Browsing by Author "Nana Suryana"
Now showing 1 - 19 of 19
Results Per Page
Sort Options
Item BENCANA PANDEMI COVID-19 DALAM KARYA SASTRA (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA ATAS CERPEN YANG TERBIT PADA KORAN TEMPO, KOMPAS, DAN REPUBLIKA EDISI APRILNOVEMBER 2020)(2022-02-21) FARIS AL FURQON; Nana Suryana; Abdul HamidPenelitian ini berjudul “Bencana COVID-19 dalam Karya Sastra: Kajian Sosiologi Sastra terhadap Cerpen pada Koran Tempo, Kompas, dan Republika”. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan bagaimana gejala COVID-19 baik itu secara klinis, lanskap sosial-politik, maupun ekonomis ditampilkan dalam cerpen yang terbit pada Koran Tempo, Kompas, dan Republika, serta menjelaskan bagaimana perbedaan ketiga surat kabar tersebut mengilustrasikan COVID-19 ke dalam cerpen-cerpen yang diterbitkan. Peneltian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra dengan analisis deskriptif sebagai metode pemaparan hasil penelitian. Situasi COVID-19 yang dominan diceritakan pada cerpen yang diterbitkan ketiga surat kabar tersebut adalah: kebingungan dan siasat masyarakat adat pada masa pandemi, problem rumah tangga karena pandemi, upaya orang miskin di tengah pandemi, karantina mandiri dan PSBB, kepemerintahan, dan kesulitan ekonomi di kalangan menengah. Cerpen yang diterbitkan Kompas dan Koran Tempo memiliki kesamaan yakni dominan pada problem sosial humaniora serta penggambaran situasi COVID-19 yang amat general. Republika dominan mengangkat kemiskinan yang normatif yang identik dengan bagaimana agama membicarakan kemiskinan. Temuan lain memperlihatkan bahwa cerpen-cerpen tersebut menyajikan fakta-fakta sosial yang bersifat reflektif bahkan kental dengan nuansa reportase tanpa ada tendensi mempertanyakan realitas tersebut, apalagi mencoba membongkar dan menggantinya dengan nilai yang baru.Item Bentuk-bentuk Alienasi dalam Kumpulan Cerpen Iblis Tidak Pernah Mati Karya Seno Gumira Ajidarma(2015-10-28) NURUL APRILIANI; Nana Suryana; Muhamad AdjiPenelitian ini berjudul “Bentuk-bentuk Alienasi dalam Kumpulan Cerpen Iblis Tidak Pernah Mati Karya Seno Gumira Ajidarma”. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk alienasi yang terjadi pada tokoh dalam cerita. Bentuk keterasingan yang dialami para tokoh dapat diketahui melalui metode deskriftif analisis. Analisis tersebut dibantu oleh teori struktural yang memaparkan unsur-unsur yang berkaitan dalam cerita sedangkan keterasingan dalam objek penelitian diteliti dengan memanfaatkan konsep alienasi dari Erich Fromm mengenai individu-individu yang terasing dari unsur kemanusiaannya. Hasil penelitian menunjukkan adanya bentuk-bentuk alienasi, faktor penyebab, dan dampak alienasi yang berbeda pada setiap tokoh dalam cerita. Alienasi tersebut mewakili keterasingan dalam masyarakat melalui tokoh-tokoh tersebut.Item EMOSI KEAGAMAAN DALAM NOVEL PERBURUAN KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER(2017-10-13) ANWAR FAHLEVIE; Lina Meilinawati Rahayu; Nana SuryanaSkripsi ini berjudul “Emosi Keagamaan dalam Novel Perburuan Karya Pramoedya Ananta Toer. Permasalahan yang dianalisis dalam penelitian ini mengenai gambaran emosi keagamaan yang terdapat dalam novel Perburuan. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan sosiologi sastra. Teori sosiologi sastra digunakan untuk menggambarkan emosi keagamaan yang terdapat dalam novel, serta melihat kaitannya dengan diri Pramoedya Ananta Toer selaku pengarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan emosi keagamaan yang digambarkan dalam novel Perburuan sangat lekat dengan pribadi Pramoedya Ananta Toer sebagai pengarangnya.Item IDEOLOGI MAJALAH HORISON PADA CERPEN-CERPEN EDISI HADIAH MAJALAH HORISON TAHUN 1969: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA(2023-04-18) ALIEF AGUSTIANA; Nana Suryana; Mochamad Irfan HidayatullahSkripsi ini membahas ideologi Majalah Horison yang terlihat dari cerpen-cerpen pemenang edisi Hadiah Majalah Horison pada tahun 1969 dan melihat kondisi sosio-politik pada tahun tersebut. Kondisi sosio-politik yang sedang dalam masa transisi dari masa kepemimpinan Orde Lama ke zaman Orde Baru mempengaruhi ideologi Majalah Horison pada tahun 1969. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan sosiologi sastra. Hasil penelitian membuktikan bahwa ideologi Majalah Horison merupakan humanisme universal. Hal tersebut diperkuat dari cerpen-cerpen pada edisi Hadiah Majalah Horison pada tahun 1969 yang menunjukan tema semangat humanisme universal. Semangat humanisme universal tersebut dijadikan tolok ukur penilaian juri pada cerpen-cerpen pemenang Hadiah Majalah Horison. Selain itu, berakhirnya masa kepemimpinan Orde Lama berdampak pada karya-karya sastra yang tidak bercorak revolusioner dan penerbit yang menerbitkannya, salah satunya Majalah Horison, tidak diintervensi oleh pemerintahan Orde Baru.Item KECEMASAN ANAK DALAM TIGA CERPEN KARYA A.S. LAKSANA(2017-07-06) RUHADYAN A.W.; Mochamad Irfan Hidayatullah; Nana SuryanaSkripsi ini berjudul “Kecemasan Anak dalam Tiga Cerpen Karya A.S. Laksana”. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kecemasan yang dirasakan tokoh anak akibat permasalahan keluarga. Aspek psikologi tokoh anak dilihat menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud dengan berfokus pada struktur kepribadian, dinamika kepribadian, kecemasan, dan mekanisme pertahanan diri. Sebelum dianalisis, penelitian dibuka terlebih dahulu dengan pembahasan pada unsur intrinsik cerpen, terutama penokohan. Penelitian ini menghasilkan tiga aspek psikologis tokoh anak, yaitu: (1) bentuk-bentuk kecemasan yang dialami tokoh anak, (2) penyebab kecemasan yang dialami tokoh anak, (3) cara tokoh anak mengatasi kecemasan yang dialaminya.Item Kecemasan Tokoh Utama dalam Kumpulan Cerpen SAIA Karya Djenar Maesa Ayu(2015-10-12) AYU UTAMI ACHYARINI; Nana Suryana; Abdul HamidABSTRAK Skripsi ini berjudul “Kecemasan Tokoh Utama dalam Kumpulan Cerpen SAIA Karya Djenar Maesa Ayu”. Penelitian ini didasarkan kepada eratnya kaitan antara sastra dengan psikologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana penggambaran bentuk kecemasan tokoh-tokoh utama dalam cerpen yang disebabkan oleh hal-hal di sekelilingnya dan cara tokoh-tokoh utama menghadapi kecemasan. Aspek psikologi tokoh-tokoh utama dalam menghadapi kecemasan di dalam penelitian ini dibedah dengan menggunakan teori psikoanalisis Freud dengan berfokus pada dinamika kepribadian dan kecemasan. Sebelum memasuki analisis kecemasan, penelitian ini dibedah dengan penjabaran mengenai struktur intrinsik cerpen, terutama dalam hal tokoh dan penokohan. Penelitian ini menghasilkan tiga hal, yaitu: (1) unsur intrinsik cerpen terutama dalam hal tokoh dan penokohan yang sangat membantu untuk membedah aspek psikologis tokoh utama, (2) terdapat tiga kecemasan yang dialami tokoh utama (kecemasan realitas, moral, dan neurotis), (3) dapat diketahui penyebab kecemasan dan cara para tokoh utama menghadapi kecemasan yang dijelaskan oleh Freud di dalam teori psikoanalisisnya.Item KONSEP SITUASI-SITUASI BATAS KARL JASPER PADA TOKOH RAMA DALAM NOVEL(2016-08-11) DANNY ARMANDO F; Lina Meilinawati Rahayu; Nana SuryanaSkripsi ini berjudul “Konsep Situasi-situasi Batas Karl Jaspers pada Tokoh Rama dalam Novel Rahuvana Tattwa Karya Agus Sunyoto”. Penelitian ini menggunakan teori semiologi Roland Barthes khususnya yang berkaitan dengan makna denotasi dan konotasi. Teori semiologi ini digunakan untuk menerjemahkan tanda di dalam teks yang selanjutnya akan ditinjau lebih dalam dengan menggunakan teori eksistensialisme Karl Jaspers. Hasil penelitian ini menyimpulkan dua hal: Pertama, tanda yang digunakan Agus Sunyoto di dalam novel Rahuvana Tattwa terhadap tokoh Rama cenderung inkonvensional, terdapat tanda pada pakaian, busur, cara pandang, serta tingkah laku; Kedua, konsep situasi batas nasib dialami karena ketampanan Rama mempertemukannya dengan Surphanaka di hutan Dandaka menyebabkan permasalahan, yakni Surpanakha menyukai Rama; konsep situasi batas perjuangan dialami karena Rama menolak permintaan Surpanakha sebagai bukti cintanya terhadap Sita, dan Rama bertarung dengan para Raksasha, kemudian menyuruh Lakshmana membawa Sita ke tempat yang jauh sebagai bentuk melindungi Sita; konsep situasi batas kesalahan dialami karena kepergian Rama membantu para Dewa mengakibatkan Sita diculik Rahuvana, dan perbuatan curang Rama membunuh Bali untuk membantu Sugriva agar Rama mendapatkan bantuan mencari Sita yang telah diculik Rahuvana; dan konsep penderitaan dialami karena menunggu janji Sugriva untuk membantu mencari Sita. Dengan demikian konsep situasi-situasi batas menurut Karl Jaspers (nasib, perjuangan, kesalahan dan penderitaan) seluruhnya termuat terhadap tokoh Rama di dalam novel Rahuvana Tattwa. Kata kunci: denotasi, konotasi, nasib, perjuangan, kesalahan, penderitaanItem Konteks Sosial Puisi-Puisi Njoto: Kajian Sosiologi Sastra(2021-11-25) JENNY NABILA SALVADOR; Nana Suryana; Indra SarathanPenelitian ini berjudul "Konteks Sosial Puisi-puisi Njoto: Kajian Sosiologi Sastra". Objek penelitian ini adalah puisi-puisi Njoto yang dimuat dalam buku Gugur Merah: Sehimpunan Puisi Lekra - Harian Rakjat (1950-1965) yang selanjutnya disebut dengan Gugur Merah. Buku Gugur Merah memuat 452 puisi, termasuk puisi Njoto. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu bentuk dan struktur puisi pamflet, latar sosiologis, dan pengaruh aliran realisme sosialis pada puisi-puisi Njoto. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk dan struktur puisi pamflet, mendeskripsikan latar sosiologis, dan mendeskripsikan pengaruh aliran realisme sosialis dalam puisi-puisi Njoto. Hasil penelitian ini adalah dalam aspek struktur batin, ditemukan bahwa tema yang dominan adalah tema-tema politik dengan memuat kritik sosial. Dilihat dari struktur fisik, puisipuisi Njoto menggunakan diksi yang lugas. Puisi Njoto juga memuat tiga konteks, yaitu kunjungan Njoto terhadap Tiongkok, hubungan Njoto dengan beberapa tokoh berpengaruh, dan pandangan Njoto terhadap kebudayaan. Puisi-puisi Njoto terpengaruh oleh aliran realisme sosialis yang dibuktikan dengan adanya sifatsifat realisme sosialis dalam puisi-puisinya, yaitu kecenderungan sosialisme yang militan dan optimisme terhadap realisme.Item Naluri Kebinatangan Dalam Cerpen(2016-02-18) ISWARA AJI PRATAMA; Yudi Permadi; Nana SuryanaABSTRAK Skripsi ini berjudul “Naluri Kebinatangan dalam Cerpen “Di Kebun Binatang” dan “Tahi” Karya Sutardji Calzoum Bachri”. Naluri kebinatangan berarti dorongan yang hadir di dalam diri seseorang tanpa mempertimbangkan aturan atau norma yang ada di dalam suatu masyarakat. Naluri tersebut merupakan unsur primitif yang tetap hidup sejak manusia berpikir secara kosmosentris hingga antroposentris. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan mendeskripsikan dan menganalisis setiap cerpen. Metode tersebut diaplikasikan dengan menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce yang difokuskan pada trikotomi tanda berdasarkan hubungan representamen dan objek (ikon, indeks, simbol) untuk menerjemahkan tanda di dalam teks cerpen. Hasil dari penerjemahan tanda akan di analisis lebih lanjut dengan menggunakan teori Psikoanalisis Sigmund Freud. Hasil penelitian ini menyimpulkan dua hal: (1) naluri kebinatangan digambarkan dengan pendobrakan norma dan moral yang dilakukan oleh para tokoh; (2) naluri kebinatangan mendominasi ketika keadaan yang dialami para tokoh mendesak untuk menyisihkan logika dan kembali mengandalkan naluri sebagai acuan dalam bertindak.Item Nilai Eksistensi Theis dan Atheis dalam Novel Gairah untuk Hidup dan untuk Mati Karya Nasjah Djamin(2016-08-11) IDHAM NUR INDRAJAYA; Nana Suryana; Lina Meilinawati RahayuSkripsi ini berjudul “Nilai Eksistensi Theis dan Atheis dalam Novel Gairah untuk Hidup dan untuk Mati Karya Nasjah Djamin”. Nilai eksistensi merupakan kebutuhan dasar manusia yang menyadari keber-Ada-annya yang menggelisahkan sebagai entitas yang hidup dan tampil di hadapan realitas. Skripsi ini akan membahas kebutuhan manusia akan sumber nilai yang berujung kepada dua pilihan; percaya atau tidaknya kedudukan Tuhan sebagai alasan meng-Ada-nya manusia. Penelitian ini menggunakan teori semiologi Roland Barthes, khususnya yang bersangkutan dengan penandaan dua tingkat, yakni tanda dalam tingkat denotatif sebagai penandaan tingkat pertama, dan tanda dalam tingkat konotatif sebagai penandaan tingkat kedua. Teori ini digunakan untuk menafsirkan petanda konotatif pada tanda-tanda denotatif dalam teks.Hasil penafsiran akan dijelaskan lebih lanjut dengan menggunakan gagasan Eksistensialisme Jean-Paul Sartre. Hasil penelitian ini menyimpulkan dua hal: (1) kegelisahan eksistensial pada dua tokoh yang meliputi kegelisahan atas kebebasan beserta fakta dalam realitas (faktisitas) yang menghambat dan memengaruhi tindakan; (2) nilai eksistensi theis dan atheis sebagai solusi kedua tokoh untuk meredakan kegelisahan yang dirasakan manusia sebagai eksistensi yang mendahului esensi.Item Nilai-Nilai Profetik dalam Kumpulan Sajak Cahaya Maha Cahaya Karya Emha Ainun Nadjib: Kajian Semiotika Riffaterre(2022-05-11) MOCHAMAD ILHAM SASTRADIREDJA; Mochamad Irfan Hidayatullah; Nana SuryanaPenelitian ini dilakukan untuk mencari nilai-nilai profetik dalam kumpulan sajak Cahaya Maha Cahaya. Kumpulan sajak Cahaya Maha Cahaya berisi 41 sajak yang menggambarkan perjalanan kehidupan manusia untuk menemukan sejatinya hidup sebagai seorang hamba Tuhan. Agar padunya pembahasan penelitian ini, penulis melakukan kajian pada sepuluh sajak yang terkandung dalam kumpulan sajak ini, yaitu: (1) “Satu Kekasihku”; (2) “Menderas”; (3) “Jangan Tolak Mabukku”; (4) “Menertawakan Diri Sendiri”; (5) “Ajari Aku Tidur”; (6) “Cahaya Maha Cahaya”; (7) “Aku Berenang Di Lautan Darah”; (8) “Sudah Kubuang-buang”; (9) “Abadi Kerinduan”; dan (10) “Dengan Seribu Kali Mati”. Penelitian ini berusaha untuk menemukan nilai-nilai profetik yang terkandung dalam kumpulan sajak Cahaya Maha Cahaya. Teori yang digunakan untuk memaknai sajak adalah teori semiotika Riffaterre yang kemudian dilengkapi dengan menggunakan teori sastra profetik yang ditawarkan oleh Kuntowijoyo. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah kumpulan sajak Cahaya Maha Cahaya memiliki muatan perjalanan spiritual manusia dan memberikan penyadaran tentang Tuhan sehingga nilai profetik menjadi jalan hidup bagi seluruh manusia di dunia yakni menjadi manusia (humanisasi), terbebas dari belenggu (liberasi), dan kesadaran Tuhan (transendensi).Item Pengaruh Kemiskinan Terhadap Moralitas Tokoh Dalam Kumpulan Cerpen Wanita Muda Di Sebuah Hotel Mewah Karya Hamsad Rangkuti: Kajian Sosiologi Sastra(2022-03-30) CHANDRA AYU AVIANTI; Baban Banita; Nana SuryanaPenelitian ini berjudul "Pengaruh Kemiskinan terhadap Moraralitas Tokoh dalam Kumpulan Cerpen Wanita Muda di Sebuah Hotel Mewah Karya Hamsad Rangkuti: Kajian Sosiologi Sastra". Tujuan penelitian ini adalah memaparkan pengaruh kemiskinan dengan perkembangan moral individu dalam kumpulan cerpen Wanita Muda di Sebuah Hotel Mewah dan hubungan kemiskinan moral dalam vcerpen dengan relitas masyarakat miskin di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode sosiologi sastra dengan analisi deskriptif sebagai metode pemaparan hasil penelitian. permasalahan yang digambarkan pada kumplan cerpen yaitu mengenai permasalahan ekonomi, dan penanaman moral oleh lingkungan. Hasil dari penelitian berupa problematika kemiskinan dan hubungannya dengan moralitas masyarakat.Item Peran dan Posisi Perempuan dalam Novel Tango & Sadimin Karya Ramayda Akmal: Kajian Kritik Sastra Feminis(2017) LIMYA OKTAVIANNI; Muhamad Adji; Nana SuryanaPenelitian ini mendeskripsikan penggambaran tokoh perempuan oleh penulis yang selanjutnya dikaitkan dengan peran dan posisi perempuan dalam Novel Tango & Sadimin karya Ramayda Akmal. Peran perempuan yang dimaksud adalah peran tokoh perempuan dalam kehidupan sehari-hari pada ranah privat dan publik yang dituliskan dalam novel, sedangkan posisi perempuan yang dimaksud dalam penelitian ini antara lain kedudukan tokoh perempuan sesuai dengan perannya serta relasinya dengan tokoh laki-laki sehingga pembahasan posisi tokoh perempuan dikaitkan dengan kesetaraan dan ketidaksetaraan gender. Deskripsi tersebut merupakan hasil analisis secara kualitatif dengan teori kritik sastra feminis yang dikemukakan oleh Showalter dengan cara membaca perempuan. Hasil yang ditunjukkan oleh penelitian ini antara lain: (1) novel Tango & Sadimin menampilkan gambaran perempuan lewat perilaku ataupun nonperilaku yang dapat bersifat maskulin, feminin, atau memiliki keduanya (androgini); (2) perilaku tokoh perempuan dalam novel Tango & Sadimin dipengaruhi oleh gambaran sifat yang dimiliki dalam menjalankan ranah privat dan ranah publik, perempuan yang berperan dalam ranah publik juga berperan dalam ranah privat sehingga memegang peran ganda dan ditampilkan secara dominan; (3) perempuan sudah menempati posisi setara dengan laki-laki pada beberapa aspek, tetapi juga masih menempati posisi tidak setara dengan laki-laki dalam novel Tango & Sadimin.Item Perbandingan Sekuen Novel, Skenario, dan Film Perempuan Berkalung Sorban(2015-11-20) SOPIAN FITRIADY; Mochamad Irfan Hidayatullah; Nana SuryanaSkripsi ini berjudul "Perbandingan Sekuen Novel, Skenario, dan Film Perempuan Berkalung Sorban". Skripsi ini, membahas mengenai proses pengubahan yang terjadi pada cerita dan tokoh dalam novel Perempuan Berkalung Sorban, Skenario Perempuan Berkalung Sorban dan Film Perempuan Berkalung Sorban. Dengan memakai metode deskritif komparatif penulis memusatkanperhatian hanya kepada sekuen cerita dan tokoh. Selanjutnya, penelitian menggunakan teori Seymour Chatman untuk membedakan antar sekuennya kemudian menggunakan pendekatan sastra bandingan untuk membandingkan antara sekuen cerita dan tokoh yang ada dalam novel, skenario, dan film dapat dikaji sebagai karya sastra dan analisis ketiganya bisa disampaikan melalui perbandingan sekuen cerita dan tokoh.Item REPRESENTASI KEPRIYAYIAN YANG TEREFLEKSI DALAM NOVEL PARA PRIYAYI KARYA UMAR KAYAM DAN BURUNG-BURUNG MANYAR KARYA Y.B. MANGUNWIJAYA: KAJIAN SASTRA BANDINGAN(2023-10-09) M. AZMI FAWAZ; Nana Suryana; Lina Meilinawati RahayuKepriyayian sebagai fenomena budaya Jawa membuat nilai kepriyayian masih melekat pada masyarakat Jawa kontemporer. Penelitian mengenai perbandingan antara novel Para Priyayi karya Umar Kayam dengan novel Burung-Burung Manyar karya Y.B. Mangunwijaya dilakukan untuk melihat nilai kepriyayian yang terepresentasikan oleh tokoh priyayi pada kedua novel tersebut. Penelitian ini menggunakan teori sastra bandingan berdasarkan perspektif Sapardi Djoko Damono, teori representasi berdasarkan perspektif Stuart Hall, dan klasifikasi nilai kepriyayian yang didapatkan dari Cliffort Geertz dan Franz Magnis-Suseno. Hasil penelitian menunjukkan terdapat persamaan dan perbedaan antara tokoh Sastrodarsono dan tokoh Teto. Sastrodarsono sangat baik dalam menggambarkan etiket priyayi. Klasifikasi pengendalian emosi menunjukkan kedua tokoh mampu mengendalikan emosi yang muncul dalam diri mereka. Namun, Teto memiliki kemampuan untuk mengendalikan nafsu lebih baik bila dibandingkan dengan Sastrodarsono. Ketaatan beribadah sebagai tanggung jawab atas kepercayaan tidak ditunjukkan oleh kedua tokoh. Pola pergaulan berpengaruh kepada kedua tokoh. Sementara itu, keseimbangan hidup ditunjukkan dengan detail oleh tokoh Sastrodarsono, sementara itu tokoh Teto tidak menunjukkan hal tersebut.Item REPRESENTASI PEREMPUAN METROPOLIS JAKARTA DALAM NOVEL NAYLA KARYA DJENAR MAESA AYU(2016-01-19) TEUKU ACHSAR JATI; Lina Meilinawati Rahayu; Nana SuryanaABSTRAK Skripsi ini berjudul “Representasi Perempuan Metropolis Jakarta dalam Novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu”. Penelitian ini mengkaji tentang penggambaran perempuan yang difokuskan pada kekuatan pengaruh tokoh perempuan terhadap cerita. Kemudian penelitian ini juga menganalisis tentang gaya hidup metropolis yang dijalani setiap tokoh perempuan dalam novel dengan melihat gaya hidup tersebut dari dua sisi yaitu, positif dan negatif. Bentuk-bentuk gaya hidup metropolis di dalam novel pun dikaji dengan fakta gaya hidup yang ada di kota Jakarta, untuk menunjukkan bentuk-bentuk representasi yang dilakukan oleh para tokoh. Teori yang digunakan adalah strukturalisme, terutama difokuskan pada telaah penokohan. Hasil penelitian yang pertama menunjukkan penggambaran perempuan di dalam novel kuat dan dominan. Hasil penelitian kedua yaitu bentuk representasi perempuan metropolis Jakarta di dalam cerita ditunjukkan melalui gaya hidup metropolis yang dilakukan oleh setiap tokoh perempuan. Gaya hidup metropolis tersebut ialah mabuk, hiburan malam seperti diskotek dan klub, seks sesama jenis, seks bebas, mengerjakan banyak hal dalam satu waktu (multitasking), pemanfaatan teknologi dalam menciptakan sebuah karya, serta kemudahan berkomunikasi dengan media telepon genggam dan surat elektronik.Item Tindakan Sosial dalam Kumpulan Cerita Pendek Kumpulan Budak Setan karya Eka Kurniawan, Intan Paramaditha, dan Ugoran Prasad(2018-02-07) FIDIA ANNISA PUSPITASARI; Nana Suryana; Muhamad AdjiSkripsi ini berjudul “Tindakan Sosial dalam Kumpulan Cerita Pendek Kumpulan Budak Setan karya Eka Kurniawan, Intan Paramaditha, dan Ugoran Prasad”. Pembahasan difokuskan pada bagaimana bentuk-bentuk tindakan sosial yang dilakukan oleh masyarakat dalam kumpulan cerita pendek tersebut serta faktor yang menjadi penyebab tindakan sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan ilmu sosial secara tekstual sebagai pemahaman lebih lanjut. Teori yang digunakan adalah teori tindakan sosial dari Max Weber yang membahas tindakan masyarakat berdasarkan alasan subjektif dan rasionalitas. Hasil penelitian ini menunjukkan tindakan sosial dengan bentuk pelarian diri dari orang tua, perselingkuhan, tindakan bernafsu pada murid mengaji, tindakan birahi di depan umum, kekerasan fisik, pembunuhan, pemerasan dan penodongan, pelanggaran terhadap hukum yang berlaku, tindakan seksual tanpa ikatan pernikahan, tindakan seksual abnormal, tindakan obsesi, dan tindakan homoseksual. Tindakan sosial berasal dari kondisi keluarga yang tidak sesuai, kondisi perekonomian yang tidak sejahtera, institusi ekonomi yang tidak stabil, pelabelan status terhadap individu, pengabaian terhadap hak individu, dan kelonggaran dalam penerapan aturan. Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh dari keadaan sosial pelaku tindakan sosial terhadap alasan subjektif untuk melakukan tindakan.Item TRANSFORMASI NOVEL BANGUN LAGI DONG LUPUS KARYA HILMAN HARIWIJAYA DALAM FILM BANGUN LAGI DONG LUPUS KARYA BENNI SETIAWAN: ANALISIS NARATOLOGI SEYMOUR CHATMAN(2015-08-12) ERMA; Nana Suryana; Mochamad Irfan HidayatullahPenelitian yang berjudul “Transformasi Novel BangunLagi Dong LupuskaryaHilmanHariwijayadalam Film BangunLagi Dong LupuskaryaBenniSetiawan: AnalisisNaratologi Seymour Chatman” inimendeskripsikanperubahan-perubahan yang terjadidarihasiltransformasi novel BangunLagi Dong Lupus kedalam film BangunLagi Dong Lupus. Penelitianinimenggunakanteorinaratologi Seymour Chatman untukmelihatunsurintrinsikantara novel dan film.Unsurintrinsiktersebutyaitualur, latar, danpenokohan. Chatman mengungkapkanbahwakaryafiksi, dalamhalini novel ataucerpendan film adalahsejajar, meskipunkeduanyamerupakan media yang berbeda, namunkeduanyamengomunikasikanbermacamhaldengancara yang sama. Untukmelihatperubahandari novel ke film, makadigunakankonsepmengenaiekranisasiuntukmelihatgejala yang terjadidalamekranisasiyaituperluasan, penyempitan, danvariasicerita.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwaperubahandari novel ke film berupaperluasan, penyempitan, danvariasiceritacenderungterjadidalamsetiapunsurintrinsikkarya yang menjadiacuan, dalamhalini novel, berupaalur, latar, danpenokohan.Item Tubuh, Seksualitas, dan Subjektivitas Perempuan dalam Kumpulan Cerpen Kitab Kawin Karya Laksmi Pamuntjak: Kajian Feminisme(2022-10-17) DELISTI PUTRI UTAMI; Nana Suryana; Muhamad AdjiPenelitian ini mengkaji wacana tubuh, seksualitas, dan subjektivitas perempuan yang terdapat dalam kumpulan cerpen Kitab Kawin karya Laksmi Pamuntjak. Kitab Kawin menunjukkan cara tokoh perempuan dalam mengupayakan dan menegosiasikan seksualitas dan subjektivitasnya dalam suatu konteks sosial dan kultural tertentu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran tubuh, seksualitas, dan resistansi perempuan terhadap heteronormativitas dan konstruksi gender normatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan feminisme dan tiga teori, yaitu teori subjektivitas Beauvoir melalui interpretasi Moi, wacana seksualitas Hollway, serta teori seksualitas dan kekuasaan Foucault. Temuan besar dari penelitian ini ada dua, yaitu: (1) seksualitas perempuan ditampilkan sebagai sesuatu yang ambivalen dalam posisi sebagai objek seksual laki-laki dan sebagai subjek yang mempunyai kebutuhan seksualnya sendiri. Pengalaman seksualitas perempuan tersebut berkelindan dengan wacana tubuh ideal; (2) perempuan diperlihatkan melakukan resistansi dengan cara menempatkan diri sebagai subjek dalam relasi heteroseksual, mengeksplorasi seksualitasnya dalam konteks rekreasi, aktif dan mandiri dalam menentukan jalan hidup, memanfaatkan kekuatan ekonomi, dan secara sadar menempatkan diri sebagai objek.