Browsing by Author "Siti Nur Fatimah"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item Gambaran Pola Asupan Harian Bahan Makanan Sumber Protein dan Vitamin A Balita Desa Sayang(2023-02-17) SANIYYA LUTHFIANISA KUSWARDANA; Siti Nur Fatimah; Gaga Irawan NugrahaAsupan zat gizi pada balita perlu diperhatikan, karena anak yang kebutuhan seluruh nutrisinya terpenuhi memiliki potensi untuk tumbuh lebih optimal. Zat gizi yang berperan penting dalam pertumbuhan adalah protein dan vitamin A. Kekurangan energi protein mengakibatkan penurunan mutu fisik dan intelektual, serta menurunkan daya tahan tubuh, sehingga meningkatkan risiko infeksi penyakit dan bahkan kematian, sedangkan kekurangan vitamin A akan mengganggu sintesis protein sehingga memengaruhi pertumbuhan sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola asupan bahan makanan sumber protein dan vitamin A balita di Desa Sayang. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan potong lintang yang dilaksanakan dari bulan Desember 2022 hingga Januari 2023 dengan subjek sebanyak 85 orang balita usia 6-59 bulan yang diambil dengan metode disproportionate stratified random sampling. Variabel yang diambil berupa jenis kelamin, umur, tinggi badan, berat badan, serta asupan bahan makanan protein dan vitamin A yang dianalisis dengan menggunakan analisis univariat. Data asupan makanan diambil dengan menggunakan semi-quantitative food frequency questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 33 balita (38,9%) berperawakan pendek dan 13 balita (15,3%) memiliki berat badan kurang. Sebanyak 2 balita (2,4%) stunting dan 5 balita (5,9%) dengan status gizi normal mengalami defisit protein. Sebanyak 8 balita (9,4%) stunting dan 18 balita (21,2%) normal mengalami defisit vitamin A. Prevalensi balita yang mengalami kekurangan vitamin A masih tinggi. Balita yang mengalami defisit protein maupun vitamin A lebih banyak terjadi pada balita dengan status gizi normal. Bahan makanan protein dan vitamin A yang banyak dikonsumsi berasal dari kelompok daging, unggas, dan hasil olahannya. Berdasarkan hasil tersebut, maka perlu dilakukan edukasi mengenai variasi bahan makanan lain terutama sayur, buah, dan kacang-kacangan kepada ibu atau pengasuh balita supaya asupan gizi yang didapatkan seimbang.Item HUBUNGAN TINGKAT LITERASI GIZI DENGAN POLA KONSUMSI PRODUK PANGAN KEMASAN PADA REMAJA(2022-10-16) VERNANDA ALVIONITA PUSPITASARI; Siti Nur Fatimah; Dewi Marhaeni Diah HerawatiLatar Belakang : Masalah kesehatan terkait gizi yaitu penyakit degeneratif dalam beberapa tahun menunjukkan peningkatan. Masalah gizi tersebut dapat dicegah pada usia remaja dan dewasa muda melalui perbaikan pola makan seseorang. Remaja memiliki kebiasaan makanan cenderung melampiaskannya pada makanan ringan dan tidak didukung dengan literasi gizi yang adekuat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat litrasi gizi dengan pola konsumsi pangan kemasan pada remaja. Subjek dan Metode: Desain penelitian cross-sectional. Populasi penelitian di SMPN 1 Tunjung Teja dengan jumlah sampel sebanyak 47 orang dengan kriteria usia 12-15 tahun dipilih secara teknik Simpel random sampling. Data dikumpulkan dengan observasi dan teknik wawancara menggunakan instrumen kuesioner Newest Vital Sign (NVS) yang telah diapdaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan lembar Food Frequency Questionnaire (FFQ). Data yang diperoleh dianalisis secara uji normalitas, analisa univariat, bivariat dan multivariat menggunakan perangkat SPSS versi 26. Hasil: Remaja memiliki tingkat literasi gizi tidak adekuat 91,5%. Tingkat literasi gizi dengan pola konsumsi pangan kemasan pada remaja memiliki hubungan yang siginfikan dengan nilai p-value 0,008 0,05. Tingkat literasi gizi terhadap pola konsumsi produk pangan kemasan memiliki arah hubungan yang negatif. Tingkat literasi gizi merupakan faktor yang memiliki hubungan yang memengaruhi dibandingkan variabel lain. Simpulan: Tingkat literasi gizi memiliki hubungan dengan pola konsumsi produk pangan pada remaja. Jenis kelamin, pendidikan orang tua dan akses informasi tidak menunjukan hubungan dengan pola konsumsi pangan kemasan pada remaja. Tingkat literasi gizi merupakan faktor yang sangat memengaruhi terhadap pola konsumsi produk pangan kemasan pada remaja.Item Pengaruh Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Kadar Hematologi Pada Tikus Jantan Galur Wistar(2023-02-18) MUHAMMAD IRFAN FATHONI; Siti Nur Fatimah; Titing NurhayatiPendahuluan: Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi lebih dari 20.000 spesies tumbuhan dan 35% diantaranya diketahui memiliki manfaat bagi kesehatan. Moringa oleifera merupakan salah satu tumbuhan yang hampir seluruh bagiannya telah dimanfaatkan sebagai suplemen gizi dan obat tradisional. Daun kelor mengandung nutrisi, antioksidan, dan zat bioaktif yang memiliki sifat antiinflamasi, penyembuhan luka, dan antianemia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efek hematologi ekstrak daun kelor pada tikus jantan galur Wistar dalam kondisi normal. Metode: Dua puluh empat ekor tikus jantan galur Wistar (Rattus norvegicus) umur 9-10 minggu dan berat 250-275 gram dibagi menjadi empat kelompok (n=6), normal sebagai kelompok kontrol dan tiga kelompok lainnya diberi ekstrak daun kelor sesuai dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB, dan 800 mg/kgBB selama 12 minggu. Sampel darah pada minggu ke 12 diambil dan diperiksa untuk melihat profil hematologinya. Hasil: Dari hasil penelitian ini terlihat adanya perbedaan antara berbagai dosis ekstrak daun kelor untuk setiap profil hematologi. Perbedaan tersebut lebih signifikan pada parameter MCH yang menunjukkan adanya penurunan pada kelompok D800 dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kesimpulan: Sebagai kesimpulan, penelitian ini mengungkapkan bahwa konsumsi ekstrak daun kelor selama 12 minggu tidak mengalami perubahan yang signifikan pada profil hematologi, kecuali pada nilai MCH yang menunjukkan adanya modifikasi.Item Pengetahuan dan Persepsi Mahasiswa Profesi Dokter terhadap Aplikasi Pencegahan Stunting(2023-02-18) SHAFA IQLIMA ZORAYA; Siti Nur Fatimah; Ginna MegawatiPendahuluan: Kartu Menuju Sehat (KMS) dapat memantau tumbuh kembang balita untuk mencegah stunting. Namun, KMS biasanya terlupakan dan hilang. Pada penelitian pendahuluan, 56% siswa tidak mengetahui aplikasi pencegahan stunting dan mengatakan belum membutuhkannya. Penelitian ini menilai pengetahuan dan persepsi pencegahan stunting mahasiswa kedokteran. Metode: Metode deskriptif kuantitatif terhadap 116 mahasiswa profesi kedokteran yang telah atau sedang menyelesaikan stasiun pediatri, kesehatan masyarakat, atau obstetri dan ginekologi dengan empat pertanyaan pengetahuan dan 12 pertanyaan persepsi. Microsoft Office Excel 2019 digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini. Hasil: 60 siswa (52%) pernah mendengar aplikasi pencegahan stunting, dan 56 siswa (93%) dapat mengenali aplikasi tersebut. Siswa yang mengetahui aplikasi sebelumnya memiliki hasil pengetahuan yang baik. Persentase siswa yang mengetahui aplikasi dan yang tidak, masing-masing 78,3% dan 80,3%, memiliki persepsi sangat baik. Kesimpulan: Hanya setengah dari siswa yang mengetahui manfaat pencegahan stunting. Siswa tertarik dan setuju bahwa komponen aplikasi memiliki kesamaan dengan KMS dan penggunaan aplikasi dapat ditingkatkan jika direkomendasikan oleh tenaga kesehatan.