Browsing by Author "FITRIA"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
Item PENETAPAN PARAMETER SPESIFIKASI SEDIAAN LOTION MINYAK ATSIRI RIMPANG BENGLE (Zingiber cassumunar Roxb.)(2013-10-28) FITRIA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSediaan anti nyamuk merupakan sediaan kesehatan rumah tangga berupa larutan yang digunakan untuk mencegah serangan nyamuk. Penggunaan minyak atsiri secara langsung dioleskan pada kulit memberikan rasa kurang nyaman, karena sifat minyak atsiri yang mudah menguap sehingga daya lekatnya kurang optimal. Pada penelitian sebelumnya menyatakan bahwa formulasi sediaan lotion minyak atsiri rimpang bengle dengan pengharum lavender memiliki aktivitas rata-rata sebesar 69% selama 6 jam sebagai repelen antinyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan spesifikasi yang terstandar dari sediaan lotion minyak atsiri rimpang bengle (Zingiber cassumunar Roxb.) sertamenguji parameter spesifikasi dari sediaan lotion minyak atsiri rimpang bengle (Zingiber cassumunar Roxb.). Penelitian yang dilakukan meliputi penyiapan bahan, isolasi minyak atsiri, pra-formulasi lotion antinyamuk, pengujian stabilitas sediaan, pengujian parameter spesifikasi sediaan lotion minyak atsiri. Pengujian stabilitas sediaan yang dilakukan meliputi pengamatan organoleptis, pengukuran pH, dan pengukuran viskositas. Minyak atsiri dengan konsentrasi 10% diformulasikan dengan beberapa variasi konsentrasi emulgator. Hasilnya menunjukkan bahwa formula dengan konsentrasi asam stearat 5% dan setil alkohol 5% memberikan hasil yang terbaik. Formulasi dilanjutkan dengan membuat formula yang terbaik sebanyak tiga batch untuk pengujian parameter spesifikasi sediaan lotion.Item PENGARUH INDUKSI STAPHYLOCOCCAL ENTEROTOXIN B TERHADAP EKSPRESI TOLL-LIKE RECEPTOR (TLR) 2, TLR6, DAN KADAR INTERLEUKIN-18 PADA KULTUR PERIPHERAL BLOOD MONONUCLEAR CELL PASIEN DERMATITIS ATOPIK(2023-02-14) FITRIA; Oki Suwarsa; Endang SutedjaDermatitis atopik (DA) merupakan penyakit inflamasi kulit yang bersifat kronik dan berulang. DA dapat dicetuskan oleh berbagai faktor, salah satunya kolonisasi Staphylococcus aureus (SA). Toll-like receptor (TLR) dapat mengenali komponen SA, antara lain staphylococcal enterotoxin B (SEB). TLR2 dan TLR6 merupakan heterodimer yang dapat mengikat beberapa ligan seperti lipopeptida yang terdapat pada SA. Distribusi kedua TLR ini dapat dijumpai pada monosit. Interleukin (IL)-18 adalah regulator penting dalam produksi sitokin oleh sel T helper (Th)1 dan Th2 pada penyakit DA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ekspresi TLR2, TLR6, dan kadar IL-18 pada kultur peripheral blood mononuclear cells (PBMC) yang diinduksi SEB pada pasien DA, serta pengaruh peningkatan ekspresi TLR2 dan TLR6 terhadap kadar IL-18. Penelitian ini merupakan penelitian analitik eksperimental invitro yang dilakukan sejak bulan Desember 2021 hingga Mei 2022. Pengambilan darah vena perifer dari 20 pasien DA dan 20 individu sehat dilakukan untuk kultur PBMC, kemudian masing-masing dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok tanpa induksi SEB dan kelompok dengan induksi SEB. Penilaian ekspresi TLR2 dan TLR6 pada monosit diukur menggunakan flow cytometry dan pemeriksaan kadar IL-18 dari kultur PBMC menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon, uji t berpasangan, dan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan rerata ekspresi TLR2 pada monosit dari kultur PBMC pasien DA dengan induksi SEB (45.489) lebih tinggi dibanding tanpa induksi SEB (38.848), dengan nilai p=0,025, sedangkan rerata ekspresi TLR6 dengan induksi SEB (9.532) lebih tinggi dibanding tanpa induksi SEB (7.912), dengan nilai p=0,023. Rerata kadar IL-18 pasien DA dengan induksi SEB (1.379,94 pg/ml) lebih tinggi dibanding tanpa induksi SEB (4,72 pg/ml), dengan nilai p=0,000. Berdasarkan uji korelasi, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara peningkatan ekspresi TLR2 dan peningkatan kadar IL-18 setelah induksi SEB pada kelompok DA dengan nilai p=0,261 dan r=-0,264, serta tidak terdapat hubungan yang bermakna antara peningkatan ekspresi TLR6 dan peningkatan kadar IL-18 dengan nilai p=0,891 dan r=0,033. Simpulan penelitian ini adalah terdapat peningkatan ekspresi TLR2 dan TLR6 serta kadar IL-18 pada kultur PBMC setelah induksi SEB pada pasien DA. TLR2, TLR6, dan IL-18 dapat digunakan sebagai penanda eksaserbasi DA tingkat seluler dari kultur PBMC yang diinduksi SEB.Item Pengaruh Pemberian Tepung Kunyit dan Serbuk Daun Teh Hijau dalam Ransum Terhadap Tebal Lemak Punggung dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan(2023-07-17) FITRIA; Siti Nurachma; Diky RamdaniKarkas yang berkualitas memiliki persentase karkas yang tinggi serta perlemakan dan perdagingan yang baik. Keadaan ini akan dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, terutama konsumsi nutrien pada saat pemeliharaan. Tingginya produksi kunyit dan daun teh hijau yang ada di Indonesia menjadikan kunyit dan daun teh hijau berpotensi sebagai bahan pakan aditif. Penelitian dirancang untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung kunyit dan serbuk daun teh hijau dalam ransum terhadap tebal lemak punggung dan persentase karkas Domba Priangan jantan. Jumlah ternak yang digunakan sebagai objek penelitian sebanyak 18 ekor Domba Priangan jantan yang berumur 7-8 bulan berdasarkan belum adanya pergantian gigi, rataan bobot badan 17 kg. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas tiga perlakuan (T0= Ransum komplit + 0% feed additive, T1= Ransum komplit + 1% daun teh hijau+0,3% tepung kunyit; dan T2= Ransum komplit + 1,5% daun teh hijau+0,3% tepung kunyit) dan enam ulangan. Hasil penelitian menunjukkan rataan tebal lemak punggung dengan rataan (T0) 0,010±0,006 inchi, (T1) 0,010± 0,012 inchi, dan (T2) 0,030±0,015 inchi dan persentase karkas dengan rataan (T0) 44,58±1,154, (T1) 44,97±1,796, (T2) 44,01±3,474. Berdasarkan sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian tepung kunyit dan serbuk daun teh hijau pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap tebal lemak punggung dan persentase Domba Priangan jantan.Item PERAN ORANG TUA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR ANAK USIA REMAJA AWAL (Studi Deskriptif Pada Orang Tua Anak Pengamen Ondel Ondel Di Kampung Rawageni Kelurahan Ratujaya Kota Depok)(2022-07-11) FITRIA; Binahayati; BinahayatiPenelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis peran orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar anak usia remaja awal yang berpartisipasi pada kegiatan seni tradisional Betawi sebagai pengamen ondel-ondel keliling di Kampung Rawageni Kelurahan Ratujaya Kota Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah 2 orang tua (Ibu) dari 2 orang anak pengamen ondel ondel yang berusia 14 dan 15 tahun. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap proses pelaksanaan peran dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan mereduksi data hasil wawancara, penyajian data dan penatikan kesimpulan. Penelitian dilakukan dalam periode 26 April 2021 sampai dengan 05 Maret 2022. Hasil penelitian menunjukan orang tua melaksanakan peran asuh, peran asih dan peran asahnya dengan caranya masing masing kepada anak. Dimana peran yang paling menonjol adalah pemberian peran asah dalam pemberian pendidikan formal dengan menyekolahkan anak dan memberikan fasilitas pendukung seperti seragam, handphone, buku lks, uang saku dan bayaran sekolah serta memberikan anak pemenuhan kebebasan untuk berkembang dengan mengikutsertakan anak pada kegiatan seni tradisional Betawi sebagai pengamen ondel ondel. Adapun peran yang belum optimal dilakukan yaitu peran asih dalam pemenuhan kebutuhan komunikasi karena anak yang memiliki banyak aktivitas di luar rumah dan orang tua tidak dengan sengaja menyediakan waktu untuk saling berbincang dengan anak sehingga anak lebih banyak berkomunikasi dengan teman sebayanya, serta pada peran asuh dimana orang tua kurang memerhatikan waktu istirahat anak karena anak kerap pulang malam dan mengantuk saat sekolah di pagi harinya. Pelaksanaan peran ini dilakukan oleh kedua orang tua, ayah bertanggung jawab dalam mencari nafkah sebagai buruh dan Ibu bertanggung jawab dalam mengasuh dan membimbing anak, keduanya berusaha saling bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan dasar anak walaupun dalam keadaan sosial ekonomi yang rendah. Kesimpulan dari penelitian ini, peneliti menyarankan untuk adanya pengurangan waktu intensitas anak dalam berkegiatan mengamen ondel ondel serta peningkatan pengetahuan bagi orang tua mengenai komunikasi dan tumbuh kembang anak sesuai dengan usia perkembangan anak dengan tujuan agar pelaksanaan peran yang dilakukan dapat memberikan pemenuhan kebutuhan dasar secara maksimal.Item Representasi Komunitas Punk Di Rubrik Intermezo dalam MBM Tempo Edisi 1-19 Februari 2012(2013-12-05) FITRIA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK FITRIA, 210110070088, 2012. Skripsi ini berjudul Representasi Komunitas Punk di Rubrik Intermezo dalam MBM Tempo Edisi 13-19 Februari 2012. Pembimbing Utama Drs. H. Darmawan Zainun, M.S. dan Pembimbing Pendamping Dandi Supriadi, S.Sos., MA (SUT). Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Penelitian ini bertujuan mengetahui dimensi teks, dimensi praktik wacana, dan dimensi praktik sosio-kultural representasi komunitas punk dalam MBM Tempo edisi 13-19 Februari 2012. Metode yang digunakan adalah analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis adalah instrumen metedologis yang dipakai untuk melihat hubungan antara teks dengan konteks sosial dengan pendekatan kritis. Model analisis wacana kritis yang dipakai adalah model Norman Fairclough. Data untuk penelitian ini diperolah dari teks berita MBM Tempo, studi pustaka, penelusuran dokumen dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa representasi komunitas punk dalam dimensi teks menggambarkan bahwa Tempo memiliki kesamaan ideologi dan pandangan dengan komunitas punk. Selain itu penulis teks menunjukkan otoritas sebagai pihak yang paling tahu dan menempatkan pembaca pada posisi pasif. Pada dimensi praktik wacana menunjukkan bahwa Tempo tampil sebagai jembatan antara komunitas punk dengan masyarakat awam. Pada dimensi sosio-kultural menunjukkan wacana tersebut timbul setelah terjadi penangkapan para punker di Aceh Desember Silam. Simpulan penelitian ini menunjukkan kaitan antar dimensi, praktik wacana dan praktik sosio-kultural. Penulis menyarankan Tempo bisa terus memberikan ruang untuk kelompok minoritas, tidak menempatkan pembaca pada posisi pasif dan bisa menjaga indepensensinya dari sumber berita. ABSTRACT FITRIA, 210110070088, 2007. This Critical Discourse Analysis about the Representation of Punk community in MBM Tempo. First advisor Drs. H. Darmawan Zainun, M.S. and second advisor Dandi Supriadi, S.Sos., MA (SUT), Journalism Department, Faculty of Communication Science, Padjadjaran University, Jatinangor. The aim of this research is to describe the text dimension, discourse practice dimension and socio-cultural dimension of representation of punk community in MMB Tempo 13-19 February 2012. The method that used at this research is critical discourse analysis. This method is a methodologist instrument that used to look at the relation of the text and social content within critical paradigm. The model of critical discourse analysis using a Norman Fairclough model. The research data have been obtained from the text of MBM Tempo, literature studies, document and in-dept interviews. The result of this study indicated that the punk community in the text dimensional suggested that Tempo shared the same ideology and view with the punk community. Moreover, the writer of the text shows authorities as the most knowledgeable and puts the reader in a passive position. On the dimension of discourse practice indicate that Tempo appears as the bridge between punk community and the general public. In the socio-cultural dimension indicate discourse arises after the arrest of the punker in Aceh last December, The summary of this research shows the chains between text dimension, discourse practice dimension and socio-cultural practice dimension. The writer suggested Tempo continue to provide space for the minority, do not place the reader in a passive position and can maintain its independence from the news source.Item Tinjauan Jurnal aktivitas Anti Kanker Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) menggunakan berbagai metode(2014-07-22) FITRIA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenKanker atau tumor merupakan penyakit paling mematikan di dunia setelah jantung koroner. Selama ini pengobatan kanker yang dilakukan belum memperoleh hasil yang memuaskan. Keladi tikus (Typhonium flagelliforme), merupakan salah satu tanaman obat yang potensial untuk dikembangkan sebagai antikanker. Dari berbagai pengujian yang dilakukan diantaranya dengan metode ELISA dapat menghambat aktivitas enzim tirosin kinase, metode MTT memberikan hasil tanaman keladi tikus memiliki potensi sitotoksik terhadap sel Hela dengan nilai IC50 147,77 mg/mL. Metode Elektroforesis memberikan hasil ekstrak daun keladi tikus (Typhonium flagelliforme (Lodd) BL) mengandung protein yang mampu memotong DNA superkoil untai ganda menjadi bentuk nick circular dan linier seperti pada RIPs.Dari beberapa metode tersebut dapat disimpulkan bahwa tanaman keladi tikus (Typhonium flagelliforme) memiliki potensi sebagai anti kanker.