Browsing by Author "RAHMAWATI"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Stress Corrosion Cracking Baja Karbon API 5L Grade B Dengan Variasi Pembebanan Tegangan Tarik pada Larutan Asam Asetat(2017-07-16) RAHMAWATI; Sri Suryaningsih; Cukup MulyanaKorosi merupakan kehancuran atau kerusakan material karena reaksi dengan lingkungan. Korosi sangat rentan terjadi pada dunia perminyakan, juga peralatan Pembangkit Listrik pada pipa pendistribusi uap atau gas pada Pembangkit Listrik. Zat korosif yang merusak pipa adalah gas H2S, gas CO2 dan larutan yang bersifat asam, sehingga jika bereaksi dengan pipa baja dapat menimbulkan korosi pada pipa baja yang disebut Stress Corrosion Cracking. Hal ini sangat membahayakan karena lama-kelamaan akan menyebabkan kebocoran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tegangan baja terhadap laju korosi dilingkungan gas H2S, gas CO2 dan larutan Asam Asetat. Metode yang dilakukan dengan metode eksperimen dengan perlakuan variasi waktu perendaman terhadap tegangan tarik dan laju korosi. Dari hasil penelitian diperoleh nilai laju korosi tertinggi sebesar 3,33 mmpy pada daerah necking (sampel pipa baja C1) dalam waktu 957 jam, dan nilai laju korosi terendah sebesar 1,22 mmpy pada daerah sebelum luluh (sampel pipa baja A3) dalam waktu 1.510 jam.Item OPTIMASI KONDISI PEMISAHAN FLAVONOID DARI BUNGA Erythrina crista-galli (Fabaceae) MENGGUNAKAN ALAT KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) PREPARATIF(2023-07-20) RAHMAWATI; Yeni Wahyuni Hartati; Tati HerlinaSenyawa yang diisolasi dari jaringan tumbuhan secara alamiah berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lainnya, oleh karena itu perlu dipilih teknik pemisahan dan pemurnian yang sesuai salah satunya yaitu menggunakan instrumen Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Preparatif. KCKT Preparatif merupakan salah satu instrumen pemisahan modern yang telah berkembang berfungsi untuk memisahkan dan menghimpun kembali apa yang telah dipisahkan secara efektif, memiliki daya pisah tinggi, cepat serta memiliki throughput tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan kondisi optimum pemisahan senyawa flavonoid dari ekstrak bunga Erythrina crista-galli menggunakan sistem KCKT preparatif. Penelitian ini dilakukan dengan tahapan: Ekstraksi dan fraksionasi, proses pemisahan dan pemurnian sub fraksi, pemilihan faktor yang memiliki pengaruh signifikan dalam pemisahan dengan respon resolusi (daya pisah) menggunakan Factorial design meliputi pemilihan sistem elusi (isokratik/gradien), laju alir pemisahan, volume sampel yang diinjeksikan, konsentrasi sampel yang digunakan, pH fase gerak, dan suhu kolom. Faktor yang terseleksi kemudian dioptimasi melalui Central Composite Design (CCD) menggunakan KCKT-Analitik. Kemudian dilakukan Scale up kondisi optimum pemisahan dari KCKT Analitik ke KCKT Preparatif untuk selanjutnya dilakukan pemisahan senyawa murni. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap pemisahan adalah sistem elusi, suhu kolom, dan pH fase gerak dengan nilai p-value masing-masing faktor lebih kecil dari α (0,05). Kondisi optimum yang diperoleh dari pemisahan menggunakan KCKT-Analitik adalah pada kondisi sistem elusi gradien, laju alir 0,4 mL/menit, volume injeksi 10µL, konsentrasi sampel 200 ppm, pH 2 dan suhu kolom 25oC. Hasil scale up kondisi pemisahan senyawa flavonoid E.crista-galli menggunakan KCKT-Preparatif yaitu pada kondisi sistem elusi gradien dengan waktu isocratic hold 6,5 menit dan segment duration per 5 menit pada laju alir 11,2 mL/menit dan volume injeksi 563µL. Berdasarkan hasil pemisahan pada kondisi optimum tersebut diperoleh senyawa 6 berupa padatan berwarna kuning yang larut dalam metanol. Penentuan senyawa 6 dilakukan dengan analisis KLT dan spektroskopi ultraviolet yang menunjukkan adanya dua puncak pada panjang gelombang 254 nm dan 369 nm yang mana kedua panjang gelombang tersebut termasuk ke dalam rentang serapan yang khas dari senyawa flavonoid golongan flavonolItem PENGARUH DOSIS PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN Corchorus aestuans(2023-01-25) RAHMAWATI; Nyimas Popi Indriani; Lizah KhairaniPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Corchorus aestuans. Penelitian ini dilaksanakan dari Juni - Juli 2022 di Lahan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Peubah yang diamati adalah tinggi, jumlah daun, dan berat segar tanaman Corchorus aestuans. Penelitian dilakukan secara eksperimen, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan uji lanjut Duncan dengan 5 perlakuan , yaitu P1 = POC dosis kontrol, tanpa pemberian POC, P2 = POC dosis 50 mL/polybag, P3 = POC dengan dosis 100 mL/polybag, P4 = POC dengan dosis 150 mL/polybag, P5= POC dengan dosis 200 mL/polybag. Masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Analisis sidik ragam. Hasil penelitian memberikan pengaruh yang tidak nyata (P ˃ 0,05) terhadap tinggi, jumlah daun dan berat segar tanaman Corchorus aestuans. Dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk organik cair (POC) memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Corchorus aestuans.Item PERBEDAAN PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM DENGAN BRONCHOPNEUMONIA YANG DIBERIKAN INTERVENSI KOMPRES HANGAT DI AXILLA DAN FRONTAL DI RUANG ANAK RSHS BANDUNG(2013-04-24) RAHMAWATI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenDemam merupakan kondisi suhu tubuh lebih dari 37,5ºC.Upaya yang dilakukan untuk mengatasi anak demam, dapat dilakukan dengan pemberian kompres hangat di daerah frontal, axilla, servikal dan inguinal. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan penurunan suhu tubuh pada anak demam dengan bronchopneumonia yang diberikan intervensi kompres hangat di axilla dan frontal di Ruang Anak RSHS Bandung. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan rancangan pre test and post test two group before after design Pengambilan sample secara purposive sampling. Alat ukur yang digunakan thermometer digital. Menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji dependent sample t test dan independent sample t test. Hasil penelitian didapatkan rata-rata suhu tubuh pada anak demam dengan bronchopneumonia sebelum diberikan intervensi kompres hangat di daerah axilla 38,513ºC sedangkan di frontal 38,347ºC. Rata- rata suhu tubuh setelah diberikan intervensi di axilla 37,893ºC dan setelah diberikan intervensi di frontal 37,980ºC. Rata-rata penurunan suhu tubuh setelah diberikan intervensi di axilla 0,620ºC dan setelah intervensi di daerah frontal 0,366ºC. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,000 dengan alfa 0,05 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara pemberian kompres hangat di axilla dan di frontal terhadap penurunan suhu tubuh pada anak demam, dimana penurunan suhu tu buh pada kelompok kompres hangat di axilla lebih besar dibandingkan dengan kelompok kompres hangat di frontal. Saran berdasarkan hasil penelitian, pemberian kompres hangat di axilla dapat dijadikan intervensi dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam. Kata kunci : kompres hangat, frontal, axilla, demam, bronchopneumonia. ABSTRACT Fever is a condition in which the body temperature reach more than 37.5º C. Intervention done to tackle child has a fever, can be done with the warm compresses both frontal , axilla, cervical and inguinal is of the one universal method used to overcome it. The purpose of the study was to determine the differences of body temperature reduction in febrile children with bronchopneumonia, who had warm compresses the axilla and in the frontal areas in the Childrens Hospital "X" Design used in this study is a quasi experimental design with pre-test and post-test two groups before after design Sampling is purposive sampling. Measuring instruments were digital thermometer. Using univariate and bivariate analysis with dependent test sample t test and the independent sample t test. The average body temperature in febrile children with bronchopneumonia before intervention in the axilla warm compresses 38.513ºC whereas in frontal 38.347ºC. Average after intervention given a warm compress in the axilla 37.893ºC and after a given intervention warm compresses difrontal 37.980ºC. The average temperature reduction after the intervention warm compress in the axilla was 0.620ºC and in the frontal area was 0.366ºC. Statistical test results showed p value = 0.000 with an alpha of 0.05, it can be concluded that frontal and axilla compression reduced body temperature significant. Of the study warm compress in the axilla effective method in lowering body temperature of bronchopneumonia children with fever. Keywords : warm compress, frontal, axilla, fever, bronchopneumonia