Browsing by Author "MUHAMAD ALFIN ALFIANSYAH"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item KESANTUNAN TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA SISWA DENGAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA SUNDA MELALUI WHATSAPP DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 IBUN KABUPATEN BANDUNG: KAJIAN PRAGMATIK(2023-02-16) MUHAMAD ALFIN ALFIANSYAH; Wahya; Abu SufyanPenelitian ini menyajikan jenis dan fungsi tindak tutur direktif melalui pesan teks; mendeskripsikan konteks percakapan saat pembelajaran daring di aplikasi pesan Whatsapp. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan penanda, fungsi dan bentuk tindak tutur direktif serta kesantunan dilihat dari strategi kesantunan yang digunakan oleh siswa saat pembelajaran daring. Kajian teoretis yang digunakan adalah kajian pragmatik. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian ini merupakan percakapan antara guru dan siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ibun Kabupaten Bandung. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak dan catat. Hasil penelitian menunjukkan penanda direktif berdasarkan respon dari mitra tutur, baik berupa tuturan maupun tindakan melalui tindak tutur langsung dan tidak langsung. Fungsi direktif terdiri dari tindak tutur direktif meminta, menyarankan, ajakan, bertanya, memerintah, melarang, dan meyakinkan. Strategi kesantunan yang digunakan oleh siswa meliputi Bald-on record, Positive politeness, do not FTA, dan off record politeness. Dengan demikian, strategi kesantunan dilakukan untuk menyelamatkan muka mitra tutur terhadap ancaman muka.Item UNGKAPAN FATIS PADA PERCAKAPAN ANTARTOKOH DALAM NOVEL BERBAHASA SUNDA KAJIAN: STRUKTUR DAN FUNGSI(2019-04-15) MUHAMAD ALFIN ALFIANSYAH; Hera Meganova Lyra; Asri Soraya AfsariSkripsi ini berjudul Ungkapan Fatis pada Percakapan Antartokoh dalam Novel berbahasa Sunda: Kajian Struktur dan Fungsi. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan data secara sistematis, factual, dan akurat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ungkapan fatis yang terdapat dalam novel berbahasa Sunda, distribusi penanda fatis, dan fungsi penanda fatis. Novel yang digunakan sebagai sumber data terdapat dua novel yaitu, Béntang Pasantrén karya Usép Romli H.M dan Duriat karya Saini K.M. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktur gramatikal dan kelas kata yang dikemukakan oleh Djajasudarma (2013), dan Kridalaksana (2007). Sementara, teori yang digunakan untuk menganalisis fungsi digunakan teori dari Kridalakasana (2005) dan Jumanto (2006). Hasil penelitian yang didapat merupakan hasil membaca cerita dan dialog antartokoh dari kedua novel berbahasa Sunda. Dari penelitian tersebut terdapat 125 data yang terbagi atas struktur partikel, kata, frasa, dan kalimat dari 36 jenis penanda fatis dan 22 fungsi fatis. Penanda fatis yang termasuk dalam struktur partikel meliputi partikel ah, tah, aduh, euh, lah, euy, pan, yeuh, his, wah, nya, ih, ké, aéh, tuh, cing, alah, yu, leuh, emh, ehem, éh, ya, cik, dan alaw. Selanjutnya penanda fatis yang berbentuk kata adalah édas dan amin, bentuk frasa heuheuy deuh dan Aduhalah serta penanda fatis yang berstruktur kalimat diantarnya, Alhamdulillah, Assalamualaikum, Waalaikumsalam, Insya Allah, wallahu alam, lahaola, dan masya Allah. Sementara untuk distribusi dianalisis melalui kosakata yang terdapat diantara penanda fatis baik sebelum maupun setelah penanda tersebut. Fungsi penanda fatis yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 22 fungsi yang sesuai dengan teori dari Kridalaksana (2005) dan Jumanto (2006). Fungsi-fungsi tersebut yaitu, untuk menekankan penolakan, mengungkapkan suatu penekanan, menghaluskan perintah, menekankan kesalahan lawan bicara, menekankan pengakuan kesalahan pembicara, menekankan pembuktian, menekankan kalimat imperatif, menekankan ajakan, mengalihkan perhatian ke yang lain, menekankan alasan, menguatkan maksud, meminta persetujuan, mengungkapkan ketidakpastian, mengungkapkan rasa terma kasih, sebagai salam pembuka, untuk membalas salam, melakukan basa-basi, melakukan gossip, menjaga percakapan tetap berlangsung, dan untuk mengungkapkan solidaritas.