Browsing by Author "INDRA WIJAYA"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item HIPERKAPNIA SEBAGAI PREDIKTOR MORTALITAS PASIEN COVID-19 DI RUANG RAWAT INTENSIF(2022-12-29) INDRA WIJAYA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenVirus SARS-CoV-2 menyebabkan penyakit pernapasan akut yang disebut COVID- 19 dan menyebabkan pandemi global. Proses aktivasi trombosis intravascular pada COVID-19 menyebabkan komplikasi trombosis mikrovaskular dan makrovaskular sehingga terjadi peningkatan ruang mati paru dan meningkatkan kadar PaCO2. Hiperkapnia menyebabkan banyak banyak perubahan fisiologis dalam tubuh, meliputi sirkulasi paru dan sistemik dan diketahui meningkatkan resiko mortalitas pasien ARDS yang di rawat di ICU. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hiperkapnia sebagai prediktor mortalitas pasien COVID-19 yang dirawat diruang rawat intensif isolasi RSUP Hasan Sadikin Bandung. Penelitian dilakukan berdasarkan data pasien pada periode Maret 2020 Desember 2021. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan kohort retrospektif. Data PaCO2 pasien diambil saat hari pertama pasien dirawat di ICU dan status mortalitas pasien di hari rawat ke-7 dan 28 hari. Dari hasil analisis statistik diperoleh nilai P <0,05 dengan OR = 7,07 (CI 2,519 19,850) pada mortalitas hari ke-7, dan nilai P <0,05 dengan OR 44,33 (CI 9,182 214,062) pada mortalitas hari ke-28. Kondisi hiperkapnia merupakan prediktor mortalitas hari ke-7 dan ke-28 perawatan pada pasien COVID-19 yang dirawat di ruang rawat intensif isolasi.Item IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO 10 TAHUN 2002 TENTANG LARANGAN PERBUATAN TUNA SUSILA DI KABUPATEN BEKASI TAHUN 2013(2014-11-26) INDRA WIJAYA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini berjudul “Implementasi Peraturan Daerah No 10 Tahun 2002 tentang Larangan Perbuatan Tuna Susila di Kabupaten Bekasi Tahun 2013”. Pengambilan judul ini dilatar belakangi oleh adanya fakta yang menunjukan bahwa selama ini aparat Dinas Sosial dan Satpol PP Kabupaten Bekasi belum optimal dalam mengimplementasikan Peraturan Daerah No 10 Tahun 2002. Metode penelitian menggunakan metode Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. Tehnik pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara, dan melalui studi pustaka. Penelitian dilakukan di Dinas Sosial serta Satpol PP Kabupaten Bekasi. Untuk melengkapi data, penulis juga melakukan wawancara dengan pihak terkait yakni wanita tuna susila, mucikari, dan pengguna jasa wanita tuna susila. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi Peraturan Daerah No 10 Tahun 2002 belum dilakukan secara optimal. Hal tersebut dilihat dari pelaksanaan program yang belum optimal. Kesediaan kelompok sasaran untuk melaksanakan program yang dibuat masih kurang. Kemudian dampak dari peraturan daerah tersebut yang masih belum terasa baik oleh kelompok sasaran maupun sebagaimana dipersepsikan oleh badan-badan pelaksana. Serta upaya perbaikan terhadap peraturan daerah tersebut baru sebatas komunikasi dengan pihak terkait. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ditinjau dari kelima tahapan implementasi. Pertama, pelaksaan peraturan daerah. Kedua, kesedian untuk dilaksanakannya peraturan daerah oleh kelompok sasaran. Ketiga, dampak nyata yang dirasakan oleh kelompok sasaran. Keempat, dampak peraturan daerah sebagaimana dipersepsikan oleh badan-badan pelaksana. Terakhir, perbaikan penting terhadap peraturan daerah tersebut belum maksimal sehingga hasil yang dicapai dalam implementasian Peraturan Daerah No 10 Tahun 2002 tersebut belum optimal. Kata Kunci: Implementasi, Wanita Tuna Susila, Larangan Perbuatan Tuna Susila. ABSTRACT This research is entitled “The Implementation of Regional Regulation Number 10 in 2002 about Forbidden to Do The Prostitute on 2013”. The Background of this research is Social Service and Satpol PP Bekasi Regency not optimal implement Regional Regulation Number 10 in 2002. This research used the descriptive method and qualitative approximation. The technique of collecting data through to the observation of field, interviews, and literature. The research is in Social Service and Satpol PP Bekasi Regency. The author interviewed stakeholders such as strumpet, pimps, and the user service from strumpet. The result showed that the implementation of the regional regulation number 10 on 2002 has not been implemented optimal. Willingness to implement the programs is less from the target. Than, the impact of the regional regulation are the yet to be felt either by the target group as well as perceived by the implementing agencies. Furthermore, efforts to improved to communication with the relevant party. Based on the result, in term of the five stages of the implementation. First, of the implementation of the regulation. Second, willingness for the implementation of regional regulation by the target program. Third, the real impact is felt by the target group. Fourth, the impact of regional regulation as perceived by the implementing agencies. Finally, the important improvements to the regional regulation is not maximized so that the result achieved in implementation of regulation number 10 in 2002 is not optimal. Keywords: Implementation, Strumpet, Forbidden to do The Prostitute.Item Pengaruh Faktor Sosial dan Faktor Budaya terhadap Persepsi Masyarakat Semarang dalam Mengkonsumsi Jamu Untuk Pemeliharaan Kesehatan (Studi Kasus Mengenai Kearifan Lokal di 19 Kecamatan Kota Semarang)(2013-10-24) INDRA WIJAYA; Moelyono Muktiwardoyo; SupriyatnaDengan adanya potensi yang dimiliki baik keanekaragaman hayati maupun kondisi sosial budaya yang tercermin dalam kearifan lingkungan budaya tradisional di kota Semarang, jamu mempunyai prospek untuk kembali digali dan dikembangkan. Namun perkembangan jamu tidaklah mudah, tentunya banyak faktor yang perlu diperhitungkan termasuk salah satunya adalah konsumen. Keputusan masyarakat (konsumen) dalam memilih jenis pengobatan tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengkaji persepsi masyarakat terhadap konsumsi jamu untuk pemeliharaan kesehatan ditinjau dari dimensi sosial dan budaya kearifan lokal, dimensi sosial yang dimaksud meliputi manfaat ekonomis serta manfaat medis, sedangkan dimensi budaya meliputi manfaat terhadap lingkungan, (2) mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor sosial dan budaya terhadap persepsi masyarakat dalam mengkonsumsi jamu untuk pemeliharaan kesehatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik korelasional dengan rancangan cross-sectional (studi silang). Berdasarkan hasil dari penelitian terdapat pengaruh faktor sosial dan budaya terhadap persepsi masyarakat dalam mengkonsumsi jamu untuk kesehatan. Pengaruh total faktor sosial terhadap persepsi masyarakat secara parsial adalah sebesar 41,44% , sedangkan pengaruh total faktor budaya terhadap persepsi masyarakat secara parsial adalah sebesar 14,21%. Berdasarkan nilai koefisien korelasi, hubungan antara kualitas faktor sosial (X1) dengan faktor budaya (X2) sebesar 0,431 dan masuk dalam kategori sedang. Arah hubungan positif antara faktor sosial (X1) dengan faktor budaya (X2) menunjukkan bahwa faktor sosial yang semakin tinggi cenderung diikuti dengan meningkatnya faktor budaya. Kemudian hubungan antara faktor sosial (X1) dengan persepsi masyarakat (Y) sebesar 0,705 termasuk dalam kategori kuat, demikian juga hubungan antara faktor budaya (X2) dengan persepsi masyarakat (Y) sebesar 0,525 termasuk dalam kategori sedang dengan arah positif.Item PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI IMBANGAN RUMPUT DAN KONSENTRAT TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR DAN BAHAN EKSTRAK TANPA NITROGEN PADA DOMBA GARUT JANTAN UMUR 16 BULAN(2020-08-18) INDRA WIJAYA; Budi Ayuningsih; Tidi DhalikaProduksi domba Garut ini dapat dioptimalkan melalui perbaikan ransum. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai imbangan rumput dan konsentrat terhadap kecernaan serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) domba Garut jantan umur 16 bulan. Penelitian dilaksanakan pada 10 Februari – 08 Maret 2020. Objek penelitian yang digunakan adalah 18 ekor domba Garut jantan dengan umur 16 bulan. Metode yang digunakan adalah metode ekperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL). Data dianalisis menggunakan uji sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan. Terdapat tiga perlakuan (P1 80% rumput : 20% konsentrat; P2 60% rumput : 40% konsentrat; dan P3 40% rumput : 60% konsentrat) dengan enam kali pengulangan pada tiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbangan rumput dan konsentrat tidak nyata mempengaruhi kecernaan serat kasar tetapi nyata mempengaruhi kecernaan BETN. Nilai kecernaan BETN tertinggi diperoleh pada perlakuan P3 (59,34%).