PENGARUH INDUKSI STAPHYLOCOCCAL ENTEROTOXIN B TERHADAP EKSPRESI TOLL-LIKE RECEPTOR (TLR) 2, TLR6, DAN KADAR INTERLEUKIN-18 PADA KULTUR PERIPHERAL BLOOD MONONUCLEAR CELL PASIEN DERMATITIS ATOPIK

Abstract

Dermatitis atopik (DA) merupakan penyakit inflamasi kulit yang bersifat kronik dan berulang. DA dapat dicetuskan oleh berbagai faktor, salah satunya kolonisasi Staphylococcus aureus (SA). Toll-like receptor (TLR) dapat mengenali komponen SA, antara lain staphylococcal enterotoxin B (SEB). TLR2 dan TLR6 merupakan heterodimer yang dapat mengikat beberapa ligan seperti lipopeptida yang terdapat pada SA. Distribusi kedua TLR ini dapat dijumpai pada monosit. Interleukin (IL)-18 adalah regulator penting dalam produksi sitokin oleh sel T helper (Th)1 dan Th2 pada penyakit DA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ekspresi TLR2, TLR6, dan kadar IL-18 pada kultur peripheral blood mononuclear cells (PBMC) yang diinduksi SEB pada pasien DA, serta pengaruh peningkatan ekspresi TLR2 dan TLR6 terhadap kadar IL-18. Penelitian ini merupakan penelitian analitik eksperimental invitro yang dilakukan sejak bulan Desember 2021 hingga Mei 2022. Pengambilan darah vena perifer dari 20 pasien DA dan 20 individu sehat dilakukan untuk kultur PBMC, kemudian masing-masing dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok tanpa induksi SEB dan kelompok dengan induksi SEB. Penilaian ekspresi TLR2 dan TLR6 pada monosit diukur menggunakan flow cytometry dan pemeriksaan kadar IL-18 dari kultur PBMC menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon, uji t berpasangan, dan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan rerata ekspresi TLR2 pada monosit dari kultur PBMC pasien DA dengan induksi SEB (45.489) lebih tinggi dibanding tanpa induksi SEB (38.848), dengan nilai p=0,025, sedangkan rerata ekspresi TLR6 dengan induksi SEB (9.532) lebih tinggi dibanding tanpa induksi SEB (7.912), dengan nilai p=0,023. Rerata kadar IL-18 pasien DA dengan induksi SEB (1.379,94 pg/ml) lebih tinggi dibanding tanpa induksi SEB (4,72 pg/ml), dengan nilai p=0,000. Berdasarkan uji korelasi, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara peningkatan ekspresi TLR2 dan peningkatan kadar IL-18 setelah induksi SEB pada kelompok DA dengan nilai p=0,261 dan r=-0,264, serta tidak terdapat hubungan yang bermakna antara peningkatan ekspresi TLR6 dan peningkatan kadar IL-18 dengan nilai p=0,891 dan r=0,033. Simpulan penelitian ini adalah terdapat peningkatan ekspresi TLR2 dan TLR6 serta kadar IL-18 pada kultur PBMC setelah induksi SEB pada pasien DA. TLR2, TLR6, dan IL-18 dapat digunakan sebagai penanda eksaserbasi DA tingkat seluler dari kultur PBMC yang diinduksi SEB.

Description

Keywords

dermatitis atopik, IL-18, peripheral blood mononuclear cell

Citation