Browsing by Author "Indri Wulandari"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Simpanan Karbon oleh Makroalga di Kawasan Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran Provinsi Jawa Barat(2017-08-14) RAMDAN NURDIANA; Indri Wulandari; Tri Dewi Kusumaningrum PribadiKenaikan konsentrasi Gas Rumah Kaca merupakan salah satu penyebab terjadinya pemanasan global. Lebih dari 55% kenaikan konsentrasi gas rumah kaca disebabkan oleh karbon dioksida (CO2). Ekosistem pantai mempunyai peranan penting sebagai bioabsorber karbon yang ada di atmosfer. Salah satu sumber daya laut yang terdapat pada ekosistem pantai adalah makroalga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi vegetasi makroalga dan mengetahui estimasi simpanan karbon pada setiap divisi makroalga di kawasan Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran. Metode line transect digunakan untuk analisis vegetasi makroalga dengan panjang 100 meter. Setiap interval 10 meter pada line transect ditempatkan plot kuadrat 1 m2 dengan ukuran grid 10 cm2. Metode pengumpulan data simpanan karbon pada makroalga dilakukan dengan metode Wakley and Black. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai luas tutupan makroalga tertinggi mencapai 55,51% dari seluruh luas area pengamatan. Biomassa makroalga terbesar mencapai 18,33 ton/Ha. Estimasi simpanan karbon total pada seluruh stasiun pengamatan mencapai ±17 ton C/Ha.Item Korelasi Kondisi Fisik Pekarangan Terhadap Komposisi Jenis Tanaman Pekarangan di Kecamatan Rancasari, Kota Bandung(2023-08-21) SALSABILA LARASWARI; Teguh Husodo; Indri WulandariPeningkatan penduduk di wilayah perkotaan secara tidak langsung menyebabkan timbulnya potensi penurunan ruang terbuka hijau (RTH). Padahal, RTH perkotaan memberikan berbagai manfaat yang dibutuhkan oleh penduduk. Saat ini, RTH privat pekarangan tempat tinggal penduduk Kota Bandung belum terdata dengan baik dan belum termasuk dalam perhitungan pengadaan RTH privat kota. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik pekarangan perumahan penduduk Kota Bandung, tepatnya di Kecamatan Rancasari. Karakteristik pekarangan perumahan diamati melalui kondisi fisik pekarangan, komposisi tanaman, serta korelasi kondisi fisik terhadap komposisi tanaman. Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan metode kuantitiatif dengan pengambilan data primer melalui observasi. Analisis data dilakukan melalui analisis frekuensi, analisis vegetasi dengan mengidentifikasi jenis dan jumlah tanaman, dan analisis korelasi menggunakan Canonical Correspondence Analysis (CCA). Diketahui sebesar 92,2% pekarangan dalam kategori luas sangat sempit, yaitu 2—53m2, Bentuk pekarangan didominasi bentuk strip, (66%). Sebanyak 94% pekarangan memiliki zonasi depan. Komposisi jenis tanaman terdiri dari 32.967 individu, 1054 spesies dari 141 famili. Famili Araceae paling banyak ditemukan. Tanaman di Kecamatan Rancasai Homogen. Komposisi jenis tanaman serupa pada 95% pekarangan.Item PEMANFAATAN TANAMAN PEKARANGAN OLEH MASYARAKAT KELURAHAN MANJAHLEGA DAN STRUKTUR KOMUNITASNYA(2023-08-21) CIKA ASTI AMALIA; Indri Wulandari; Teguh HusodoPekarangan merupakan lahan terbuka di sekitar tempat tinggal yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan keinginan penghuninya, salah satunya adalah untuk ditanami berbagai jenis tanaman sesuai dengan kebutuhan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pemanfaatan tanaman pekarangan dan struktur komunitasnya di Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung. Kriteria sampel pekarangan, yaitu pekarangan yang memiliki pekarangan yang relatif heterogen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara untuk mengetahui pemanfaatan tanaman pekarangan dan metode observasi untuk mengamati jenis tanaman pekarangan. Data diolah secara kuantitatif dengan menganalisis struktur komunitas tanaman dan secara kualitatif dengan melakukan analisis hubungan antara kategori pemanfaaatan tanaman terhadap komunitas tanaman. Hasil yang diperoleh, yaitu pemanfaatan tanaman di Kelurahan Manjahlega terdiri dari empat kategori, yaitu hias, obat, bumbu, dan pangan. Struktur komunitas dari kategori tanaman hias didominasi oleh kamboja putih (Plumeria alba); kategori tanaman obat didominasi oleh belimbing (Averrhoa carambola); kategori tanaman bumbu didominasi oleh salam (Syzygium polyanthum), dan; kategori tanaman bumbu didominasi oleh mangga (Mangifera indica). Selain itu, diperoleh hasil bahwa dua kategori yang memiliki nilai korelasi positif tertinggi, yaitu kategori pemanfaatan tanaman bumbu dan pangan, sedangkan kategori pemanfaatan tanaman hias dan pangan memiliki nilai korelasi negatif tertinggi.Item STRUKTUR KOMUNITAS TANAMAN PEKARANGAN DAN PEMANFAATANNYA DI KELURAHAN MEKARJAYA KECAMATAN RANCASARI KOTA BANDUNG(2023-09-25) SHOFI SITI FARHANIAH; Indri Wulandari; Teguh HusodoPekarangan merupakan sebidang tanah yang terletak di sekitar rumah tempat tinggal dan dimanfaaatkan untuk ditanami berbagai jenis tanaman yang dibutuhkan sesuai dengan keinginan pemilik pekarangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan tanaman pekarangan dan struktur komunitasnya di Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode wawancara kepada warga Kelurahan Mekarjaya untuk mengetahui pemanfaatan pekarangannya dan dilakukan metode observasi pada lahan pekarangan untuk dapat mengetahui jenis tanaman di pekarangan. Dalam pengolahan data dilakukan secara kuantitatif untuk menganalisis struktur komunitas tanaman dan secara kualitatif untuk melakukan analisis hubungan antara kategori pemanfaatan tanaman terhadap komunitas tanaman. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, terdapat empat kategori pemanfaatan tanaman di Kelurahan Mekarjaya, yaitu tanaman hias, tanaman obat, tanaman bumbu dan tanaman pangan. Tanaman yang mendominasi pada setiap kategori pemanfaatan, yaitu Cemara Kipas (Thuja occidentalis L.) pada kategori tanaman hias, Lidah buaya (Aloe vera L.) pada kategori tanaman obat, Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.) pada kategori tanaman bumbu, dan Mangga (Mangifera indica L.) pada kategori tanaman bumbu. Terjadi korelasi positif tertinggi antara kategori pemanfaatan bumbu dan obat, sedangkan kategori pemanfaatan tanaman hias dan pangan memiliki nilai korelasi negatif terendah.Item Struktur Komunitas Tanaman Pekarangan di Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Rancasari Kota Bandung Jawa Barat(2023-08-21) SYAHARBANU MEHRI AZADI; Indri Wulandari; Teguh HusodoPekarangan merupakan suatu lahan yang berada di sekitar rumah dan biasanya digunakan untuk bercocok tanam dengan berbagai macam tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari struktur komunitas tanaman pekarangan di perumahan tua di Kelurahan Mekarjaya, meliputi perumahan Bandung Indah Raya, perumahan Batu Raden, perumahan Pasir Pogor dan perumahan Banyu Biru. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan inventarisasi yang ditujukan kepada masyarakat mengenai spesies, jumlah individu dan habitusnya. Pengambilan cuplikan dilakukan secara purposive sampling dengan mengambil distribusi normal sebanyak 10% dari pekarangan. Data hasil penelitian dianalisis komposisi dan struktur komunitasnya. Hasil penelitian diperoleh pekarangan memiliki komposisi dengan jumlah 10,862 individu tanaman yang berasal 116 famili dan terdiri dari 679 spesies tanaman berbeda. INP tertinggi memiliki nilai 32,96% pada habitus semak. Sementara itu, Indeks keanekaragaman spesies Shannon-Wiener, Indeks kemerataan Evenness, dan Indeks Kekayaan Margalef tertinggi pada habitus herba, dengan nilai masing-masing 4,51, 0,77, dan 32,27.Item Struktur Komunitas Tanaman Pekarangan pada Hunian Perumahan di Kelurahan Manjahlega Kecamatan Rancasari Kota Bandung(2023-08-21) MUHAMMAD RIFQI FAWWAZ; Indri Wulandari; Teguh HusodoPekarangan merupakan sebidang lahan yang berada di sekitar rumah dengan status kepemilikan pribadi dan memiliki batas-batas yang jelas. Pekarangan rumah dapat menjadi ruang hijau yang dikelola secara pribadi dan mengandung keanekaragaman hayati dalam tingkat tinggi. Gabungan setiap pekarangan tersebut dapat membentuk proporsi kawasan hijau dan menjadi areal konservasi yang perlu dijaga di lingkungan perkotaan. Berkebun di pekarangan juga dapat menyediakan keanekaragaman spesies yang dapat melindungi keanekaragaman di lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi, struktur vegetasi pada pekarangan perumahan berumur ≥ 20 tahun di Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan mengambil data tanaman pada setiap petak lahan pekarangan rumah. Kemudian dilakukan analisis data melalui analisis kualitatif dan vegetasi. Hasil penelitian menunjukkan 800 spesies tumbuhan yang termasuk ke dalam 130 famili dengan 4 spesies famili terbanyak terdiri dari Araceae, Asparagaceae, Orchidaceae, dan Marantaceae. Analisis indeks keanekaragaman, indeks kekayaan, dan indeks kemerataan berdasarkan pengelompokkan habitusnya menunjukkan kelompok semak lahan pekarangan memiliki keanekaragaman spesies tergolong sedang atau merata, sedangkan habitus lainnya tergolong tinggi. Disamping itu, indeks kekayaan dan indeks kemerataan pada seluruh habitus masing-masing menunjukkan kekayaan spesies yang tinggi dan kemerataan spesies yang merata.