Browsing by Author "Setianto"
Now showing 1 - 20 of 27
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Efisiensi Konversi Energi Mekanik pada Sebagian Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Polisi Tidur(2019-09-30) UHTI SETIORINI; Setianto; Andri AbdurrochmanPolisi tidur atau alat pembatas kecepatan adalah bagian jalan yang ditinggikan dipasang secara melintang dengan tujuan untuk mengurangi laju kendaraan. Selain itu, polisi tidur dapat dijadikan sebagai media untuk membangkitkan energi listrik. Pembangkit tersebut dinamakan pembangkit listrik tenaga polisi tidur. Pembangkit listrik ini memanfaatkan pijakan dari kendaraan yang melintas di atas permukaan polisi tidur. Secara umum, mekanisme pembangkit ini adalah dengan transfer energi/gaya dari sebuah kendaraan yang melintas ke energi kinetic putaran flywheel. Penerapan transfer energi/gaya inilah dikenal dengan istilah efisiensi untuk performa kerja sistem dari keluaran dan masukannya. Masukan pada sistem kerja ini digunakan adalah gaya berat dan gaya pegas yang dijadikan sebagai energi/gaya untuk menggerakan sistem ini, Efisiensi yang dihasilkan dari pemberian gaya berat pada flywheel kecil 3,37 % dan flywheel besar 0,83 %, sedangkan pada gaya pegas untuk flywheel kecil adalah 11,24 % dan pada flywheel besar 19,2 %.Item ANALISIS HASIL PENGUJIAN SIKLIK VOLTAMOGRAM ELEKTRODA GRAFIT/C/CMC DENGAN VARIASI METODE DEPOSISI UNTUK APLIKASI BATERAI LITHIUM-ION(2019-04-10) SATIA RAHMAN; Sahrul Hidayat; SetiantoSampai saat ini, penelitian mengenai baterai litium-ion masih terus dikembangkan mengingat kebutuhan manusia akan kapasitas dan stabilitas baterai yang semakin meningkat. Salah satu aspek yang menentukan kualitas baterai adalah komposisi bahan yang tepat untuk menghasilkan anoda dengan karakteristik yang optimal. Pada penelitian ini dikaji eletroda baterai berbahan komposit grafit/C/CMC dan diuji karakteristiknya dalam model sel baterai. CMC (Carboxy Methyl Cellulose) digunakan sebagai perekat (host) dari bahan aktif grafit untuk mendapatkan film dengan sifat mekanik yang baik. Anoda dibuat dengan mencampurkan bahan grafit/C/CMC dengan pelarut H2O kemudian dideposisikan di atas substrat copper foil menjadi lapisan tipis dengan menggunakan metode solution casting dan metode spraying. Karakterisasi yang telah dilakukan adalah uji pengujian morfologi permukaan dengan fotomikro dan SEM, serta pengujian Siklik Voltamogram untuk mengukur daya baterai. Dari pengujian fotomikro diperoleh film yang dibuat dengan metode deposisi spraying memiliki morfologi permukaan yang lebih baik dibandingkan film yang dibuat dengan Solution casting. Pada pengujian SEM terlihat bentuk partikel grafit secara mikroskopis berbentuk lembaran yang saling terpisah dan disatukan oleh CMC. Diantara lembaran grafit terdapat rongga yang berfungsi sebagai jalur masuk elektrolit pada proses interkalasi ion lithium. Pada pengukuran CV (Cyclic Voltammetry), anoda grafit yang telah dibuat digunakan sebagai elektroda lawan, dan dipasangkan dengan LiFePO4 sebagai elektroda kerja. Pada pengujian CV elektrolit yang digunakan adalah LiClO4 dan rentang tegangan yang digunakan adalah -1,25V hingga 1 V. Hasil analisis menunjukan bahwa kecepatan pemindaian tegangan (scan rate) sangat berpengaruh pada kapasitas sel baterai. Hasil pengujian menunjukkan pada scan rate 50 mV/s diperoleh hasil paling optimal dengan daya sebesar 2,36 mW dan kapasitansi sebesar 10,49 mF. Hasil pengujian umur pakai sel baterai diperoleh siklus terbanyak pada sampel grafit dengan metode deposisi Spraying konsentrasi 0,2gram/mldengan jumlah 691 siklus.Item ANALISIS KUANTITATIF MINERAL MAGNETITE PADAPASIR BESI DI DESA KERTAJADI KECAMATAN CIDAUN JAWA BARAT(2017-02-22) NOVIANTI RIZKY ARDIANI; Sahrul Hidayat; SetiantoMenurut Kementrian ESDM potensi pasir besi di Indonesia tahun 2014 mencapai 2.116.772.030 ton dengan cadangan awal sebesar 173.810.612 ton. Pasirdengan kandungan besi yang digunakan dalam penelitian ini pasir yang berasal dari pantai Desa Kertajadi,Kecamatan Cidaun,Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kemudian pasirdengan massa 2 kgdipisahkanmenggunakan magnetik separator agar didapat kandungan mineral magnetik dan nonmagnetik. Setelah 9 kali proses separasi diambilah 3 jenis sampel berbeda yaitu sampelpasir nonseparasi(TS),sampeltailing separasi ke-1 (SS1) dan sampel consentrate separasi ke-3 (S3).Sampel tersebut kemudian diteliti dengan alat XRD dan dianalisis secara kuantitatif menggunakan software MAUD untuk mengetahui kandunganFe3O4(magnetite). Besarmagnetiteyang dihasilkan untuk sampel TS sebesar 24,27% dengan error 0,85%, sampel SS1 sebesar 5,39% dengan error 3,32% , dan sampel S3 sebesar 61,98% dengan error 0%. Kemudian hasil recoverymagnetitedigunakan untuk mengetahui efektifitas magnetik separator. Massa pasir 2 kg, 0,1 kg, dan 0,05 menghasilkannilai recoverysecara berurutan 228,562%, 203,944%, 151,183% sedangkanuntukmassa pasir 0,02 kg menghasilkan nilairecovery 69,463%. Hal ini menunjukkan bahwa alat magnetik separator yang digunakan tidak efektif jika digunakan dalam skala besar karena hasil recoverydiatas 0,02 kg lebih dari 100%.Item ANALISIS PENGARUH SUHU TERHADAP BERAT JENIS ELEKTROLIT TAWAS PADA BATERAI PBO2(2023-09-15) RIZKY PERMANA SIDIK; Setianto; Tidak ada Data DosenBaterai asam timbal (PbO_2) telah menjadi salah satu sumber energi yang paling umum digunakan pada kendaraan. Dalam penerapannya, baterai asam timbal akan dipengaruhi oleh suhu selama pengunaan akibat penempatan yang berdekatan dengan mesin ataupun cuaca. Kekurangan baterai PbO_2 yaitu rentan terhadap korosif karena penggunaan elektrolit larutan asam sulfat. Larutan tawas dapat digunakan sebagai elektrolit alternatif untuk mengurangi sifat korosif pada baterai. penggunaan tawas sebagai elektrolit merubah karakteristik baterai, salah satunya adalah berat jenis dimana sangat dipengaruhi oleh temperatur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai berat jenis larutan pada baterai PbO_2, pengaruh peningkatan suhu terhadap nilai berat jenis elektrolit tawas, dan mekanisme perubahan berat jenis elektrolit tawas akibat kenaikkan suhu. Penelitian ini meliputi beberapa tahapan, antara lain penyiapan larutan tawas, pengujian pH, pengujian jumlah zat terlarut dan pengukuran berat jenis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai berat jenis elektrolit baterai PbO_2 dapat diukur menggunakan hidrometer dan metode Archimedes, pada larutan tawas 50% diperoleh berat jenis sebesar 1,1364 (Archimedes) dan 1,193 (hidrometer), sedangkan pada larutan tawas dengan penambahan asam sulfat 15% diperoleh berat jenis sebesar 1,1473 (Archimedes) dan 1,1951 (hidrometer). Terdapat perbedaan nilai sebesar ±0,05. Penurunan berat jenis terbesar adalah pada larutan tawas dengan penurunan sebesar 0,0013 setiap kenaikkan 1 derajat celcius, sedangkan larutan tawas dengan penambahan asam sulfat 15% dan larutan asam sulfat (H_2 SO_4 ) mengalami penurunan sebesar 0,0012. Mekanisme penurunan berat jenis terhadap kenaikkan suhu diakibatkan oleh adanya ekspansi termal dimana molekul menempati ruang yang lebih besar sehingga volume bertambah dan massa relatif konstan.Item KARAKTERISASI CHARGE DISCHARGE BATERAI DENGAN ELEKTROLIT CAMPURAN ALUMINIUM SULFAT (Al2(SO4)3) DENGAN ASAM SULFAT ( H2SO4)(2023-09-27) FLORENTIA GABBY CALYSTA GILBERT; Setianto; Tidak ada Data DosenBaterai Timbal Dioksida merupakan salah satu baterai isi ulang dengan menggunakan elektrolit asam sulfat. Salah satu kekurangan dari elektrolit asam sulfat adalah mempunyai dampak korosif tinggi meskipun mempunyai konduktivitas tinggi. Oleh karena itu, dibuat sebuah larutan elektrolit aluminium sulfat dicampur dengan asam sulfat untuk alternative baterai timbal diosida atau baterai lead acid. Aluminium Sulfat merupakan kristal putih yang berbentuk gelatin dan mempunyai sifat yang dapat menarik partikel – partikel lain sehingga berat, ukuran dan bentuknya menjadi semakin besar dan mudah mengendap. Aluminium sulfat merupakan bahan yang ramah lingkungan atau tidak membuat korosif serta harganya yang terjangkau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi larutan dari parameter pH serta mengetahui konduktivitas dan karakteristik charge – discharge. Pada penelitian ini ditinjau 5 % asam sulfat, 10 % asam sulfat, dan 15 % asam sulfat dengan campuran aluminium sulfat dan aquades. Berdasarkan penelitian sebelumnya yaitu larutan elektrolit aluminium sulfat murni didapatkan hasil yang optimal dengan perbandingan aluminium sulfat dengan aquades yaitu 50 % : 50 % maka dari itu larutawan aluminium sulfat yang dipakai adalah 50% : 50 % .Berdasarkan hasil penelitian uji konduktivitas , konduktivitas yang didapat secara berturut – turut 5 %, 10 % , dan 15 % adalah 0.0115 S/cm, 0.0132 S/cm, dan 0.0138 S/cm. Pengujian untuk mengetahui performa baterai adalah pengujian charge – discharge dengan tiga siklus charge – discharge menggunakan variasi pembebanan 1.2 A, 2.1 A, dan 4.2 A. Pada larutan elektrolit aluminium sulfat murni dicampur asam sulfat didapatkan kapasitas terbesar pada kadar asam sulfat 15% sebesar 0.523 Ah pada arus 1.2 A.Item OPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER DENGAN MEMPERHATIKAN FLUIDA KERJA DAN HUBUNGAN ANTARA PINCH POINT DENGAN DAYA YANG DIHASILKAN(2017-01-20) ZERI RAIHANATI; Cukup Mulyana; SetiantoPerforma dari siklus biner berhubungan dengan pemilihan fluida kerja yang tepat dengan mass flow nya. Selain itu pinch point yaitu selisih temperatur minimum antara fluida pemanas dan fluida kerja yang dipanaskan berhubungan dengan besar daya dan mass flow fluida kerja. Untuk mendapatkan performa yang optimal telah dilakukan penelitian dengan tujuan, pertama menentukan fluida kerja organik yang memberikan daya maksimum dengan mass flow yang minimum dari 5 jenis fluida kerja yang berbeda, kedua untuk mengetahui hubungan pinch point dengan besar daya dan mass flow yang dihasilkan. Untuk mencapai tujuan tersebut pertama menentukan daya output pada fluida kerja dengan mass flow tetap, selanjutnya dengan menetapkan daya terbesar pada hasil pertama digunakan sebagai patokan untuk mendapatkan nilai mass flow pada berbagai fluida kerja. Selanjutnya digunakan fluida kerja organik hasil tujuan pertama untuk meninjau daya dan mass flow yang dihasilkan dengan variasi nilai pinch point yang digunakan. Penelitian dilakukan dengan simulasi pada software HYSYS v7.3. Dengan dilakukannya pemilihan fluida kerja organik dapat meningkatkan performa dari siklus biner dengan didapatkan daya maksimum sebesar 333,7 kw dan mass flow terkecil yaitu 0,29 ton/jam dengan menggunakan fluida kerja organik isobutana. Dan didapatkan bahwa semakin kecil nilai ΔTpp maka didapatkan daya dan mass flow yang semakin besar.Item PEMANFAATAN ALUMINIUM SULFAT (𝑨𝒍𝟐(𝑺𝑶𝟒)𝟑) SEBAGAI LARUTAN ELEKTROLIT PADA BATERAI LEAD-ACID (𝑷𝒃𝑶𝟐)(2023-09-15) RISNA NUR LIYANI; Setianto; Tidak ada Data DosenBaterai lead-acid (PbO2) merupakan salah satu perangkat penyimpan energi yang digunakan pada kendaraan bermotor. Baterai lead-acid (PbO2) yang banyak digunakan adalah jenis wet battery dengan elektrolit asam sufat 35%. Asam sulfat digunakan sebagai elektrolit pada baterai lead-acid (PbO2) komersial karena merupakan elektrolit kuat yang memiliki kemampuan menghantarkan listrik yang tinggi. Asam sulfat memiliki pH rendah menyebabkan sifatnya menjadi korosif yang berdampak buruk terhadap lingkungan. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah menggantikan elektrolit asam sulfat dengan bahan yang lebih ramah lingkungan, yaitu aluminium sulfat. Aluminium sulfat merupakan garam yang termasuk ke dalam elektrolit dengan pH yang lebih besar dibandingkan dengan asam sulfat. Karena konsentrasi larutan elektrolit berpengaruh terhadap kinerja baterai, maka dilakukan penelitian terkait optimasi aluminium sulfat sebagai larutan elektrolit baterai lead-acid pada berbagai konsentrasi. Penelitian ini terdiri dari pembuatan larutan, pengujian TDS dan pH serta pengujian charge-discharge pada baterai. Dari hasil penelitian, diketahui molaritas optimal larutan elektrolit aluminium sulfat yang dapat digunakan adalah 2 M. Konduktivitas listrik larutan dengan kadar Al2(SO4)3 35%, 50% dan 100% berturut-turut adalah 1,0053 × 10^2 S/cm, 1,0083 × 10^2 S/cm dan 1,0506 × 10^2 S/cm. pH larutan pada kadar Al2(SO4)3 35%, 50% dan 100% secara berturut – turut adalah 3,08; 3,00 dan 2,58. Pada kadar Al2(SO4)3 >/ 35%, kapasitas baterai naik seiring bertambahnya kadar aluminium sulfat dalam larutan. Namun, pada kadar Al2(SO4)3 100%, kapasitas baterai menurun. Sistem baterai dengan kadar Al2(SO4)3 50% memiliki waktu pengisian dan pengosongan lebih singkat dibandingkan dengan sistem baterai komersial yang berakibat pada perbedaan kapasitas antara keduanya. Pada arus pengisian dan pengosongan 1,2 A, kapasitas sistem baterai komersial sebesar 2,95 Ah, sedangkan sistem baterai dengan kadar Al2(SO4)3 50% adalah 0,05 Ah.Item Pemanfaatan Kandungan Selulosa Asetat Pada Limbah Filter Rokok sebagai Membran Separator Baterai Ion Lithium(2023-05-12) WINDY MUNTIARY; Setianto; Tidak ada Data DosenEnergi merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Baterai merupakan salah satu alat penyimpan energi. Salah satu jenis baterai yang efisien digunakan ialah baterai ion lithium (BIL). Separator merupakan komponen penting pada sebuah BIL yang umumnya berupa membran berpori dari bahan polimer. Salah satu karakteristik penting pada sebuah BIL yakni titik leleh. Namun membran separator yang umum digunakan saat ini, yaitu membran dari bahan PE dan PP menunjukkan rasio penyusutan tinggi pada suhu tinggi. Limbah filter rokok merupakan limbah yang kerap dibuang sembarangan. Filter rokok terbuat dari bahan selulosa asetat yang termasuk polimer dengan salah satu sifat fisik yaitu titik leleh lebih tinggi bila dibanding dengan polimer PE dan PP. Untuk itu, limbah filter rokok dengan kandungan selulosa asetatnya diteliti sebagai bahan dalam pembuatan membran separator untuk BIL dengan metode inversi fasa. Pada penelitian yang telah dilakukan, membran yang dihasilkan tampak seperti plastik tipis berwarna putih. Selanjutnya karakteristik ketebalan, morfologi, porositas, dan titik leleh membran diuji. Hasil penelitian menunjukkan 0,60 gram filter rokok dan 5 ml aseton merupakan komposisi yang paling tepat dalam menghasilkan membran yang optimum. Selanjutnya, ketebalan rata-rata membran ialah 32 μm, morfologi membran dengan komposisi di atas mirip dengan morfologi membran komersial produksi Celgard, nilai porositas membran 53,085%, dan nilai penyusutan termal membran dari uji titik leleh ialah 0%.Item Pemanfaatan Sediment Microbial Fuel Cell Sebagai Sumber Energi Alternatif(2017-07-13) ABDURROHMAN; Otong Nurhilal; SetiantoMicrobial fuel cell merupakan suatu alat yang dapat menghasilkan listrik dari komponen organik melalui katabolisme pada mikrobial. Elektron dihasilkan selama proses oksidasi yang dilakukan oleh mikroba, kemudian elektron akan berpindah melalui membran dan Sediment microbial fuel cell (SMFC) merupakan salah satu bentuk dari microbial fuel cell yang dapat mengubah bahan organik komplek pada sedimen untuk menghasilkan elektron. Potensi yang sangat besar dari kandungan organik pada sedimen perairan laut di Indonesia yang beriklim tropis sehingga penelitian ini sangat penting dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sistem Sediment Microbial Fuel Cell (SMFC) dengan menggunakan single chamber dan dual chamber untuk menghasilkan energi listrik, dengan variasi parameter berupa jenis elektroda dan luas permukaan elektroda. Tahap penelitian ini yaitu merancang reaktor SMFC, mengukur arus dan tegangan yang dihasilkan dan menghitung daya serta energi listrik. Daya dan energi tertinggi yang dihasilkan SMFC masing – masing terjadi pada sistem dengan menggunakan sistem single chamber dengan elektroda fiber 8cm2 sebesar 561,11 mW, dan 753,671kJ selama 21 hari pengukuran.Item PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KATODA LiFePO4 BERBASIS PEREKAT CMC DAN SBR SERTA APLIKASINYA DALAM SISTEM BATERAI ROLLING CELL(2021-01-19) NADIRA NISRINA NUGRAHA; Setianto; Sahrul HidayatBaterai lithium ion merupakan baterai yang sangat umum digunakan pada perangkat elektronik karena baterai lithium ion memiliki banyak keunggulan yaitu siklus hidup yang panjang dan densitas yang tinggi. Baterai dapat bekerja maksimal apabila memiliki struktur fisik yang baik. Untuk mempertahankan struktur fisik dari sebuah baterai, dibutuhkan perekat yang baik untuk merekatkan material aktif pada elektroda. Namun, perekat yang biasanya digunakan tidak ramah lingkungan sehingga pada penelitian ini digunakan perekat CMC dengan doping SBR dengan tujuan selain perekat dapat ramah lingkungan, perekat dapat mengikat material aktif elektroda dengan baik dan memiliki sifat mekanik yang tinggi. Penelitian dilakukan dengan 6 variasi sampel dengan 5 pengujian yaitu pengujian daya rekat, konduktivitas, charge-discharge, SEM, dan sikliblitas. Dari pengujian tersebut terdapat dua sampel yang unggul yaitu sampel variasi 4 dan variasi 5. Hasil SEM menunjukan variasi 4 memiliki lebih banyak pori dibandingkan dengan variasi 5 sehingga kemungkinan memiliki kinerja yang lebih baik. Selai itu, sampel variasi 4 memiliki keunggulan pada uji konduktivitas dan memiliki kapasitas yang lebih besar dengan nilai konduktivitas sebesar 4,93 S/m serta besar kapasitas mencapai 0,37 mAh. variasi 5 memiliki keunggulan memiliki siklus hidup yang lebih panjang dibandingkan variasi 4 dikarenakan variasi 5 memiliki kekuatan mekanis yang lebih besar.Item PEMBUATAN MEMBRAN DARI LIMBAH FILTER ROKOK DENGAN PENAMBAHAN ZAT ADITIF POLIETILEN GLIKOL (PEG) SEBAGAI SEPARATOR BATERAI ION LITIUM(2023-09-15) LIA YULIANSAH; Setianto; Tidak ada Data DosenSeiring kebutuhan akan baterai ion litium dengan performa optimal semakin meningkat, saat ini banyak dilakukan penelitian terkait komponen baterai tersebut salah satunya adalah membran separator. Separator baterai berfungsi untuk memisahkan kedua elektroda dan mencegah kontak langsung agar tidak terjadi korsleting. Penelitian ini bertujuan untuk membuat membran separator baterai ion litium dari bahan dasar filter rokok dengan penambahan polietilen glikol (PEG), mengetahui pengaruh penambahan PEG terhadap membran separator yang dihasilkan, dan mengetahui karakteristik membran hasil sintesis yang meliputi ketebalan, morfologi, porositas dan titik leleh. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan membran separator baterai dari bahan limbah filter rokok dan aseton, dengan penambahan PEG sebagai zat aditif menggunakan metode inversi fasa. Tahapan prosedur yang dilakukan adalah preparasi sampel, pembuatan membran dan karakterisasi membran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan membran separator baterai ion litium dari limbah filter rokok dengan penambahan PEG dapat dibuat, dengan variasi tanpa PEG; 0,37 ml PEG; 0,74 ml PEG dan 1,11 ml PEG. Semakin besar penambahan PEG, maka pori dan porositas yang terbentuk akan semakin besar. Ketebalan membran berturut-turut adalah 22 μm; 20,6 μm; 20,4 μm dan 21,8 μm. Peningkatan PEG mempengaruhi morfologi membran yang dihasilkan dengan pembentukan pori yang bertambah besar. Porositas membran berturut-turut adalah 50,70%; 41,70%; 44,36%; dan 52,52%. Uji titik leleh pada suhu 150⁰C tidak terjadi penyusutan pada membran hasil sintesis, tetapi pada suhu 230⁰C terjadi penyusutan termal berturut-turut sebesar 55%; 38,13%; 40%; dan 40%. Sehingga, membran hasil sintesis dengan penambahan 0,37 ml PEG memiliki karakteristik yang mendekati membran komersial Celgard.Item PEMODELAN DAN SIMULASI KARAKTERISTIK KELUARAN DAYA MODUL SEL SURYA PARALEL(2018-07-16) BUNGA FARIDA; Setianto; Tidak ada Data DosenEnergi matahari dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif yang potensial karena energinya yang sangat besar serta ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Salah satu teknologi yang dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik adalah panel surya yang berdasarkan pada prinsip photovoltaik. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pemodelan dan simulasi yang digunakan untuk mengetahui karakteristik modul sel surya dengan parameter berupa tegangan, arus dan daya maksimum yang digunakan untuk menganalisa kinerja dari panel surya. Hasilnya, pada iradiasi matahari tetap daya maksimum pada modul tunggal bernilai 156,49 watt dengan efisiensi 15,649 % , sedangkan untuk modul paralel menghasilkan daya maksimum sebesar 313.206 watt dengan efisiensi sebesar 16,36 %. Variasi iradiasi matahari modul tunggal dan modul paralel mempengaruhi besar kecilnya arus yang dihasilkan.Item PEMODELAN DAN SIMULASI KARAKTERISTIK KELUARAN DAYA DUA PANEL SURYA YANG DISUSUN SECARA SERI(2018-07-17) DIAN YUSTIKARINI PRATIWI; Setianto; Tidak ada Data DosenEnergi surya adalah sumber energi yang tidak akan pernah habis ketersediaannya dan energi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif yang akan diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan sel surya. Sel surya dikembangkan untuk mengubah energi surya menjadi tenaga listrik. Prinsip kerja sel surya silikon adalah berdasarkan konsep semikonduktor p-n junction. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik dari modul panel surya yang disusun secara seri dengan menggunakan program simulasi komputer yaitu MATLAB Simulink. Parameter yang dipergunakan berupa arus, tegangan dan iradiasi matahari. Hasilnya diperoleh nilai daya maksimum meningkat secara linier terhadap intensitas cahaya matahari. Efisien panel surya modul tunggal adalah 11,43% dan modul yang dirangkai seri adalah 11,44% untuk iradiasi sama dengan 1000 W/m2.Item PENGARUH DOT SIZE TERHADAP ENERGI GAP AMORPHOUS SILICON QUANTUM DOT (a-SiQD) MENGGUNAKAN EXTENDED HUCKEL THEORY(2018-01-31) AHMAD ROFIQ SOFYAN; Sahrul Hidayat; SetiantoQuantum Dot adalah bahan nanokristal semikonduktor yang sangat kecil, menyebabkan karakteristik elektronik energi gapnya merupakan fungsi dari diameter bahan (dot size), semakin kecil dot size menghasilkan energi gap yang semakin besar. Hal ini dipengaruhi oleh fenomena fisika yaitu efek quantum confinement. Salah satu jenis bahan Quantum Dot adalah amorphous Silicon Quantum Dot (a-SiQD) yang memiliki potensi besar untuk bahan teknologi optoelektronik, dan telah dikembangkan secara eksperimen nanostruktur a-SiQD untuk mempelajari efek quantum confinement dan karakteristik emisi cahaya. Pada penelitian ini, dibuat model klaster a-SiQD dengan melakukan teknik translasi untuk memperbesar ukuran dan membuat klaster berbentuk bulat dengan menghapus beberapa atom silikon terluar dan menambahkan atom hidrogen. Untuk mendapatkan karakteristik elektronik dan optik klaster a-SiQD, dilakukan perhitungan fundamental energi gap klaster a-SiQD menggunakan metode Extended Hückel Theory (EHT). Hasilnya, ketika variasi dot size klaster a-SiQD mengalami penurunan dari 2,1 nm ke 0,85 nm energi gap mengalami peningkatan dari 2,29 – 4,53 eV. Tidak hanya itu, bentuk bulat dan penambahan atom hidrogen juga mempengaruhi besar energi gap klaster a-SiQD.Item PENGARUH FAKTOR IDEAL DIODA HAMBATAN SERI DAN HAMBATAN SHUNT TERHADAP PARAMETER KELISTRIKAN SEL SURYA SILIKON(2019-01-16) REZKI PRATAMA; Setianto; Sahrul HidayatPada penelitian ini, sel surya silikon akan dimodelkan menggunakan bahasa pemrograman C dengan mengetahui metode solver terbaik dalam menentukan arus keluaran sel surya silikon dan mengetahui pengaruh nilai faktor ideal dioda hambatan seri dan hambatan shunt terhadap daya keluaran, efisiensi serta fill-factor sel surya silikon. Variasi nilai faktor ideal dioda yang digunakan adalah dari 1,0 hingga 2,0 dengan kenaikan 0,2 dan juga variasi model dioda satu dioda dan dua dioda. Hasil yang didapat menunjukkan adanya kesamaan nilai galat sebesar 0,67 % untuk metode Newton-Raphson dan metode regula-falsi, sedangkan metode bisection memiliki galat sebesar 9,67 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa metode regula-falsi menjadi metode solver yang paling tepat dalam penentuan arus keluaran sel surya silikon karena termasuk metode tertutup solusi numerik persamaan non-linier yang bersifat konvergen serta tidak mengandung bentuk turunan sebagaimana pada metode Newton-Raphson. Sementara itu, semakin besar nilai faktor ideal dioda menyebabkan semakin rendah nilai hambatan seri dan semakin tingginya nilai hambatan shunt namun semakin rendahnya parameter kelistrikan sel surya silikon. Hal tersebut dikarenakan pengaruh nilai faktor ideal dioda secara langsung terhadap parameter keistrikan sel surya yang lebih besar daripada pengaruh dari hambatan seri dan hambatan shunt terhadap parameter tersebut. Sementara itu, model satu dioda lebih baik daripada model dua dioda karena model dua dioda memberikan cabang pembagian arus tambahan sehingga mengurangi nilai arus keluaran sel surya silikon.Item Pengaruh NaMCA terhadap Derajat Substitusi CMC (Carboxy Methy Cellulose) Hasil Sintesis dari Limbah Tongkol Jagung(2019-07-15) IFFAN NABHANI YUSUF; Sahrul Hidayat; SetiantoBaterai lithium-ion merupakan baterai sekunder yang memanfaatkan proses interkalasi ion lithium. Performa baterai lithium-ion sangat dipengaruhi oleh binder elektroda yang digunakan. Salah satunya yaitu Carboxy Methyl Cellulose(CMC) yang merupakan binder berbasis selulosa dari bahan organik yang dapat disintesis dari tongkol jagung. Carboxy Methyl Cellulose dihasilkan dari dua tahap reaksi yaitu alkalisasi dan karboksimetilasi. Pada proses karboksimetilasi digunakan reagen NaMCA yang akan mempengaruhi kualitas CMC. Hal ini berhubungan dengan proses substitusi gugus hidroksil pada rantai selulosa yang dapat menentukan karakteristik dari CMC. Hasil pengujian FTIR menunjukkan terjadi pergeseran serapan dari proses sintesis untuk setiap variasi yang dilakukan terutama pada daerah stretching gugus –OH dan gugus karboksil(C=O). Kemurnian CMC yang berada diatas 99% menunjukkan bahwa kadar NaCl yang dihasilkan tidak terlalu banyak dimana kermurnian tertinggi diperoleh pada penambahan reagen NaMCA 7 gr yaitu 99,53%. Sintesis CMC dari limbah tongkol jagung menunjukkan bahwa penurunan kadar reagen NaMCA menyebabkan penurunan derajat substitusi dari CMC. Penggunaan reagen NaMCA 8 gr menghasilkan CMC dengan derajat substitusi 0,7 yang cocok untuk aplikasi binder elektroda baterai. Pengujian film anoda dengan menggunakan CMC sebagai binder menunjukkan konsentrasi CMC 4%wt pada anoda memiliki sebaran material aktif yang lebih homogen dengan nilai konduktivitas tertinggi yaitu 0,2843 S/cm dengan kapasitas 4,0061 mF pada pengujian CV dengan scanrate 25 mV/s.Item PENGARUH NILAI ENERGI GAP CARBON NANOTUBE (CNT) ZIG-ZAG PADA 𝚪 POINT TERHADAP DIAMETER MENGGUNAKAN METODE DENSITY FUNCTIONAL THEORY (DFT)(2022-01-10) MUHAMMAD RIZAL FAUZI; Liu Kin Men; SetiantoCarbon nanotube merupakan atom - atom karbon yang membentuk selimut tabung dengan susunan hexagonal yang memiliki besar diameter dalam orde nanometer. Perkembangan teknologi nano merupakan kemajuan dalam bidang teknologi, salah satunya adalah carbon nanotube, contoh bahan carbon nanotube dapat digunakan pada photovoltaic, dan transistor. Kedua hal tersebut berhubungan dengan nilai energi gap. Pada carbon nanotube, energi gap memiliki dua sifat, yaitu konduktor atau semikonduktor. Penentuan besar energi gap digunakan dengan metode Density Functional Theory (DFT) dengan exchange correlation Local Density Approximation (LDA) melalui simulasi dengan Software Virtual Nanolab. Nilai energi gap diukur pada Γ - point. Hasil energi gap tersebut untuk konduktor 0,0141 eV pada vektor chiral (24,0) sampai 0.0789 eV pada vektor chiral (9,0) , untuk semikonduktor, 0,3434 eV pada vektor chiral (26,0) sampai 0,8711 eV pada vektor chiral (10,0). Dari hasil simulasi tersebut, untuk carbon nanotube zig-zag nilai energi gap semakin rendah jika diameter carbon nanotube bertambah. Hasil tersebut mendekati referensi dari Dass (2018), tetapi, setiap nilai energi gap pada vektor chiral, nilainya berbeda, namun tetap menunjukan hubungan yang sama antara hasil simulasi dengan referensi (Dass 2018).Item Pengaruh Suplai Oksigen Terhadap Laju Pembakaran Sampel Biomassa Pada Kalorimeter Bomb(2017-08-28) RIFQI PRIMA ROJA; Otong Nurhilal; SetiantoPenelitian ini bertujuan merancang alat ukur kalor biomassa yang disebut kalorimeter bomb. Perancangan yang dilakukan meliputi pembuatan vessel, perancangan filamen pemicu pembakaran, dan perancangan suplai oksigen. Metode suplai oksigen ke dalam vessel untuk membantu proses pembakaran sempurna adalah oksigen dinamis. Kemudian pengukuran kenaikan temperatur, kadar CO dan CO2 menggunakan sensor yang terhubung dengan mikrokontroller arduino uno. Hasil pengujian terhadap kinerja kalormeter bomb adalah pengukuran nilai kalor untuk beberapa jenis biomassa dengan variasi debit oksigen yang diberikan. Hasil optimal nilai kalor untuk masing-masing biomassa yang mendekati nilai standar adalah nilai kalor kaliandra 3981,16 Kal/gram, sekam padi 5679,56 Kal/gram, tempurung kelapa 5582,32 Kal/gram, dan arang tempurung kelapa 6649,76 Kal/gram pada debit oksigen 5L/menit. Adapun kadar gas buang yang dihasilkan selama pembakaran adalah CO antara 8,84 sampai 225,06 ppm dan CO2 dari 457,85 sampai 863,09 ppm.Item Pengujian Konsentrator Cahaya Tipe Fixed-Mirror Distributed Focus Dengan Penerima Berbahan Besi(2018-07-15) DIMAS PANGLIMA P; Setianto; Otong NurhilalKonsentrator cahaya adalah salah satu perangkat kolektor yang mampu mengkonsentrasikan cahaya pada satu titik melalui proses pemantulan dari cermin cekung/parabola. Salah satu tipe konsentrator adalah tipe Fixed-Mirror Distributed Focus (FMDF). FMDF adalah kolektor cahaya dengan posisi dan sudut reflektor tetap. Adapun penerima akan bergerak mengikuti pergerakan titik fokus yang dihasilkan reflektor. Pada penelitian ini telah dibuat FMDF dengan diameter lingkaran parabola 56 cm dan kedalaman 15 cm. Sebagai reflektor digunakan cermin datar dengan ukuran 2 x 2 cm yang ditempelkan pada permukaan parabola. Cahaya yang digunakan berasal dari lampu incandesent 275 Watt yang diatur intesitasnya dengan dimmer. Dalam pengujian alat FMDF dilakukan tiga variasi waktu lamanya penyinaran yaitu 5 menit, 10 menit dan 15 menit untuk setiap sudut datang dan intensitas cahaya. Dari hasil pengujian diperoleh nilai temperatur tertinggi untuk masing-masing variasi waktu sebesar 40,2°C, 41,2°C, dan 42,1°C pada intenitas 2100 lux dengan sudut datang cahaya tegak lurus terhadap permukaan FMDF. Dari hasil perhitungan efisiensi diperoleh nilai efisiensi menurun dengan lamanya penyinaran dan meningkatnya intensitas.Item PERHITUNGAN DAYA TURBIN ANGIN DENGAN 2 SUDU 3 SUDU DAN 6 SUDU(2019-11-15) HASNA NADHIFAH; Setianto; Tidak ada Data DosenABSTRAK Turbin angin merupakan alat yang digunakan dalam pemanfaatan energi, khususnya pemanfaatan energi angin yang sering digunakan sebagai salah satu pembangkit tenaga listrik, karena pemanfaatan energi angin adalah salah satu sumber energi yang tidak akan habis. Penelitian ini dilakukan untuk menghitung daya dari masing-masing turbin angin 2 sudu, 3 sudu, dan 6 dan mengetahui karakteristik koefisien daya (Cp). Pengolahan data sekunder untuk mendapatkan nilai Tip Speed Ratio (TSR (λ)) dan daya serta karakteristik koefisien daya (Cp) untuk masing-masing turbin angin. Daya yang dihasilkan dari perhitungan eksperimen untuk turbin angin 2 sudu 33.517.205 KW, turbin angin 3 sudu 34.470.072 KW, dan turbin angin 6 sudu 35.799.534 KW. Karakteristik koefisien daya dari masing-masing turbin berbeda yaitu untuk turbin angin 2 sudu di dapatkan hasil sebesar 0,44%, turbin angin 3 sudu 0,42%, dan turbin angin 6 sudu sebesar 0,22%. Sedangkan Daya yang dihasilkan dari interpolasi data untuk turbin angin 2 sudu 32.604.305 KW, turbin angin 3 sudu 34.699.948 KW, dan turbin angin 6 sudu 35.799.536 KW. Karakteristik koefisien daya (Cp) dari interpolasi data masing-masing turbin berbeda yaitu untuk turbin angin 2 sudu di dapatkan hasil sebesar 0,47%, turbin angin 3 sudu 0,42%, dan turbin angin 6 sudu sebesar 0,22% Kata kunci: Turbin Angin, Koefisien Daya (Cp), Daya Turbin Angin