Browsing by Author "Lisda Amalia"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
Item CLINICAL CHARACTERISTICS OF LACUNAR ISCHEMIC STROKE PATIENTS AT DR. HASAN SADIKIN CENTRAL GENERAL HOSPITAL BANDUNG(2023-02-15) ANINDYTA MURFIA KHAIRUNNISA; Lisda Amalia; Eppy BuchoriABSTRACT Background: Stroke is the leading causes of death and disability in the world. Ischaemic stroke covered 85% of stroke types. Based on the subtypes of ischaemic stroke, lacunar ischemic stroke encompassed 20% of them. Knowing the characteristics help physicians to diagnose patients clinically and offer management to treat risk factors. Objective: This study aimed to know the characteristics of lacunar ischemic stroke based on patients risk factors, ischemic location on CT-scan, clinical syndrome, and NIHSS score. Methods: Using retrospective analytical study with cross sectional approach, medical record data from 2019-2022 were collected from RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung. Results: From 60 patients, 35% (21) are 55-64 years old. Both sex are equally distributed. 50 patients (83.3%) have multiple risk factors. Out of 60 patients, 57 (95%) have hypertension, 8 (13.3%) have diabetes mellitus, 44 (73.3%) have dyslipidemia, 6 (10%) have hyperuricemia, and 14 (23.3%) smoke. On admission, out of 60 patients, 34 (56.7%) have mild stroke, 23 (38.3%) have moderate stroke, 2 (3.3%) have moderate to severe stroke, and 1 (1.7%) has severe stroke. 44 (73.3%) out of 60 patients have pure motor hemiparesis. 41 (68.3%) out of 60 patients have basal ganglia ischemic. Conclusion: Lacunar ischemic stroke patients were equally distributed in sex with peak incidence occur between 55-64 years old. Most patients have multiple risk factors, basal ganglia lesion, pure motor hemiparesis, and history of hypertension, dyslipidemia, and smoking. On admission, most patients have mild stroke, followed by moderate stroke. Keywords: Lacunar ischemic, clinical characteristics, NIHSSItem HUBUNGAN ANTARA KADAR D-DIMER DENGAN KEJADIAN CEREBRAL VENOUS SINUS THROMBOSIS (CVST) MENGGUNAKAN DIGITAL SUBTRACTION ANGIOGRAPHY (DSA) DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG(2020-01-20) AFDI ARAHIM PUTRA; Lisda Amalia; Eppy BuchoriLatar Belakang: Penyakit Cerebral Venous Sinus Thrombosis (CVST) merupakan penyakit serebrovaskuler berupa oklusi akibat trombus di saluran vena dan sinus serebral yang jarang terjadi dengan gejala klinis dan gambaran radiologis yang bervariasi serta sangat sulit untuk di diagnosis. D-Dimer dapat dijadikan sebagai penanda diagnostik bagi kasus-kasus tromboembolisme vena, dengan sensitivitas sekitar 90-92%, namun spesifisitasnya tidak terlalu tinggi (70-73%) karena dapat juga meningkat pada kondisi lain. Digital Subtraction Angiography (DSA) merupakan pemeriksaan baku emas untuk menegakkan diagnosis CVST. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kadar D-Dimer dan CVST dengan menggunakan DSA di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan rancangan kasus kontrol menggunakan data retrospektif dari rekam medis di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dari bulan Januari 2017 – Agustus 2019. Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok D-Dimer tinggi dan kelompok D-Dimer normal/rendah. Hasil Penelitian: Didapat 40 orang yang memenuhi kriteria inklusi, untuk usia memiliki rata-rata sebesar 44.77±14.399 tahun yang terdiri dari pasien laki-laki sebanyak 9 orang (22.5%) dan perempuan sebanyak 31 orang (77.5%). Untuk kadar D-Dimer kategori normal/rendah 20 orang (50.0%) dan tinggi sebanyak 20 orang (50.0%). Hasil uji statistik mengukur kadar D-Dimer dan CVST didapatkan hubungan yang bermakna (p<0.05). Simpulan : Terdapat hubungan antara kadar D-Dimer dengan kejadian CVST yang telah dilakukan DSA. Semakin tinggi kadar D-Dimer, maka semakin tinggi kecurigaan terjadinya CVST.Item Hubungan Kehilangan Gigi Menurut Klasifikasi Indeks Eichner dengan Kemampuan Mastikasi pada Pasien Stroke(2020-07-24) NABIILAH TIYAS BUDIYATI; Kartika Indah Sari; Lisda AmaliaPendahuluan: Stroke dianggap sebagai penyebab utama kematian dan kecacatan di Indonesia. Dampak stroke terhadap fungsi motorik, salah satunya terjadi penurunan kemampuan mastikasi. Kehilangan gigi pada pasien stroke akan memperburuk kemampuan mastikasi dan memengaruhi kualitas hidup pasien stroke. Namun, penelitian mengenai hubungan kehilangan gigi dengan kemampuan mastikasi pada pasien stroke masih sedikit dilakukan di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan kehilangan gigi menurut klasifikasi indeks Eichner dengan kemampuan mastikasi pada pasien stroke. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Subjek diambil dengan teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan pada pasien stroke di poli rawat inap Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Data kehilangan gigi diperoleh melalui pemeriksaan intra oral dan kemampuan mastikasi diukur menggunakan kuesioner. Hasil: Penelitian dilakukan pada 29 orang pasien stroke rawat inap, terdiri dari 17 orang laki-laki (58,62%) dan 12 orang perempuan (41,38%). Subjek rata-rata berusia ≥ 60 tahun (58,62%). Pasien stroke dengan kehilangan gigi menurut klasifikasi indeks Eichner A (30,77%), B1 (15,38%), B2 (20,08%), dan B3 (15,38%) mayoritas memiliki kemampuan mastikasi baik, sedangkan pasien stroke dengan klasifikasi indeks Eichner B4 (43,75%) dan C (31,25%) mayoritas memiliki kemampuan mastikasi buruk. Uji Rank Spearman menunjukkan hubungan yang bermakna antara kehilangan gigi menurut klasifikasi indeks Eichner dan kemampuan mastikasi pada pasien stroke (rs -0,44*, p-value 0,008). Simpulan: Terdapat hubungan moderat dan berlawanan arah bahwa semakin banyak kehilangan gigi menurut klasifikasi indeks Eichner, maka kemampuan mastikasi pasien stroke rawat inap semakin buruk dan berlaku juga sebaliknya.Item Karakteristik Klinis Pasien Stroke di Era Pandemi Covid-19(2023-07-13) ANNISA PUTRI DEWANTI; Lisda Amalia; Uni GamayaniLatar Belakang dan Tujuan: Stroke merupakan masalah kesehatan global akibat gabungan dari beberapa faktor risiko. Pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan prevalensi stroke dan infeksi Covid-19 dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke iskemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik klinis pasien stroke di era pandemi Covid-19. Subjek dan Metode: Penelitian ini merupakan deskriptif retrospektif dari data rekam medis pasien stroke di Bangsal Neurologis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Maret 2020-Desember 2022 secara total sampling. Data yang diambil meliputi karakteristik sosiodemografis dan klinis serta luaran klinis dari seluruh subjek. Hasil: Ditemukan 400 subjek pasien stroke. Mayoritas sampel memiliki karakteristik jenis kelamin laki-laki (52%), rentang usia 55-64 tahun (38,25%), pendidikan SMA (33%), serta domisili di sekitar Bandung (85,2%). Stroke iskemik lebih tinggi dari perdarahan dan lebih banyak lokasi lesi pada hemisfer kanan (40,75%), onset >6 jam (67,5%) serta mengalami multipel faktor risiko dengan hipertensi menempati presentase tertinggi (88,5%). Mayoritas subjek masuk dengan stroke sedang (51,5%) dan keluar dengan stroke ringan (39,75%). Pasien stroke dengan Covid-19 (9,25%) sebagian besar memiliki luaran klinis yang lebih buruk dibandingkan pasien stroke tanpa Covid-19. Simpulan: Secara keseluruhan, terjadi penurunan angka kejadian stroke. Karakteristik laki-laki dan lesi hemisfer kanan lebih banyak pada pasien stroke di masa pandemi Covid-19. Pasien stroke dengan Covid-19 memiliki luaran klinis lebih buruk.Item Status Kesehatan Periodontal dan Tingkat Kebutuhan Perawatan Periodontal pada Pasien Stroke Rawat Inap Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung(2020-04-24) RANI SUKMAWATI; Lisda Amalia; Kartika Indah SariPendahuluan: Stroke adalah segala bentuk kelainan otak atau susunan saraf pusat yang disebabkan oleh kelainan aliran darah sehingga menyebabkan gangguan fungsi motorik dan fungsi kognitif. Gangguan fungsi motorik dan kognitif tersebut menyebabkan penderita kesulitan dalam melakukan oral hygiene sehingga rentan terhadap masalah kesehatan gigi, seperti penyakit periodontal. Sebagian besar dari mereka membutuhkan bantuan dari keluarga untuk melakukan perawatan diri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan periodontal dan kebutuhan perawatan periodontal pada pasien stroke rawat inap Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan Study Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada pasien stroke tingkat ringan sampai sedang sebanyak 30 orang. Pemeriksaan status periodontal dan kebutuhan perawatan periodontal dilakukan dengan menggunakan indeks dari WHO yaitu Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN). Hasil: Tidak ada pasien yang memiliki status jaringan periodontal yang sehat (skor 0), perdarahan gingiva saat atau setelah probing (skor 1), dan memiliki poket periodontal ≥6 mm. Terdapat 9 pasien (30%) memiliki kalkulus supragingiva atau subgingiva (skor 2) dan 21 pasien (70%) memiliki poket periodontal 4-5 mm (skor 3). Simpulan: Kondisi kesehatan periodontal pada pasien stroke rawat inap Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung sebagian besar memiliki kedalaman poket 4-5mm dan membutuhkan perawatan scaling, root planing, penghilangan faktor retentif plak dan instruksi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut.