Browsing by Author "Naninda Berliana Pratidina"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
Item Distribusi Fraktur Mahkota Gigi Anterior Rahang Atas pada Anak Cerebral Palsy di Sekolah Luar Biasa Kota Bandung(2020-01-22) FAIZAH SALSABILA; Naninda Berliana Pratidina; Arlette Suzy Puspa PertiwiPendahuluan: Fraktur mahkota gigi merupakan fraktur yang hanya mengenai email atau email dan dentin dengan atau tanpa pulpa terbuka. Fraktur mahkota pada gigi anak dapat mengganggu estetik, fungsi bicara dan penguyahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data fraktur mahkota gigi anterior anak cerebral palsy di Sekolah Luar Biasa Kota Bandung sehingga dapat diupayakan penanggulangannya sejak dini. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik Total Sampling. Jumlah subjek sebanyak 35 anak yang diperoleh dari seluruh anak cerebral palsy di Sekolah Luar Biasa Kota Bandung. Data diperoleh dengan pemeriksaan klinis. Klasifikasi fraktur yang digunakan adalah klasifikasi menurut WHO (World Health Organization). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 23 anak (65,72%) mengalami fraktur mahkota gigi anterior rahang atas. Penelitian dari 23 anak yang mengalami fraktur mahkota gigi anterior rahang atas diperoleh sebanyak 13 anak laki-laki (56,53%) dan 10 anak perempuan (43,47%). Jenis fraktur yang banyak terjadi adalah retak email sebanyak 26 kejadian fraktur (52,00%) dan fraktur email sebanyak 24 kejadian fraktur (48,00%). Pembahasan: Fraktur mahkota gigi anterior rahang atas banyak terjadi pada anak cerebral palsy dikarenakan keterbatasan mereka dalam perkembangan motoriknya. Anak laki-laki lebih sering terkena fraktur mahkota gigi anterior dibandingkan anak perempuan karena aktivitas fisik mereka lebih banyak. Fraktur yang sering terjadi adalah retak email dan fraktur email pada gigi insisif sentral rahang atas karena lokasi gigi insisif sentral rahang atas cenderung ke arah labial. Simpulan: dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas anak cerebral palsy dengan jenis kelamin laki-laki terkena fraktur mahkota pada gigi insisif sentral rahang atas dengan jenis fraktur yang banyak ditemukan adalah retak email dan fraktur email. Kata kunci: Fraktur mahkota gigi anterior rahang atas, cerebral palsy.Item Efek Direct Breastfeeding dan Bottle Feeding terhadap Tumbuh Kembang Rahang pada Anak (Rapid Review)(2021-07-09) ANNISA AYU SAPUTRI; Eriska Riyanti; Naninda Berliana PratidinaPendahuluan: Menyusu merupakan salah satu faktor penunjang tumbuh kembang bayi, mencakup otot orofasial dan tulang dentokraniofasial. Mekanisme menyusui melalui payudara ibu secara langsung (direct breastfeeding) berbeda dengan melalui botol (bottle feeding) karena bayi menggunakan pola otot yang berbeda pula. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek direct breastfeeding dan bottle feeding terhadap tumbuh kembang rahang pada anak, yaitu tumbuh kembang oklusi secara spesifik. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode rapid review. Pencarian artikel dilakukan menggunakan PRISMA pada PubMed, Cochrane, dan Scopus serta pencarian manual. Pada penelusuran tahap awal ditemukan 112 artikel. Kemudian, peneliti melakukan penapisan berdasarkan kriteria inklusi sehingga didapatkan 13 artikel. Hasil: Lima dari 13 penelitian menyatakan bahwa bottle feeding berhubungan dengan terbentuknya maloklusi pada anak. Temuan klinis pada masing-masing artikel terkait maloklusi pada anak yang diberikan bottle feeding berbeda satu sama lain. Beberapa diantaranya menemukan crossbite posterior dan open bite anterior. Hubungan antara durasi bottle feeding berkepanjangan dan terbentuknya maloklusi juga dikaitkan dalam dua studi. Namun, tiga studi lain menyatakan tidak ada hubungan diantara keduanya. Dua studi menunjukkan direct breastfeeding memiliki efek proteksi terhadap maloklusi. Dua penelitian lain menambahkan efek proteksi tersebut berhubungan dengan durasi yang lebih lama. Tetapi, tiga studi menyatakan tidak terdapat hubungan antara durasi direct breastfeeding dan maloklusi. Simpulan: Seluruh artikel yang diteliti menghasilkan jenis maloklusi yang berbeda-beda dan tidak mengarah pada satu simpulan yang spesifik sebagai efek dari metode pemberian ASI, baik secara direct breastfeeding maupun bottle feeding terhadap tumbuh kembang rahang pada anak.Item EFEKTIVITAS ZnOE, Ca(OH)2 DAN PASTA IODOFORM SEBAGAI BAHAN PENGISI SALURAN AKAR PADA PERAWATAN PULPEKTOMI GIGI SULUNG (A SCOPING REVIEW)(2022-07-12) RIKA RIDAWANTY; Risti Saptarini Primarti; Naninda Berliana PratidinaPendahuluan: Karies gigi merupakan penyakit yang dialami hampir dari setengah populasi penduduk dunia. Pulpektomi merupakan suatu perawatan endodontik dengan penghilangan seluruh pulpa dan dilanjutkan dengan pengisian saluran akar gigi sulung dengan menggunakan bahan pengisi saluran akar yang sesuai. Bahan pengisi saluran akar merupakan salah satu indikator untuk keberhasilan pulpektomi pada gigi sulung. Operator harus mengetahui macam dan jenis bahan pengisi saluran akar pada perawatan pulpektomi gigi sulung yang beredar hingga saat ini. Tujuan dari scoping review ini untuk mendapatkan data mengenai efektivitas ZnOE, Ca(OH)2 dan Pasta Iodoform sebagai bahan pengisi saluran akar pada perawatan pulpektomi gigi sulung. Metode: Penelitian ini merupakan scoping review. Pencarian database elektronik dilakukan pada PubMed, EBSCOhost, dan Google Scholar dengan menggunakan studi PRISMA-ScR. Hasil: Sebanyak 89 artikel teridentifikasi melalui pencarian pada PubMed, 137 artikel teridentifikasi melalui pencarian pada EBSCOhost, 442 artikel teridentifikasi melalui pencarian pada Google Scholar dan 48 artikal teridectifikasi melalui pencarian dengan Handsearching, sehingga jumlah total artikel yang teridentifikasi adalah sebanyak 716 artikel. Pemeriksaan duplikasi dilakukan sehingga didapatkan 618 artikel. Penapisan pertama dilakukan dengan membaca judul dan abstrak. Sebanyak 604 artikel terseleksi karena tidak relevan dan tidak sesuai dengan kriteria inklusi, sehingga sebanyak 14 artikel didapatkan untuk ditapis selanjutnya. Penapisan kedua dilakukan dengan membaca isi keseluruhan teks, sehingga sebanyak tujuh artikel didapatkan untuk ditelaah. Simpulan: ZnOE, Ca(OH)2 dan Pasta Iodoform efektif sebagai bahan pengisi saluran akar pada perawatan pulpektomi gigi sulung. Bahan pengisi saluran akar pada perawatan pulpektomi gigi sulung berdasarkan tingkat keefektifannya yaitu Ca(OH)2, Pasta Iodoform dan ZnOE.Item Effect of Frenotomy on Breastfeeding in Infants with Ankyloglossia: A Rapid Review(2022-07-12) MUSTIKA PRAJA KURNIAWATI; Eriska Riyanti; Naninda Berliana PratidinaIntroduction: Ankyloglossia or tongue-tie is a congenital disorder characterized by a short lingual frenulum resulting in limited tongue movement, therefore causing difficulty in breastfeeding. Frenotomy is indicated if there is interference in breastfeeding. The objective of this study is to determine the effect of frenotomy on breastfeeding in infants with ankyloglossia. Methods: Rapid review was conducted using PRISMA guidelines through Pubmed, Scopus, and Embase using keywords according to research questions based on PICO and used boolean operators to combine keywords. Risk of bias was assessed using JBI Critical Appraisal Tools. Result: Five articles consisting of four randomized controlled trials and one quasi-experimental were included for review. Two studies reported nipple pain reduction after frenotomy, while the other two studies did not. Effectiveness of breastfeeding was found to increase in two studies, whereas one study found no increase. Two studies using different instrument to assess the effectiveness of breastfeeding did not show an increase after frenotomy. Maternal self-efficacy was found to be elevated in one study. Maternal subjective assessment reported improvement in breastfeeding in three studies. All studies reported no serious complications after frenotomy. Conclusion: Frenotomy was found to be inconsistent in improving breastfeeding ability in infants with ankyloglossia. Practitioners should do case selection carefully by taking into account the assessment of tongue-tie and breastfeeding, as well as conservative approach (lactation support) before performing frenotomy.Item Evaluasi Pengetahuan Dokter Gigi di Kota Bandung terhadap Anak dan Individu Berkebutuhan Khusus serta Manajemen Tingkah Laku pada Perawatan Gigi(2023-07-11) ANGELIQUE RICHITA MANDILA; Naninda Berliana Pratidina; Eriska RiyantiAnak dan individu berkebutuhan khusus memiliki risiko tinggi mengalami masalah kesehatan karena keterbatasan yang dimilikinya, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Secara umum, anak berkebutuhan khusus (ABK) memiliki prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal yang tinggi dibandingkan dengan anak normal lainnya. Perawatan gigi untuk ABK membutuhkan pendekatan khusus karena ABK memiliki tingkat kecemasan yang tinggi. Dokter gigi dapat mencapai keberhasilan perawatan gigi pada ABK apabila memiliki pengetahuan dan mampu melakukan manajemen tingkah laku. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengetahuan dokter gigi terhadap manajemen tingkah laku pada perawatan gigi untuk ABK di Kota Bandung. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner dengan 19 butir pertanyaan yang telah melewati uji validitas dan reliabilitas. Penelitian dilakukan pada 310 dokter gigi di Kota Bandung yang terdiri dari 232 dokter gigi umum dan 78 dokter gigi spesialis. Hasil: Sebanyak 220 responden (71%) memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori baik, 88 responden (28,4%) memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori cukup, dan 2 responden (0,6%) memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori kurang. Secara keseluruhan, rata-rata responden memiliki nilai tingkat pengetahuan sebesar 80,3% dalam kategori baik. Simpulan: Pengetahuan dokter gigi mengenai manajemen tingkah laku pada perawatan gigi untuk ABK di Kota Bandung berada dalam kategori baik. Dokter gigi memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi ABK serta mengetahui manajemen tingkah laku yang dapat dilakukan dalam melakukan perawatan gigi.Item GAMBARAN ORAL HABIT BERDASARKAN PENGETAHUAN ORANG TUA PADA ANAK(2020-07-14) RISNI GUSTIANA; Eriska Riyanti; Naninda Berliana PratidinaPendahuluan: Kebiasaan merupakan suatu pola perilaku yang diulangi. Kebiasaan dapat terjadi didalam rongga mulut yang disebut sebagai oral habit. Bad oral habit terdiri dari mengisap jari, mengisap dan menggigit bibir, menggigit kuku, bernafas melalui mulut, mendorong lidah dan bruxism. Pengetahuan orang tua mendasari proses terbentuknya sikap dan perilaku anak, sebab orang tua sebagai salah satu pendidik utama dalam kehidupan anak. Secara tidak sadar orang tua dapat memengaruhi bertahan atau tidaknya oral habit. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai bad oral habit berdasarkan pengetahuan orang tua yang terjadi pada anak. Metode: Metode penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan teknik survei. Sampel diperoleh sebanyak 377 anak dengan teknik total sampling. Data diperoleh dari pemeriksaan klinis yang dilakukan pada anak dan pemberian kuisioner kepada orang tua. Hasil: Hasil penelitian diperoleh 33,15% anak memiliki bad oral habit dengan persentase pengetahuan orang tua mengenai oral habit 41,37% tergolong kurang, 51,19% tergolong cukup dan 7,42% tergolong baik. Simpulan: Simpulan pada penelitian ini adalah bad oral habit yang paling banyak dilakukan oleh anak yaitu kebiasaan menggigit kuku dengan pengetahuan orang tua siswa-siswi TK dan SD Wadi Fatimah mengenai oral habit tergolong cukup.Item Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Direct Breastfeeding dan Tumbuh Kembang Rahang(2021-09-06) DIAJENG JULIAN CASILDA; Naninda Berliana Pratidina; Eriska RiyantiPendahuluan: Maloklusi merupakan salah satu kelainan yang dapat terjadi pada proses tumbuh kembang kraniofasial. Prevalensi maloklusi di dunia maupun di Indonesia masih tinggi. Faktor lingkungan seperti praktik breastfeeding merupakan salah satu yang dapat mencegah terjadinya maloklusi. Mekanisme pergerakan lidah dan otot yang terlibat pada direct breastfeeding dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan kraniofasial yang lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu mengenai direct breastfeeding dan tumbuh kembang rahang. Metode: Jenis penelitian adalah deskriptif cross-sectional menggunakan survei. Penelitian dilakukan terhadap 33 orang ibu murid PAUD Kecamatan Mampang Prapatan. Penelitian menggunakan instrumen kuesioner dengan 9 butir pertanyaan mengenai ASI eksklusif dan 5 butir pertanyaan mengenai tumbuh kembang rahang di luar data karakteristik responden. Hasil: Sebanyak satu responden termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan rendah (3%), tujuh responden pada kategori sedang (21,2%), dan 25 responden dalam kategori tinggi (75,8%) pada pertanyaan mengenai ASI eksklusif. Pada pertanyaan mengenai tumbuh kembang rahang sebanyak 24 responden termasuk kategori tingkat pengetahuan rendah (72,7%) dan sembilan responden dalam kategori tinggi (27,3%). Simpulan: Tingkat pengetahuan ibu anak usia dini mengenai ASI eksklusif termasuk dalam kategori tinggi, namun tingkat pengetahuan ibu mengenai efek direct breastfeeding dan tumbuh kembang rahang termasuk dalam kategori rendah.Item Gambaran Tingkat Pengetahuan Orang Tua Anak Usia Dini mengenai Kebiasaan Bernapas Melalui Mulut sebagai Etiologi Maloklusi(2021-07-09) SITI NADIRA AISYAH; Risti Saptarini Primarti; Naninda Berliana PratidinaPendahuluan: Maloklusi adalah salah satu masalah gigi dan mulut yang paling banyak terjadi di Indonesia. Penyimpangan fungsi rongga mulut berupa kebiasaan bernapas melalui mulut dapat menjadi faktor etiologi maloklusi. Bernapas merupakan fungsi rongga mulut yang pertama kali mengalami maturasi, sehingga pengetahuan orang tua anak usia dini penting dalam mencegah timbulnya kebiasaan bernapas melalui mulut pada anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua anak usia dini mengenai kebiasaan bernapas melalui mulut sebagai etiologi maloklusi. Metode: Jenis penelitian adalah deskriptif dengan teknik pengambilan sampel cluster random sampling dan simple random sampling. Penelitian dilakukan terhadap 92 orang tua murid TK Ibunda, TK Islam Raih Impian, dan TK Islam Bukit Indah. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner sejumlah 15 butir pertanyaan di luar data karakteristik responden. Hasil: Sebanyak 5 responden (5,4%) berada di kategori tingkat pengetahuan rendah, 45 responden (48,9%) pada kategori sedang, dan 42 responden (45,7) pada kategori tinggi. Simpulan: Tingkat pengetahuan orang tua anak usia dini mengenai kebiasaan bernapas melalui mulut sebagai etiologi maloklusi termasuk dalam kategori sedang.Item Perbandingan Penggunaan Fluoride Varnish, Fissure Sealant dan Ozon untuk Pencegahan Karies pada Anak (Rapid Review)(2022-07-11) DHIA FADHILAH BUDIMAN; Eka Chemiawan; Naninda Berliana PratidinaPendahuluan: Karies merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut terbanyak pada anak di dunia. Pencegahan karies anak penting dilakukan, karena pengalaman karies merupakan indikator kuat risiko karies di masa mendatang. Tujuan rapid review ini adalah membandingkan metode pencegahan karies fluoride varnish (FV), fissure sealant (FS) dan ozon (O) pada anak, serta mengetahui metode yang paling efektif. Metode: Artikel dicari melalui PubMed, SpringerLink, EBSCOhost dan Sciencedirect hingga Januari 2022. Kriteria kelayakan mencakup randomized controlled trial dan clinical trial yang membandingkan pencegahan karies FV, FS dan O pada gigi permanen anak. Hasil: Sebanyak empat belas artikel dicakup penelaahan. Berdasarkan pencegahan karies dentin, dua artikel melaporkan FS resin lebih efektif dari tanpa FS dan dua artikel melaporkan FV lebih efektif dari kontrol. Satu artikel melaporkan FS glasss ionomer dan tanpa FS sebanding. Tiga artikel melaporkan FS dan FV sebanding. Satu artikel melaporkan FS resin dan FS glass ionomer sebanding. Satu artikel melaporkan FV, FS dan O sebanding. Dua artikel melaporkan O sebanding FS dan base kalsium hidroksida dalam remineralisasi dentin. Dua artikel lainnya melaporkan reduksi bakteri sebanding FV dan klorheksidin-thymol varnish (CHX-T). Ketiga intervensi terbukti aman untuk anak. Simpulan: Fluoride varnish, fissure sealant dan ozon efektif mencegah karies anak dengan kekurangan dan kelebihannya. Tidak ada metode paling efektif, karena keragaman data artikel yang ditelaah.Item Sucking Behavior Differences Between Directly Breast-fed and Bottle-fed Infants: A Rapid Review(2022-07-08) FIDELA NAURAH PUTRI DIMAS; Eriska Riyanti; Naninda Berliana PratidinaIntroduction: Breastfeeding is an important activity that has a long-term influence on neonatal growth and development. Different coordination of sucking behavior can occur between directly breastfed and bottle-fed. The anatomy between the nipple and the bottle nipple affects sucking behavior. This study was conducted to determine the differences in sucking behavior in infants who directly breastfed and bottle-fed. Methods: A Rapid Review was conducted in this research using PRISMA with keywords and conjunctions “AND” according to the Boolean operator method from 4 databases (PubMed, Science direct, springer, and nature) that match the inclusion and exclusions criteria. Result: After reviewing 597 articles, four articles were included. The study contained four articles that compared sucking behavior among infants who directly breastfed and bottle-fed. The sucking behavior shows a greater result in infants who directly breastfed. Various types of teats may influence the study’s results. Conclusion: Sucking behavior between breast-fed and bottle-fed infants shows insignificant differences in the mouth`s angles and jaw movement. The sucking quantity, duration of the pause between sucks, and sucking pressure show varying results in each article. The results of significant and insignificant differences are presented in several articles.