak di Jalan Sersan Bajuri KM. 4.5 Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Desain dan teknik penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengunjung agrowisata PT. Jendela Alam sebagian besar adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 70 persen dan responden yang berumur antara 30-39 tahun sebesar 50 persen. 93 persen status perkawinan responden adalah sudah menikah dan tingkat pendidikan terakhir responden terbanyak adalah S1 yaitu sebesar 67 persen. Sebesar 34 persen responden berprofesi sebagai guru dan responden yang mendapatkan informasi pertama kali melalui teman sebesar 43 persen. Tujuan responden berkunjung sebagian besar adalah untuk study tour yaitu sebesar 47 persen. Alasan responden datang karena program menarik sebesar 46 persen lalu frekuensi responden untuk kedatangan adalah sebesar 56 persen baru pertama kali datang. Responden yang berminat datang kembali ke PT. Jendela Alam sebesar 100 persen atau keseluruhan responden menjawab ya. Skor subvariabel lokasi PT. Jendela Alam sebesar 361 termasuk kedalam kategori puas. Skor subvariabel sarana dan prasarana sebesar 609 termasuk kedalam kategori puas. Skor subvariabel produk sebesar 588 termasuk dalam kategori puas lalu skor subvariabel pelayanan petugas sebesar 361 juga termasuk kedalam kategori puas.Item Analisis Kesiapan dan Strategi Pengembangan Bisnis Koperasi Produsen Kopi Margamulya. (Studi Kasus Koperasi Produsen Kopi Margamulya, Pangalengan).(2014-04-22) IMA MARLINA; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenKopi adalah salah satu komoditas unggulan ekspor Indonesia. Salah satu penghasil kopi di Jawa Barat adalah Kelompok tani Margamulya Pangalengan Bandung. Dalam pelaksanaan bisnis kopi diperlukan permodalan yang kuat, sehingga Kelompok tani memerlukan legalisasi formal agar dapat membuka akses permodalan dengan pihak lain. Salah satu bentuk legalisasi formal yang dibentuk oleh Kelompok tani adalah dengan membentuk Koperasi Produsen Kopi “Margamulya”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesiapan kelompok tani Margamulya membentuk koperasi produsen kopi dan untuk merumuskan strategi pengembangan bisnis koperasi. Desain yang digunakan adalah desain kualitatif dengan teknik penelitian studi kasus. Alat analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi kesiapan kelompok tani yaitu analisis kesesuaian atribut syarat Gapoktan membentuk Koperasi dan analisis kelayakan usaha. Sedangkan alat analisis yang digunakan untuk memformulasikan strategi bisnis kopi yaitu menggunakan matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kesiapan kelompok tani membentuk Koperasi dilihat dari kesesuaian atribut syarat Gapoktan membentuk Koperasi yaitu menunjukan enam dari sembilan syarat telah terpenuhi. Sedangkan dilihat dari analisis kelayakannya baik aspek finansial maupun non finansial kegiatan usaha Koperasi ini layak dijalankan. Strategi pengembangan bisnis yang perlu dilakukan oleh Koperasi Margamulya yaitu penguatan pemasok kopi melalui strategi integrasi ke belakang, melakukan pengembangan produk, memperkuat permodalan, memperkuat kelembagaan koperasi, melakukan perluasan unit usaha penjualan Green Beans, melakukan pembinaan anggota tani dan melakukan penetrasi pasar kopi.Item ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS CABAI RAWIT PADA KELOMPOK MITRA TANI, DESA MANDALAHAJI, KECAMATAN PACET(2018-10-11) DIAH SUCI WAHYUNI; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenDIAH SUCI WAHYUNI, 2018. Analisis Pendapatan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Cabai Rawit pada Kelompok Mitra Tani, Desa Mandalahaji, Kecamatan Pacet. Di bawah bimbingan ENDAH DJUWENDAH. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan usahatani cabai rawit serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas cabai rawit di Kelompok Mitra Tani, Desa Mandalahaji, Kecamatan Pacet. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif untuk menyatakan pendapatan dan pengaruh faktor-faktor produksi terhadap produktivitas usahatani. Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 petani. Teknik pengambilan data dilakukan secara survey dan teknik sampling menggunakan sensus atau sampling jenuh. Analisis data yang digunakan antara lain analisis pendapatan usahatani cabai rawit, R/C ratio, dan fungsi produksi Cobb-Douglas untuk menganalisis faktor apa saja yang berpengaruh secara nyata dan tidak nyata terhadap produktivitas cabai rawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani cabai rawit yang dilakukan petani menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Hal ini dapat dilihat dari besarnya pendapatan petani yaitu Rp. 115.027.171/Ha/musim tanam dengan harga jual cabai rawit Rp. 25.000/kg. Selain itu, nilai R/C rationya menunjukkan nilai yang besar yaitu 3,46. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata pada tingkat signifikan 0,05 terhadap produktivitas cabai rawit di Kelompok Mitra Tani adalah benih, pupuk daun, dan tenaga kerja. Sementara pupuk kandang, NPK, TSP, ZA, KCL, urea, fungisida dan insektisida tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas cabai rawit.Item ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI DESA MARGAMULYA, KECAMATAN PENGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT(2017-07-21) RAKOTONJANAHARY JOACHMIN AUDRY; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenRAKOTONJANAHARY JOACHMIN AUDRY. 2017. Analisis Pendapatan Usahatani Kopi di Desa Margamulya, Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Di bawah bimbingan ENDAH DJUWENDAH. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang ada di Indonesia dan mampu memberikan kesempatan kerja serta memberikan pendapatan bagi masyarakat. Di jaman sekarang tren kopi tumbuh dengan pesat sehingga membuat para petani tertarik untuk mengusahakan kopi arabika. Margamulya merupakan salah satu desa sentra produksi kopi arabika di Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usahatani kopi berdasarkan pendapatan yang diterima oleh petani, karakteristik petani serta faktor-faktor mempengaruhi petani untuk mengusahakan kopi arabika. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian survey. Penelitian ini dilakukan pada anggota kelompok tani koperasi produsen kopi Margamulya. Data diperoleh dari responden yang dipilih secara purposive dari 140 anggota kelompok tani Margamulya sehingga didapatkan tiga puluh empat orang. Analisis yang digunakan yaitu deskriptif statistik, analisis pendapatan dan analisis R/C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani di Desa Margamulya berada di usia produktif, tingkat pendidikan yang masih rendah, namun sudah mengikuti berbagai pelatihan untuk mengelola tanaman kopi, para petani masih mengusahakan kopi di luas lahan yang sempit dengan status penguasaan garapan lahan. Faktor lahan, modal dan hasil produksi merupakan faktor paling mempengaruh terhadap minat petani sedangkan faktor alam, pasar dan harga jual kurang mempengaruhi terhadap minat petani. Pendapatan bersih petani kopi arabika dengan status lahan milik di luas 1), artinya usahatani kopi layak untuk diusahakan.Item Analisis Pertumbuhan dan Ketimpangan Wilayah di Kabupaten Bekasi (Studi Kasus di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat).(2015-07-15) RESA GUSTAWANI; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenPertumbuhan ekonomi dengan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama dalam kelangsungan pembangunan ekonomi daerah. Karena jumlah penduduk terus bertambah dan berarti kebutuhan ekonomi juga ikut bertambah, oleh karena itu dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun. Tingginya ketimpangan pendapatan mengindikasikan tidak meratanya pembangunan terutama dalam bidang ekonomi di Indonesia. Selain itu, tingginya ketimpangan pendapatan juga memperlihatkan adanya heterogenitas antar wilayah seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Bekasi yang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor yang menjadi sumber pertumbuhan wilayah, perubahan struktur perekonomian masing-masing kecamatan, dan mengukur tingkat ketimpangan wilayah di Kabupaten Bekasi. Dalam penelitian ini digunakan metode survey dengan unit analisisnya adalah 23 kecamatan di Kabupaten Bekasi dan yang menjadi objeknya adalah pendapatan wilayah (PDRB) per kapita, kependudukan, dan PDRB menurut lapangan usaha di masing-masing kecamatan dalam kurun waktu 2009-2013. Alat analisis yang digunakan adalah Location Quotient, Shift Share Klasik, dan Indeks Williamson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor basis pertanian terdapat di Kecamatan Muaragembong. Sektor basis industri terpusat pada lima Kecamatan yaitu Kecamatan Cikarang Selatan, Cibitung, Cikarang Barat, Tambun Selatan dan Cikarang Utara. Berdasarkan Analisis Shift Share, terjadi pergeseran struktur perekonomian dari sektor primer (pertanian) ke sektor sekunder (industri) dan tersier (jasa). Selama kurun waktu 2009-2013, karena terjadinya pergeseran struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri maka terjadi pula tingkat ketimpangan yang termasuk kriteria berat (sangat timpang) dengan nilai Indeks Williamson sebesar 1,59.Item ANALISIS RISIKO USAHATANI BAYAM (Amaranthus sp.) DENGAN SISTEM TANAM HIDROPONIK(2014-10-20) WIDYA NOORMALAHAYATI; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenWIDYA NOORMALAHAYATI. 2014. Analisis Risiko Usatahatani Bayam (Amaranthus sp.) dengan Sistem Hidroponik (Studi Kasus di PT Kebun Sayur Segar - Parung Farm, Kampung Jati, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Di bawah bimbingan ENDAH DJUWENDAH. Indonesia dikenal berpotensi untuk dikembangkannya tanaman sayur-sayuran. Salah satu sayuran yang bergizi tinggi adalah bayam. PT Kebun Sayur Segar berinovasi dalam budidaya bayam secara hidroponik, permasalahan yang dialami perusahaan yaitu penurunan kuantitas dan kualitas produk yang mengindikasikan adanya risiko. Oleh karena itu, kajian mengenai analisis risiko usahatani merupakan maksud dari penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan desain deskriptif kualitatif dan teknik penelitian studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Identifikasi penyebab risiko menggunakan Fish Bone Diagram dengan merinci penyebab kegagalan dan akibat terjadinya risiko berdasarkan sumber risiko produksi, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia. Analisis risiko menggunakan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), menghasilkan risiko berdasarkan nilai RPN (Risk Priority Number) dan RSV (Risk Score Value) tertinggi yang harus segera dilakukan penanganan yaitu ilkim dan cuaca yang tidak menentu, kekurangan sinar matahari, tingginya curah hujan dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Strategi preventif dilakukan untuk menanggulangi risiko yang didominasi oleh faktor iklim dan cuaca sehingga PT Kebun Sayur Segar dapat lebih memfokuskan untuk melakukan pencegahan, dengan perbaikan dan penambahan fasilitas serta melengkapi greenhouse dengan pemasangan indikator kelembaban, alat pengukur suhu dan intensitas cahaya, konduktor dan pengkontrol pH. Pengendalian risiko dapat dilakukan dengan diversifikasi produk, diversifikasi dilakukan dengan cara memproduksi sayuran nondaun atau sayuran daun yang teksturnya lebih kuat dan memiliki risiko produksi yang lebih kecil dibandingkan bayam. Diversifikasi tidak dapat menghilangkan risiko tapi dapat menekan risiko yang ada.Item CHANIA ALFATIANDA. 2017. DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATA (EKO-AGROWISATA) TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA CIBUNTU. (Studi Kasus di Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jaw(2017-07-10) CHANIA ALFATIANDA; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenEkowisata merupakan salah satu jenis pariwisata yang ada di Indonesia. Ekowisata adalah suatu kegiatan wisata yang memanfaatkan alam dan masyarakat sebagai objek wisata. Kabupaten Kuningan merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki objek wisata salah satunya ekowisata dan agrowisata (Eko-agrowisata) Desa Cibuntu Kecamatan Pasawahan. Eko-agrowisata Desa Cibuntu menyajikan berbagai produk wisata seperti wisata alam Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) , wisata Curug (Air Terjun), wisata mata air alami, situs purbakala,dan wisata budaya. Adanya Eko-agrowisata di Desa Cibuntu merupakan hal baru bagi masyarakat setempat yang akan berdampak pada kehidupan sehari-hari.Dampak tersebut dapat berupa dampak positif atau dampak negatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis keragaan eko-agrowisata dan profil masyarakat, mengidentifikasi dan menganalisis partisipasi masyarakat dan lembaga lainnya dalam pengelolaan eko-agrowisata serta mengetahui dan menganalisis dampak eko-agrowisata terhadap keadaan sosial dan ekonomi masyarakat di Desa Cibuntu Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan. Penelitian menggunakan metode desktiptif kualitatif dengan teknis studi kasus. Teknis pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam (deep interview), triangulasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukKan bahwa Eko-agrowisata berdampak positif terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Dampak sosial terlihat dari adanya perubahan kualitas berbagai kegiatan sosial seperti gotong-royong menjaga kebersihan, menjaga keamanan, membangun fasilitas umum, kegiatan sosial kemasyarakatan, penyelenggaraan upacara kebudayaan dan kondisi fisik desa. Sedangkan dampak ekonomi terlihat dari adanya kenaikan pendapatan dan tersedianya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.Item FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KOPI ARABIKA KELOMPOK TANI KARYA MANDIRI DI DESA CIKANDANG KECAMATAN CIKAJANG KABUPATEN GARUT JAWA BARAT(2018-03-19) RAKKA REZKIE S; Ernah; Endah DjuwendahKomoditas perkebunan merupakan salah satu komoditas andalan bagi pertanian Indonesia, dan salah satunya adalah komoditas perkebunan kopi. Perkebunan kopi memiliki peluang ekspor yang cukup tinggi dan potensial untuk dikembangkan di Indonesia, oleh karena itu permintaan kopi baik pasar domestik maupun pasar internasional cukup tinggi. Tingginya permintaan pasar untuk komoditas kopi tidak terlepas dari berbagai masalah yang dihadapi oleh petani kopi, diantaranya adalah rendahnya kualitas kopi yang dihasilkan oleh petani anggota kelompok tani, sehingga dapat mempengaruhi pendapatan petani di Kelompok Tani Karya Mandiri, untuk itu, penelitian ini bertujuan utuk mengetahui faktor – faktor apa yang paling berpengaruh terhadap pendapatan petani kopi. serta mengidentifikasi faktor yang secara nyata dan signifikan berpengaruh terhadap pendapatan petani kopi, dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis pendapatan usahatani kopi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan rata – rata pendapatan petani kopi di Kelompok Tani Karya Mandiri adalah sebesar Rp 21.826.900 per tahun atau Rp 1.818.908 per bulan, kemudian variabel tanah usahatani, kualitas hasil produksi dan output produksi merupakan variabel yang berpengaruh secara nyata dan signifikan terhadap pendapatan petani dari hasil usahatani kopi dengan tingkat kepercayaan 95 %, disisi lain variabel tenaga kerja dan input produksi berpengaruh negatif terhadap pendapatan petani kopi, hal ini disebabkan oleh penggunaan tenaga kerja dan penggunaan input produksi yang tidak efisien.Item Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Pembelian Produk Hortikultura melalui Instagram di KedaiMart(2023-10-12) KINTAMI KUSUMARAHMAN; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenPesatnya perkembangan pasar e-grocery di Indonesia mendorong KedaiMart untuk menerapkan strategi social media marketing, salah satunya yaitu aktif menggunakan social media Instagram. KedaiMart tergolong memiliki followers yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya, hal ini memiliki keunggulan menjangkau target pasar dengan tepat dan efisien, serta dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Namun, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diketahui bahwa target jumlah pemesanan produk oleh konsumen di KedaiMart sampai pertengahan tahun 2023 hanya mencapai 85%. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian produk hortikultura oleh followers Instagram KedaiMart, serta mengetahui faktor yang berhubungan dengan keputusan pembelian produk hortikultura melalui Instagram di KedaiMart. Hasil penelitian menunjukkan bahwa social media marketing dan persepsi konsumen berhubungan dengan keputusan pembelian produk hortikultura oleh followers Instagram Kedaimart yang terdiri dari faktor context, communication, collaboration, connection, persepsi manfaat, persepsi kemudahan, kepercayaan, dan persepsi harga. Faktor yang berhubungan paling tinggi adalah social media marketing yaitu context, communication, dan collaboration.Item Faktor-faktor Yang Menyebabkan Ketidakmampuan Petani Memenuhi Permintaan Baby Buncis Untuk PT. Alamanda Sejati Utama Serta Strategi Operasinya (Studi Kasus Poktan Tauhid, Kab. Bandung Barat(2016-04-14) NUR ANNISA RIZKITA K; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenABSTRAK. Baby buncis merupakan jenis buncis yang memiliki prospek baik karena baby buncis sudah berhasil memasuki pasar ekspor. Kelompok Tani (Poktan) Tauhid merupakan bagian dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Lembang Agri yang menanam baby buncis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab ketidakmampuan petani memenuhi permintaan baby buncis untuk PT. Alamanda Sejati Utama serta mengetahui strategi operasi yang dapat dilakukan ditingkat Poktan Tauhid guna mengatasi masalah tersebut. Desain penelitian yang digunakan adalah desain kualitatif. Teknik analisis data secara deskriptif dengan alat analisis diagram fishbone dan analisis strategi dengan Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM). Hasil penelitian menunjukan faktor teknis dengan kategori sangat bermasalah adalah kondisi cuaca dan organisme penganggu tanaman. Sedangkan faktor non-teknis dengan kategori sangat bermasalah yakni tenaga kerja. Selain itu, faktor teknis dengan kategori bermasalah diantaranya teknologi, benih, ketersediaan air, angin, dan sistem penanaman. Strategi alternatif yang dapat digunakan Poktan Tauhid adalah Integrasi ke Belakang. Implikasi dari strategi alternatif tersebut diantaranya memampukan Poktan Tauhid untuk lebih mengendalikan proses dengan cara menjadwalkan ulang jadwal tanam petani baby buncis dari setiap petani. Selain itu penyuluhan pertanian lebih sering dilakukan terkait teknologi dan pencegahan serangan hama dan penyakit secara alami. Kata kunci : baby buncis, faktor penyebab, strategi alternatif,Item Implementasi Bauran Promosi Desa Wisata sebagai Upaya Meningkatkan Kunjungan Wisatawan (Studi Kasus di Desa Wisata Cibuntu, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat).(2020-01-29) SOPHIA DESSY A. PADANG; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenSektor pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara terbesar bagi perekonomian Indonesia. Indonesia memiliki banyak destinasi wisata yang tersebar di berbagai daerah. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata adalah Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Kuningan memiliki banyak potensi wisata dimana salah satunya adalah Desa Wisata Cibuntu. Desa Wisata Cibuntu adalah sebuah desa berbasis wisata yang telah meraih beberapa penghargaan di tingkat nasional dan internasional. Hal tersebut membuat jumlah kunjungan ke Desa Wisata Cibuntu meningkat setiap tahunnya serta sangat potensial untuk lebih ditingkatkan lagi. Pelaksanaan bauran promosi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi bauran promosi yang dilakukan di Desa Wisata Cibuntu. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik penelitian studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi bauran promosi Desa Wisata Cibuntu terlaksana dengan baik yang berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan setiap tahunnya. Desa Wisata Cibuntu menggunakan kelima unsur bauran promosi yaitu periklanan, promosi penjualan, komunikasi personal, publisitas, dan pemasaran langsung. Adapun faktor-faktor yang dapat menentukan keberhasilan bauran promosi adalah sifat pasar jasa, strategi dorong dan tarik, tahap daur hidup produk jasa, dan dana yang tersedia.Item Implementasi Budidaya Kentang di Kelompok Tani Palintang Jaya(2018-10-23) NEVI DWI RIZKIRAHAYU; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenNEVI DWI RIZKIRAHAYU, 2018. IMPLEMENTASI BUDIDAYA KENTANG DI KELOMPOK TANI PALINTANG JAYA. Di bawah bimbingan ENDAH DJUWENDAH. Penelitian ini berjudul “IMPLEMENTASI BUDIDAYA KENTANG DI KELOMPOK TANI PALINTANG JAYA”. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini mengenai tingkat implementasi budidaya kentang petani Kelompok Tani Palintang Jaya dan faktor yang mempengaruhi para petani dalam mengimplementasikan budidaya kentang. Penelitian ini dilakukan di Desa Cipanjalu Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan analisis statistika Regresi logistik, dan metode analisis data yaitu analisis pemusatan kuartil III (QIII) pada kuesioner yang berdasarkan skala interval tipe Likert. Pengambilan sampel dengan metode penarikan simple random sampling, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Palintang Jaya dan mengikuti Pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP-Lembang dan Technical Taiwan Mission (TTM). Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan analisis pemusatan kuartil III (QIII) sebanyak 53% petani yang mengimplementasikan budidaya kentang sesuai dengan anjuran. Sedangkan hasil analisis regresi logistik terdapat dua varibel yang berpengaruh nyata yaitu jumlah tanggungan keluarga dan motivasi petani, karena memiliki nilai siginikansi lebih kecil dari 0.10.Item Kajian Potensi Pengembangan Usaha Tani Kedelai (Glicine Max L) (Studi Kasus di Desa Wanasari, Kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat)(2016-07-08) JUHERY CRISTIAN A S; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenJUHERY CRISTIAN A.S, 2016. Kajian Potensi Pengembangan Usaha Tani Kedelai (Glicine Max L) di Desa Wanasari, Kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang. Dibimbing oleh ENDAH DJUWENDAH Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan yang permintaannya tinggi di masyarakat Indonesia, namun produksinya sangat rendah. Desa Wanasari, Kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang terdapat kelompok tani yang petaninya mengusahakan kedelai. Desa Wanasari memiliki produktivitas kedelai yang cukup tinggi yaitu 15,69 Kw/Ha dan lebih tinggi dari rata-rata produktivitas kedelai nasional yang hanya 15,51 Kw/Ha pada tahun 2014 dengan perbandingan produktivitas kedelai tertinggi di Indonesia adalah provinsi Jawa Tengah yaitu 18,38 Kw/Ha. Produksi Kedelai di kelompok tani Desa Wanasari masih rendah yaitu 549,4 Kw dengan hanya menggunakan 35 Ha dari 91,675 Ha, atau sekitar 38,2% dari lahan sawah yang ada di Desa Wanasari. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui apa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat petani dalam pengembangan usaha tani kedelai di Desa Wanasari (2) Untuk mengetahui berapa biaya dan pendapatan petani dalam usaha tani kedelai di Desa Wanasari (3) Untuk mengetahui bagaimana potensi usaha tani kedelai yang ada di Desa Wanasari. Tempat penelitian dilaksanakan di Desa Wanasari, Kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada bulan Februari – Mei 2016. Desain Penelitian yang digunakan adalah desain kualitatif dan metode yang digunakan adalah studi kasus. Responden penelitian adalah para petani yang tergabung dalam kelompok tani di Desa Wanasari. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan studi kepustakaan. Rancangan analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan analisis fishbone, analisis biaya dan pendapatan usahatani, analisis deskriptif, dan analisis R/C. Kegiatan usahatani kedelai berlangsung selama 75 – 90 hari. Faktor-faktor penyebab rendahnya minat para petani di Desa Wanasari adalah adanya lahan sawah yang berlumpur, cuaca yang tidak menentu, masyarakat tidak mengetahui di daerah tersebut memiliki produktivitas kedelai yang tinggi, adanya kebiasaan menganggap usaha tani kedelai hanya selingan dan tidak menguntungkan, bantuan pemerintah yang selalu datang terlambat, harga jual yang rendah, serta tidak adanya alat pemanen kedelai. Panen pada bulan Mei 2016 dengan konversi 1 Ha, petani memperoleh pendapatan Rp 990.929. Return/Cost yang diperoleh sebesar 1,2. Desa Wanasari memiliki potensi pengembangan usaha tani kedelai yang baik karena memiliki lahan yang cukup luas untuk usaha tani kedelai yaitu 91,6750 Ha; kondisi agroklimat yang sesuai dengan kondisi agroklimat tumbuh kedelai yaitu memiliki curah hujan 200 mm/bulan, 7 bulan hujan, kelembaban 25% dan suhu 260C; memiliki penyuluh yang aktif dalam program penyuluhan usaha tani kedelai; dan memiliki pasar yang jelas yaitu para pengumpul dari industri tahu sumedang. Kata kunci : Produksi, produktivitas, minat petaniItem Kanvas Model Bisnis Usaha Dodol Garut (Studi Kasus pada PD. Katineung Kabupaten Garut, Jawa Barat)(2019-01-14) ANWAR MUJADDID; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenPD. Katineung adalah salah satu perusahaan dodol di Kabupaten Garut yang menawarkan kuliner khas kota Garut yang terbuat dari bahan utama berupa tepung ketan, kelapa, wijen, dan gula. Perusahaan ini ikut berpartisipasi memberdayakan hasil pertanian di wilayah Kabupaten Garut, terutama komoditas pertanian yang berhubungan dengan bahan-bahan pokok pembuatan dodol Garut. Adanya stagnansi pendapatan, bahkan cenderung menurun, dan banyaknya para pesaing perusahaan yang bergerak dalam bidang kuliner dodol, menjadikan PD. Katineung membutuhkan adanya penggambaran dan penelitian yang komprehensif mengenai situasi tersebut, yang dimulai dari model bisnis PD. Katineung dengan menggunakan kanvas model bisnis (Business Model Canvas) dalam 9 elemen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Informan dalam penelitian ini yaitu pengurus PD. Katineung, penjual ritel yang berkonsinyasi, dan konsumen PD. Katineung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PD. Katineung memiliki segmentasi konsumen dengan pangsa pasar terbuka, dan jenis pasar pelanggan Pasar Penjual Kembali (Business to Business/B2B) dan Pasar Konsumen (Business to Consumer/B2C). Proposisi nilai berupa produk berkualitas, memiliki 4 ukuran kemasan, diskon pada minimal pembelian tertentu, layanan sistem retur, dan belum tersedia online. Saluran distribusi produk dilakukan secara indirect selling melalui konsinyasi dengan toko oleh-oleh khas Garut; dan secara direct selling melalui pembelian langsung ke pabrik produksi. Hubungan yang dibangun dengan pelanggan adalah dengan cara personal assistance melalui telepon, SMS, whatsapp, dan interaksi langsung dengan sales perusahaan pada saat pembelian maupun pascapembelian. Arus pendapatan yang diperoleh berasal dari penjualan produk Dodol Katineung dan dana hibah. Sumber daya utama yang dimiliki adalah bangunan pabrik beserta fasilitasnya, merek dagang beserta hak paten dan lisensi produk, para pengurus beserta pekerja, dan sumber finansial dari modal pribadi dan dana hibah. Aktivitas utamanya adalah operasi produksi (production). Kemitraan utama yang terjalin adalah dengan pihak toko oleh-oleh di daerah Tarogong dan Nagreg, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Garut, distributor Esco Jaya, dan petani buah kelapa di daerah Pameungpeuk. Struktur biaya perusahaan didasarkan pada jenis terpacu-nilai (value-driven) yang mengutamakan kepuasan konsumen, dan memiliki karakteristik biaya tetap berupa biaya peralatan dan perlengkapan memasak dan upah pekerja, serta biaya variabel berupa biaya keperluan produksi.Item Kebelanjutan Agrowisata Di Desa Alamendah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung(2021-01-13) PUTRI AVELIA; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenAgrowisata di Desa Alamendah menjadi salah satu alternatif wisata yang berbasis pertanian, pendidikan, budaya, dan UMKM. Dalam hal ini, sangat berpotensi sebagai objek wisata yang berkelanjutan. Dengan melihat permasalahan yang ada dalam potensi keberlanjutan Agrowisata di Desa Alamendah. Penelitian memiliki tujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman hayati dan keanekaragaman budaya tradisional yang terdapat di Agrowisata Desa Alamendah dan menganalisis adanya faktor-faktor sensitif yang mampu mempengaruhi tingkat keberlanjutan Agrowisata Desa Alamendah. Desain penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dan teknik penelitiannya metode survei. Alat analisis yang digunakan adalah SPSS dan metode Multidimensional Scaling dalam teknik RAP-Tourism. Hasil analisis menunjukkan persepsi terhadap amenity, ancilliary dan aksesibilitas termasuk kategori sangat baik, dan persepsi terhadap akomodasi, atraksi wisata, kelembagaan, keramahtahaman, dan pendidikan termasuk dalam kategori baik. Tingkat keberlanjutan dimensi ekologi dan sosial budaya termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan dan dimensi ekonomi termasuk dalam kategori kurang berkelanjutan. Indeks keberlanjutan agrowisata di Desa Alamendah secara multidimensi sebesar 68,02% yang cukup berkelanjutan. Adapun atribut-atribut yang paling sensitif dalam mempengaruhi tingkat keberlanjutan agrowisata Desa Alamendah yaitu atraksi dan tradisi lokal, kejadian pencurian di lokasi wisata dan tingkat gaji yang diberikan dari kegiatan wisata.Item KEBERLANJUTAN PENGEMBANGAN DESA WISATA CIBUNTU KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT(2021-01-13) FERNY ADITYA NUR ADAWIAH; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenFERNY ADITYA NUR ADAWIAH. 2021. Keberlanjutan Pengembangan Desa Wisata Cibuntu Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Di bawah bimbingan ENDAH DJUWENDAH. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara yang cukup besar. Hal ini membuat setiap daerah berlomba-lomba untuk menciptakan produk pariwisata yang sesuai dengan kebudayaan, keindahan alam masing-masing daerah. Desa Cibuntu merupakan salah satu desa yang telah menerapkan desa wisata berbasis alam serta telah memperoleh berbagaimacam penghargaan baik nasional maupun internasional. Hal ini tentunya menjadi penguat dan sebagai pembuktian bahwa pentingnya pengembangan yang baik dalam mempertahankan potensi Desa Cibuntu. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis alternatif yang harus dilakukan pengelola dalam pengembangan Desa Wisata yang berkelanjutan. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan teknik analisis menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan Desa Wisata Cibuntu telah menerapkan dan melakukan pengembangan sesuai prinsip desa wisata berkelanjutan, namun masih harus melakukan pengembangan pada aspek Aksesibilitas dan Infrastruktur yang belum optimal. Alternatif pengembangan lainnya yaitu pada aspek Ekonomi, dengan cara meningkatkan pendapatan masyarakat maupun desa wisata. Keberadaan Desa Wisata Cibuntu memberikan dampak positf untuk aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.Item KELAYAKAN EKOWISATA PUNCAK DAMAR DAN TANJUNG DURIAT SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA (Studi Kasus di Kawasan Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang)(2019-04-11) NADYA NUR AZIZA; Endah Djuwendah; Tidak ada Data DosenKawasan Waduk Jatigede memiliki potensi untuk dijadikan Daerah Tujuan Wisata. Kawasan ini memiliki dua ekowisata yaitu Puncak Damar dan Tanjung Duriat. Kawasan tersebut akan dijadikan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwiwsata. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana kelayakan Ekowisata Puncak Damar dan Tanjung Duriat sebagai daerah tujuan wisata. Desain yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Puncak Damar dan Tanjung Duriat belum memenuhi prinsip sebagai ekowisata. Ekowisata Puncak Damar memiliki atraksi, (1) pemandangan Waduk Jatigede, (2) berfoto di viewdeck, (3) berkemah, (4) offroad. Sedangkan di Tanjung Duriat yaitu (1) pemandangan bendungan Waduk Jatigede, (2) berfoto di menara pohon, (3) berkemah, (4) memancing, (5) berperahu. Dari segi aksesibilitas, kondisi jalan menuju kedua ekowisata rusak dan berbatu dan tidak tersedia angkutan umum. Amenitas sarana prasana yang ada di kedua ekowisata belum lengkap. Kendala yang ada di Ekowisata Puncak Damar yaitu (1) kondisi jalan yang rusak, (2) tidak adanya air bersih, (3) warung makan tidak beroperasi, (4) hubungan antar pengelola. Di Tanjung Duriat memiliki kendala (1) kondisi jalan yang rusak, (2) tidak ada jaringan listrik, (3) hubungan antar pengelola. Kedua ekowisata ini masih kurang layak untuk dijadikan Daerah Tujuan Wisata. Hal tesebut dikarenakan masih banyaknya daya tarik yang belum dapat menunjang kegiatan wisata di objek Ekowisata Puncak Damar dan Tanjung Duriat.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »