Browsing by Author "INDRA GUNAWAN"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS KETEBALAN KORTIKAL, UKURAN SUDUT DAN KEPADATAN TRABEKULA TULANG MANDIBULA PRAJURIT DAN NON PRAJURIT DITINJAU DARI RADIOGRAF PANORAMIK(2021-01-11) INDRA GUNAWAN; Suhardjo; AzhariPendahuluan: Faktor aktivitas fisik dan stres psikologis memiliki peran yang cukup besar. Dalam hampir semua aktivitas latihan militer semua otot musculosekeletal dalam keadaan aktif, begitupun dengan musculo skeletal wajah, yang berdampak terhadap kepadatan tulang dan tumbuh kembang tulang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan gambaran ketebalan kortikal, ukuran sudut dan kepadatan trabekula tulang mandibula prajurit dan non prajurit ditinjau dari radiograf panoramik. Bahan dan metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi analitik komparatif Populasi dan sampel yang digunakan adalah 65 data radiografi panoramik dari prajurit dan non prajurit yang dilakukan di LADOKGI TNI AL R E Martadinata Jakarta. Hasil : perbedaan bermakna (p-value < 0,05) pada penghitungan nilai MCW (Mandibular Cortical Width) kelompok prajurit pria dibanding non prajurit pria (p-value 0,047) dan nilai FD FM (Fractal Dimension regio superior foramen mentale) kelompok prajurit berusia 40-58 tahun dibandingkan non prajurit berusia 40-58 tahun (p-value 0,027). Simpulan: terdapat perbedaan pada ukuran ketebalan kortikal regio foramen mentale (MCW) kelompok pria dan pada nilai kepadatan trabekula regio superior foramen mentale mandibula (FD) kelompok usia 40-58 tahun antara prajurit dan non prajurit ditinjau dari radiograf panoramik.Item PERBEDAAN BESAR KUAT REKAT TARIK BREKET ORTODONTI DENGAN RESIN ADESIF SUHU RUANG DAN PENGGUNAAN ALAT COMPOSITE WARMER(2019-07-18) INDRA GUNAWAN; Endah Mardiati; Ida Ayu Evangelina NurdiatiPendahuluan: Lepasnya breket merupakan hal yang dapat menghambat perawatan ortodonti. Beberapa cara dilakukan untuk memperkuat perlekatan breket. Saat ini dikembangkan teknologi penghangatan pada resin komposit restorasi untuk meningkatkan sifat mekanisnya. Resin komposit dan resin adesif ortodonti pada dasarnya memiliki komposisi material yang sama, dengan demikian diharapkan penghangatan pada resin adesif ortodonti akan menunjukkan peningkatan pada sifat mekanisnya terutama pada kuat rekat tarik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengevaluasi perbedaan besar kuat rekat tarik breket ortodonti dengan resin adesif suhu ruang dan penghangatan dengan alat composite warmer pada suhu 40oC dan 60oC. Bahan dan Metode: Total 30 buah breket ortodonti dibagi menjadi 3 kelompok, kemudian direkatkan pada 30 buah gigi premolar dengan resin adesif pada suhu ruang, penghangatan dengan alat composite warmer pada suhu 40oC dan 60oC. Pengukuran kuat rekat tarik dengan alat universal testing machine. Analisa data bivariat menggunakan uji paired t-test dan multivariat menggunakan uji ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% (p<0,05). Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan pada besar kuat rekat tarik pada seluruh kelompok variabel. Kelompok penghangatan pada suhu 60oC (9,65 MPa) memiliki nilai kuat rekat tarik terbesar dan diikuti oleh kelompok penghangatan pada suhu 40oC (7,86 MPa), dengan kelompok suhu ruang memiliki nilai kuat rekat tarik terkecil (4,84 MPa). Simpulan: Peningkatan suhu pada resin adesif ortodonti sebelum proses polimerisasi akan meningkatkan kuat rekat tariknya.Item PERBEDAAN EFEK MAGIC MOUTHWASH VARIASI TEMULAWAK DAN NaCl 0,9% TERHADAP KADAR TNF-α SALIVA DAN DERAJAT MUKOSITIS ORAL AKIBAT KEMOTERAPI BERBASIS 5-FU(2017-07-12) INDRA GUNAWAN; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek MMW variasi temulawak (Curcuma xanthorriza) terhadap TNF-α saliva dan derajat keparahan mukositis oral akibat kemoterapi berbasis 5-FU. Pada penelitian ini digunakan formulasi MMW yang mengandung Dyphenhidramine, Hidrokortison, Nystatin dan ekstrak Temulawak. Sampel penelitian yang digunakan adalah saliva tanpa stimulasi sebelum dan sesudah berkumur MMW variasi temulawak yang didapat dari 30 pasien kemoterapi berbasis 5-FU dan 30 pasien kemoterapi berbasis 5-FU yang berkumur dengan NaCl 0,9% sebagai kontrol. Derajat keparahan mukositis oral dinilai menggunakan skor OMAS dan kadar TNF-α saliva diukur dengan metode Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Data penelitian diolah dengan uji Wilcoxon dan Mann-Whitney (p<0,05). Hasil penelitian memperlihatkan penurunan kadar TNF-α saliva secara signifikan baik pada kelompok MMW variasi temulawak (p=0.001) maupun NaCl 0.9% (p=0.025). MMW memiliki persentase penurunan kadar TNF-α saliva lebih tinggi (74,2%) dibanding dengan NaCl 0,9% (53,5%) dan menunjukan perbedaan signifikan secara statistik (p=0,045). Derajat keparahan mukositis oral pada penelitian ini tidak dapat dinilai. Tidak terdapat hubungan antara faktor resiko terjadinya mukositis oral akibat kemoterapi (usia, kebersihan mulut, indeks massa tubuh) dengan kadar TNF-α saliva setelah berkumur dengan MMW, tetapi pada faktor resiko jenis kelamin wanita menunjukan sedikit peningkatan kadar TNF-α saliva (r= -0,304; p=0,048) Simpulan dari penelitian ini adalah MMW variasi temulawak dapat menurunkan kadar TNF-α saliva dan dapat digunakan sebagai alternatif terapi mukositis oral akibat kemoterapi.