Browsing by Author "Tetti Solehati"
Now showing 1 - 20 of 52
Results Per Page
Sort Options
Item Dampak Kekerasan Seksual pada Anak Sebagai Korban: Studi Literatur(2022-07-11) DINA ANJELINA; Ristina Mirwanti; Tetti SolehatiSetiap tahun, kasus kekerasan seksual anak terus meningkat, namun penelitian mengenai dampak kekerasan seksual hanya berfokus pada dampak yang spesifik dan informasi tentang dampak yang bersifat komprehensif masih terbatas penelitiannya, serta dilakukan pada penelitian terdahulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak kekerasan seksual pada anak sebagai korban. Metode yang digunakan adalah studi literatur berupa narrative review. Pencarian artikel penelitian dilakukan melalui database Pubmed, EBSCOhost, serta search engine Google Scholar dengan kata kunci berbahasa Inggris “Child” OR ‘Children” OR “Youth” OR “Childhood” OR “Teenager” OR “Adolescent” AND “Impact” OR “Effect” AND “Sexual Abuse” OR “Sexual Violence” OR “Sexual Assault” OR “Sexual Offense” OR “Sexual Harassment”, dan kata kunci berbahasa Indonesia “Anak” ATAU “Remaja” DAN “Dampak” ATAU “Pengaruh” DAN “Kekerasan Seksual" ATAU “Pelecehan Seksual” ATAU “Pelanggaran Seksual” ATAU “Penyerangan Seksual”. Adapun kriteria inklusi yang ditetapkan penulis yaitu artikel relevan dengan topik, full text, berbahasa Inggris dan Indonesia serta maksimal terbit 10 tahun terakhir (2013-2022). Sedangkan kriteria eksklusinya adalah artikel penelitian dengan metode studi literatur. Terdapat sembilan artikel yang dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan dampak yang dirasakan pada anak akan berbeda tergantung tahapan perkembangannya. Dampak yang dialami oleh anak pada masa early childhood belum banyak dirasakan karena anak belum merasakan dampaknya lebih mendalam dan baru akan menyadarinya ketika pada usia remaja. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan peneliti lainnya untuk mengkaji lebih dalam mengenai dampak perubahan perilaku dan dampak terhadap keluarga karena masih kurangnya penelitian yang membahas mengenai kedua dampak tersebut. Kata kunci : anak, dampak, kekerasan seksual Kepustakaan : 69, 1988-2021Item Dampak Metode Pembelajaran Hybrid Di Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Remaja: Narrative Review(2022-09-13) FENNY TRIAVILA; Windy Rakhmawati; Tetti SolehatiPandemi Covid-19 membuat seluruh kegiatan dibatasi termasuk kegiatan pembelajaran, tetapi setelah diterapkan metode pembelajaran daring banyak mengalami hambatan. Oleh karena itu, metode pembelajaran Hybrid menjadi salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan. Tujuan dari literature review ini adalah untuk mengidentifikasi dampak pembelajaran hybrid di masa pandemi Covid-19 pada remaja. Metode penelitian ini merupakan literature review dengan menggunakan pendekatan narrative review. Pencarian artikel dilakukan dengan menggunakan database EBSCOhost, Scopus, Pubmed, CINAHL, ScienceDirect dan search engine yaitu google scholar. Kata kunci yang digunakan dalam Bahasa Indonesia yaitu “Pembelajaran hybrid” ATAU “Pembelajaran campuran” DAN “Remaja” DAN “ Dampak” ATAU “Efek” ATAU “Efektivitas” ATAU “Pengaruh” DAN “Covid-19”. Sedangkan kata kunci dalam Bahasa Inggris pada pencarian artikel adalah “Hybrid learning” OR “Hybrid teaching” OR “Hybrid education” OR” Hybrid course” OR “Hybrid classroom” AND “Adolescent” OR “Teenagers” AND “Effect” OR “Affect” OR “Outcome” OR ”Impact” AND “ Covid-19”. Kriteria inklusi penelitian 2019-2022, kuantitatif dan kualitatif, full dan free text, serta sesuai dengan topik. Hasil pencarian artikel dengan kata kunci didapatkan sebanyak 191.032 dan setelah dilakukan skrining dengan kriteria inklusi didapatkan hasil akhir sebanyak 10 artikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak positif dan negatif dibagi pada 3 domain, yaitu domain kognitif terkait dengan nilai, afektif terkait dengan sikap, dan psikomotorik terkait dengan kemampuan praktik. Pembelajaran hybrid dapat dijadikan salah satu metode pembelajaran yang diterapkan saat ini, baik kepada siswa maupun mahasiswa. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain untuk mengkaji lebih dalam dampak pembelajaran hybrid pada domain afektif dan psikomotorik karena masih terbatasnya penelitian terkait topik tersebutItem Faktor Determinan Komunikasi antara Orang Tua dan Anak Remaja terkait Kesehatan Reproduksi Seksual: Narrative Review(2024-01-04) KHALISHAH SALSABILA; Tetti Solehati; Dyah SetyoriniMasa remaja merupakan masa transisi yang rentan terhadap perubahan-perubahan ke arah yang buruk. Komunikasi orang tua-remaja tentang kesehatan reproduksi seksual telah terbukti efektif untuk mencegah perilaku seksual berisiko pada remaja yang nantinya dapat menimbulkan berbagai macam masalah. Namun, pembicaraan tersebut masih sering dianggap tabu di lingkungan masyarakat. Banyaknya informasi yang tersedia dari berbagai artikel penelitian dengan setting dan hasil yang beragam, serta sudut pandang yang berbeda menyebabkan perlunya dilakukan studi literatur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor determinan komunikasi antara orang tua dan anak remaja terkait kesehatan reproduksi seksual. Penelitian ini menggunakan pendekatan narrative review. Database yang digunakan untuk pencarian literatur adalah PubMed, CINAHL (EBSCOhost), dan Science Direct dengan kata kunci dalam bahasa Inggris: parent OR parents OR mother OR father AND adolescent OR adolescents OR teen OR teens OR teenager OR teenagers OR youth OR youths OR young adults AND communication OR conversation OR discussion AND sexual reproductive health OR reproductive health OR sexual health. Jumlah artikel yang diperoleh adalah 2.724 artikel yang kemudian melalui tahap skrining hingga didapatkan 31 artikel yang relevan dengan tahun publikasi 2013-2023. Hasil dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif sehingga didapatkan delapan faktor yang secara signifikan menentukan tingkat komunikasi kesehatan reproduksi seksual antara orang tua dan remaja, di antaranya adalah jenis kelamin (n=12), usia (n=9), ukuran keluarga (n=5), status pendidikan (n=14), pengetahuan tentang kesehatan reproduksi seksual (n=16), sikap terhadap kesehatan reproduksi seksual (n=14), hubungan orang tua-anak (n=9), serta faktor sosial, budaya, dan agama (n=12). Pengetahuan menjadi faktor determinan yang paling sering ditemukan. Kolaborasi multidisiplin diperlukan dalam merancang strategi intervensi yang tepat untuk meningkatkan diskusi terbuka antara orang tua dan remaja terkait kesehatan reproduksi seksual.Item FAKTOR DETERMINAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA: SCOPING REVIEW(2023-10-10) RIZKIANA RACHMATULLOH; Tetti Solehati; Theresia EriyaniLatar belakang: Remaja mengalami transisi perubahan dari kanak-kanak menuju dewasa. Remaja dianggap sebagai populasi yang rentan karena perubahan fungsi biologis, termasuk hormon, lingkungan, dan sosio-emosional yang berdampak pada perilaku kenakalan berupa seks pranikah yang memicu peningkatan masalah kesehatan reproduksi seperti kehamilan yang tidak diharapkan dan infeksi menular seksual yang mengalami trend kenaikan di beberapa negara. Untuk meningkatkan pencegahan diperlukan identifikasi faktor determinan perilaku seks pranikah. Sehingga review ini bertujuan untuk memetakan faktor determinan perilaku seks pranikah pada remaja. Metode: Studi menggunakan metode scoping review dengan mencari dalam database seperti Scopus, Ebsco, dan Scholar. Kata kunci digunakan dalam bahasa Inggris (adolescents OR teenagers OR young adults OR teen youth AND sexsual OR sexsual behavior OR premarital sexual behavior AND factor OR determinants) dan bahasa Indonesian (“remaja” DAN “perilaku seksual” ATAU “seks pranikah” DAN “faktor” ATAU “determinan perilaku seksual”). Artikel yang memenuhi kriteria inklusi melibatkan populasi remaja dengan perilaku seks pranikah yang di terbitkan antara 2013-2022. Analisis dilakukan secara deskriptif. Hasil: Ditemukan 47 artikel dari 193 artikel yang sesuai dengan kriteria pencarian kata kunci. Faktor determinan seksual pada remaja adalah meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup pengetahuan atau kemauan mencari sumber informasi, sikap, niat, percaya diri, spiritual, umur, dan jenis kelamin remaja. Faktor eksternal meliputi pengaruh teman sebaya, peran orangtua, media, sosial ekonomi, pola asuh, peran guru, aktivitas malam, pacaran, seksual transaksional, lingkungan, dan penyalahgunaan obat-obatan, narkoba dan alkohol. Kesimpulan: Faktor dominan perilaku seksual remaja dipengaruhi oleh teman sebaya, pengetahuan, dan media. Saran: Diperlukan upaya multidisplin dan multiperan dan meningkatkan pencegahan perilaku dengan mengetahui faktor determinan terutama faktor-faktor dominan dari perilaku perilaku seks pranikah.Item Gambaran Dukungan Orangtua terhadap Upaya Pencegahan Pernikahan Dini pada Siswi SMA Negeri Tanjungsari Kabupaten Sumedang(2018-07-20) YOLA YOHANNA SINAGA; Tetti Solehati; Dyah SetyoriniPernikahan dini merupakan fenomena yang aktual di Jawa Barat dan penyebab utamanya adalah pergaulan bebas. International Center fo Research Woman (ICRW) telah mencanangkan upaya pencegahan pernikahan dini dan salah satunya adalah pemberdayaan remaja perempuan melalui dukungan orangtua. Dukungan ini dapat berfungsi sebagai kontrol sosial bagi remaja dalam menjalani pergaulannya. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran dukungan orangtua terhadap upaya pencegahan pernikahan dini pada siswi SMA Negeri Tanjungsari. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel ditentukan dari populasi siswa perempuan kelas X dan XI di SMAN Tanjungsari dengan teknik stratified random sampling (n = 216). Data dikumpulkan menggunakan instrumen yang dimodifikasi dari Teori Dukungan Keluarga Friedman dan pencegahan pernikahan dini ICRW, kemudian diolah menggunakan pengolah data statistika, dan hasil ditampilkan dalam bentuk tabulasi data dan narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (83,8%) responden menerima dukungan sedang cenderung ke rendah. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa dukungan rangtua belum optimal dilakukan sehingga remaja memiliki risiko untuk terpengaruh pergaulan bebas. Maka peneliti menyarankan agar diadakan program promosi kesehatan kepada orangtua, siswa, dan sekolah tentang pentingnya peran orangtua dalam memantau pergaulan remaja untuk mencegah risiko pernikahan dini terjadi, khususnya perilaku seksual pra nikah.Item GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KEKERASAN SEKSUAL ANAK: STUDI LITERATUR(2021-01-16) PLITA MULIAHATI; Tetti Solehati; Henny YulianitaKekerasan seksual anak merupakan masalah kesehatan sekaligus pelanggaran hak anak yang terjadi secara luas. Orang tua sebagai orang terdekat anak mempunyai peran vital dalam pencegahan dan penanganannya. Tujuan penelitian untuk mengkaji gambaran pengetahuan orang tua tentang kekerasan seksual anak. Metode penelitian yaitu narrative review. Pencarian literatur melalui Google Scholar, Pubmed, EBSCOhost, Science Direct, dan Wiley dengan kata kunci child sexual abuse, parent, dan knowledge. Sebanyak 59.672 artikel diseleksi menggunakan kriteria inklusi menghasilkan 13 artikel dan dinilai menggunakan JBI critical appraisal tools menghasilkan 10 artikel. Berdasarkan studi literatur, 1 artikel menyebutkan orang tua berpengetahuan baik, 4 artikel cukup, dan 3 artikel kurang tentang kekerasan seksual anak serta 2 artikel baik dan 1 artikel kurang tentang tanda kekerasan seksual anak. Pengetahuan orang tua mengenai definisi dalam rentang 100%-89,1%, faktor yang mempengaruhi rentang 63%-17%, faktor risiko korban rentang 90,3%-36,8%, bentuk rentang 45,86%-20,3%, indikator tanda emosional/perilaku rentang 89,6%-26% dan tanda fisik/seksual rentang 53%-3,75%, dampak sebanyak 100%, pelaku rentang 78,1%-11,5%, pencegahan rentang 96,9%-64,9%, serta pengungkapan rentang 98,4%-35,5%. Orang tua memerlukan informasi mengenai perilaku seksual normatif, perilaku pengawasan orang tua, pencegahan pada remaja, penargetan dan karakteristik pelaku, dan tanda fisik/seksual. Disarankan kepada perawat ketika melaksanakan intervensi khususnya edukasi untuk memfokuskan pemberian informasi tersebut kepada orang tua.Item GAMBARAN DUKUNGAN IBU PADA SISWI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SDN CIPACING 1 DAN CIPACING 2 KECAMATAN JATINANGOR(2018-10-17) HANIPAH FITRIANI; Ahmad Yamin; Tetti SolehatiPerbaikan standar kehidupan yang khususnya terjadi pada abad 20 ini berdampak pada penurunan usia menstruasi keusia yang lebih muda atau yang disebut menarche dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan ibu pada siswi dalam menghadapi menarche. Rancangan penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan total sampling. Jumlah sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini sebanyak 127 ibu dari siswi kelas 4, 5 dan 6. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari teori dukungan keluarga yang memiliki empat sub variabel yaitu dukungan informasi, dukungan emosional, dukungan instrumental dan dukungan penghargaan dengan hasil uji validitas 0,363 - 0.860 dan uji reliabilitas 0,947. data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan dari 127 responden yang berada pada tingkat dukungan rendah (50,4%) dan dukungan tinggi sebayak(49,6%). Presentasi hasil Pada setiap sub variabel lebih dari setengah berada pada tingkat dukungan rendah dukungan informasi (53,5%), dukungan emosional (55,1%) dukungan instrumental (57,5%), dan dukungan penghargaan (53,5%). Simpulan pada penelitian ini adalah dukungan ibu dengan kategori rendah berada pada kategori usia dewasa awal, status pendidikan SD dan status pekerjaan buruh. Perawat diharapkan dapat melakukan pengkajian serta memberikan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya dukungan ibu dalam mempersiapkan anak menghadapi menarche dan mengkaji kembali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemberian dukungan ibu.Item Gambaran Feeding Practices pada Anak Stunting di Puskesmas Sukamukti Kabupaten Garut(2019-07-29) ANNE MAYLIANI HIDAYAT; Tetti Solehati; Sri HendrawatiStunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang sedang menjadi perhatian dunia karena angka kejadiannya yang tinggi. Stunting terjadi pada balita akibat kekurangan gizi yang berlangsung kronis. Biasanya terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Stunting dapat disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah ketidakadekuatan feeding practices. Puskesmas dengan persentase stunting tertinggi di Kabupaten Garut adalah Puskesmas Sukamukti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan feeding practices pada anak stunting di Puskesmas Sukamukti Kabupaten Garut. Penelitian ini menggunakan metode retrospektif. Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak stunting dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 50 responden. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah modifikasi dari Infant and Young Child Feeding (IYCF) Practices. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2019 dengan perizinan etik nomor 509/UN6.KEP/EC/2019. Data dianalisis menggunakan analisis item. Hasil penelitian menunjukkan bahwa feeding practices pada anak stunting di Puskesmas Sukamukti Kabupaten Garut adalah 32% tidak mendapat IMD, 84% tidak mendapat ASI eksklusif, 46% tidak menyusu hingga usia dua tahun, 6% belum diberikan MP-ASI saat usia 6-8 bulan, 34% tidak memenuhi minimum dietary diversity (MDD), 36% tidak memenuhi minimum meal frequency (MMF), 56% tidak memenuhi minimum acceptable diet (MAD), dan 100% mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah feeding practices pada anak saat usia 0-23 bulan kurang optimal. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan petugas kesehatan terutama perawat dalam menjalankan perannya sebagai educator, fasilitator, collaborator, dan monitoring di masyarakat untuk praktik pemberian makan bayi dan anak.Item Gambaran Kepatuhan Kemoterapi Kanker Payudara berdasarkan Faktor Pasien di Salah Satu Rumah Singgah di Kota Bandung(2014) VICI TRIYUNITA SABIYANTO; Tetti Solehati; Restuning WidiasihKanker payudara merupakan kanker paling banyak diderita kedua di dunia, termasuk Indonesia. Terdapat pasien yang putus pengobatan kanker payudara yang berakibat pada perburukan kondisi pasien. Pada penyakit kronis, kepatuhan penting demi mencapai keberhasilan terapi. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan faktor pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan terapi. Penelitian ini menggunakan accidental sampling pada populasi penelitian pasien kanker payudara di salah satu rumah singgah di Kota Bandung. Kuesioner kepatuhan kemoterapi dikembangkan oleh Agustina (2015). Data dideskripsikan dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 26 responden (84%) patuh terhadap kemoterapi. Terdapat 28 responden (90,3%) patuh karena tidak menjalankan pengobatan alternatif dan 26 responden (83,9%) patuh karena mengenyampingkan pekerjaan dan urusan keluarganya untuk melakukan kemoterapi. Kesimpulannya, mayoritas responden patuh terhadap kemoterapi. Terdapat faktor pasien tertinggi yang dapat mempengaruhi kepatuhan kemoterapi yaitu faktor pengobatan yang dipilih dan faktor demografi dan ekonomi. Dapat dilakukan pembangunan rumah singgah lainnya karena menurut hasil penelitian, dengan adanya rumah singgah banyak pasien kanker payudara yang teringankan bebannya dalam menjalani rangkaian pengobatan.Item Gambaran Kepuasan Kebutuhan Seksual Wanita dengan Masa Klimakterium pada Karyawan Universitas Padjadjaran(2018-08-03) ZAKIA NURUL JANNAH; Tetti Solehati; Dyah SetyoriniKepuasan kebutuhan seksual merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang idealnya dapat selalu terpenuhi oleh seseorang. Namun secara normal wanita akan mengalami masalah dalam pemenuhan kebutuhan seksual yang memuaskan akibat selesainya masa reproduktif wanita atau yang disebut juga dengan klimakterium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah kepuasan kebutuhan seksual wanita dengan klimakterium pada tenaga kependidikan wanita Universitas Padjadjaran. Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan teknik kriteria inklusi-eksklusi sampling pada 138 tenaga kependidikan Unpad yang tengah memasuki masa klimakterium dengan usia diatas 40 tahun. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Sexual Satisfaction Scale-Women dimana kuesioner ini menggunakan skala likert 1-5. Data dianalisis menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa sub variabel komunikasi memiliki nilai rata-rata yang paling rendah yaitu sebesar 21,25. Sedangkan nilai rata-rata sub variabel yang paling tinggi adalah concern personal, yaitu sebesar 24,62. Sedangkan untuk sub variabel kepuasan, kecocokan, dan concern relational masing-masing memiliki nilai rata-rata sebesar 23,01; 22,85; dan 23,58. Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden menunjukan total nilai kepuasan kebutuhan seksual yang sangat tinggi. Hal ini terjadi kemungkinan baiknya paparan informasi mengenai kepuasan kebutuhan seksual dimasa klimakterium pada karyawan Universitas Padjadjaran. Disarankan agar wanita yang tengah mengalami masa klimakterium mempertahankan sikap positif ini hingga mereka benar-benar memasuki fase menopause. Kata kunci: Kepuasan Seksual, Kebutuhan Seksual, Klimakterium Kepustakaan: 45, 1999-2016Item GAMBARAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGAN DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS WANARAJA KABUPATEN GARUT(2019-08-28) MIFTAH HUDATUL UMAM; Dadang Purnama; Tetti SolehatiABSTRAK Diabetes melittus merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan. Penderita diabetes melittus akan mengalami berbagai permasalahan dalam proses kehidupannya yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pasien dengan diabetes mellitus di Puskesmas Wanaraja Kabupaten Garut. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sampel didapatkan dengan teknik total sampling berjumlah 91 orang. Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini WHOQOL-BREF yang terdiri dari 26 pertanyaan yang sudah valid dan realibe. Analisa data yang dilakukan menggunakan analisa deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019 dengan no surat etik 913/UN6.KEP/EC/2019. Hasil penelitian menunjukan kualitas hidup pasien diabetes mellitus sebagian besar 63,7% berada pada kategori sedang. Kualitas hidup berdasarkan domain fisik 61,5%, domain psikologis 60,4%, domain hubungan sosial 58,2%, dan domain lingkungan 53,8%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki kualitas hidup yang sedang. Oleh sebab itu pentingnya peran petugas kesehatan untuk melakukan promosi kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes mellitus menjadi lebih baik. Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Kualitas Hidup, Pasien. Kepustakaan : 62, 2008-2018. ABSTRACT Diabetes mellitus is a chronic disease that cannot be cured. Patients with diabetes mellitus will experience various problems in their life processes that can affect their quality of life. The purpose of this study was to determine the description of the quality of life of patients with diabetes mellitus in Community Health Center Wanaraja, Garut Regency. The research method used was quantitative descriptive. Samples were obtained by a total sampling technique as many as 91 people. The instrument used in this study was WHOQOL-BREF which consisted of 26 valid questions. Data analysis was performed using descriptive analysis. This research was carried out in July 2019 with code number 913 / UN6.KEP / EC / 2019. The results showed that the quality of life of patients with diabetes mellitus was mostly in the moderate category as many as 63.7%. Quality of life based on the physical domain 61.5%, psychological domain 60.4%, social relations domain 58.2%, and environmental domain 53.8%. Based on these data, it can be concluded that the majority of respondents have a moderate quality of life. Therefore, the role of health workers is important to promote health in improving the quality of life of patients with diabetes mellitus to be better in quality. Keywords : Diabetes Mellitus, Quality of Life, Patient Literature : 63, 2008-2018.Item GAMBARAN PENCEGAHAN INFEKSI GENITALIA PADA REKMAJA PUTRI DI SMK PASUNDAN JATINANGOR(2018-10-19) TITA PUSPITA DEWI; Tetti Solehati; Dyah SetyoriniRemaja perempuan memiliki sistem reproduksi yang sangat rentan terhadap kesehatan reproduksinya. Masalah yang sering terjadi terhadap remaja perempuan pada area genitalianya adalah timbulnya rasa gatal. Hal tersebut akan memicu timbulnya perkembangbiakan bakteri, jamur dan parasit yang akan menyebabkan infeksi pada sistem genitalia. Tujuan penilitian ini untuk mengetahui gambaran remaja putri terhadap pencegahan infeksi genitalia di SMK Pasundan Jatinangor. Rancangan penelitan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Jumlah sampel dengan menggunakan teknik total sampling, dan didapatkan responden dengan kriteria belum terkena infeksi sebanyak 109 siswi. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner berjumlah 25 pertanyaan dan di analisis menggunakan analisis univariat meliputi 3 komponen yaitu penyebab infeksi genitalia, tanda dan gejala infeksi genitalia dan upaya pencegahan infeksi genitalia. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden (66,6%) memiliki perilaku pencegahan infeksi genitalia yang baik dalam memperhatikan kebersihan diri, dan sebagian kecil responden (33,76%) memiliki perilaku pencegahan infeksi sistem genitalia yang tidak baik mengenai aktifitas yang berlebih baik stress, fisik maupun psikologis, dan penggunaan jeans yang ketat. Simpulan dari penelitian ini bahwa sebagian besar siswi melakukan pencegahan infeksi genitalia yang baik dan beberapa sebagian siswi melakukan pencegahan infeksi genitalia yang kurang baik. Disarankan kepada seluruh pihak institusi pendidikan untuk melakukan pencegahan sekunder dan tersier bagi siswi dengan memberikan infromasi melalui pendidikan kesehatan mengenai pencegahan infeksi genitalia. Serta, disarankan untuk siswi agar lebih memperhatikan porsi aktifitas yang tidak berlebih dan penggunaan jeans yang ketat dalam mencegah infeksi pada area genitalia.Item GAMBARAN PENGETAHUAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PASUNDAN KABUPATEN GARUT(2018-10-19) ARI AROPAH; Tetti Solehati; SukmawatiAngka kematian ibu (AKI) di Jawa Barat Tahun 2015 Angka Kematian Ibu mengalami peningkatan yaitu sebanyak 823 kasus sedangkan tahun 2014 sebanyak 748 kasus. Di Kabupaten Garut tahun 2015 tercatat Angka Kematian ibu sebanyak 45 kasus dan pada tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 74 kasus. Salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia adalah keterbatasan pengetahuan dan pengaruh budaya yang turun temurun diwariskan. Ibu hamil anemia tertinggi di Kabupaten Garut pada tahun 2017 adalah Puskesmas Pasundan. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran pengetahuan ibu hamil tentang anemia, rancangan penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif, jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 89 responden, penarikan sampling pada penelitian ini menggunakan total sampling. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Mei-juli 2018 di Puskesmas Pasundan. Kesimpulannya bahwa tingkat pengetahuan responden terkait anemia pada ibu hamil berada pada kategori kurang sebanyak 69 orang (83,3%). Mayoritas responden berusia 17-25 tahun (remaja awal) sebanyak 37 orang (44,6%), merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) sebanyak43 orang (51,8%) dan tidak bekerja sebanyak 76 orang (91,6%). Kata kunci: Anemia, Ibu hamil, PengetahuanItem GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN MENGENAI PRAKTIK PERINEAL HYGIENE(2022-01-14) FADHILLA HANIDA FIKRY; Tetti Solehati; Lilis MamurohPengetahuan remaja terhadap kesehatan reproduksi merupakan faktor penting dalam mencegah masalah kesehatan reproduksi. Salah satu permasalahan dalam kesehatan reproduksi yang sering terjadi pada remaja adalah keputihan baik fisiologis maupun patologis. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan dan sikap mengenai praktik perineal hygiene pada mahasiswa rumpun kesehatan Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa aktif rumpun kesehatan Universitas Padjadjaran (N=390). Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling dengan besar sampel 390 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen Penanganan Keputihan oleh Dinda Regia tahun 2016 yang telah diuji dan memiliki nilai validitas untuk pengetahuan 0,831 dan untuk sikap 0,717 dan nilai reabilitas 0,444. Dianalisis dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi serta persentase. Hasil penelitian gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa menunjukan bahwa sebagian besar dari responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 323 orang (82,8%) dan sebagian kecil dari responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 67 orang (17,2%) serta seluruh mahasiswa memiliki sikap yang positif yaitu sebanyak 390 orang (100%) Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan juga sikap yang positif. Diharapkan perawat adalah dapat memberikan edukasi dan informasi lebih lanjut mengenai keputihan patologis kepada remaja akhir termasuk mahasiswi, diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan menggunakan variabel atau subjek yang lebih luas serta lebih mendalam pembahasan nya mengenai komponen perineal hygiene.Item Gambaran pengetahuan dan sikap remaja terhadap kebersihan genital pada rema/bandungja putri di SMA Negeri 15 Bandung(2016-07-26) LAURA OKTAVIA P; Ai Mardhiyah; Tetti SolehatiKebersihan genital yaitu membersihkan area genital dari apa saja yang mungkin mengotorinya. Kesadaran dan pengetahuan yang kurang terhadap pentingnya menjaga kebersihan genital dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan reproduksi salah satu dampaknya adalah infeksi pada vagina. Sebagian besar remaja putri di sekolah belum mengerti dan memahami bagaimana mempertahankan kebersihan area genital dengan benar. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap kebersihan genital. Rancangan penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan sampel sebanyak 225 remaja putri di SMA Negeri 15 Bandung. Instrumen penelitian terdiri dari 2 yaitu kusioner pengetahuan dan kuisioner sikap. Hasil penelitian kepada 225 responden yaitu gambaran pengetahuan kebersihan genital pada remaja putri di SMA Negeri 15 bandung hampir seluruh responden memiliki pengetahuan baik sebesar 92,4% dan sikap kebersihan genital yang tidak mendukung yaitu sebanyak 52% Dapat disimpulkan meskipun remaja putri memiliki pengetahuan kebersihan genital yang baik namun tidak menentukan bahwa sikapnya mendukung terhadap kebersihan genital. Saran dari penelitian ini adalah diberikan sebuah kegiatan yang dapat mengevaluasi sikap kebersihan genital pada remaja putri di sekolah ini misalnya dengan diskusi dan sharing dalam peer group. Selain itu bagi pelayanan kesehatan diharapkan dapat memberikan layanan konseling dan konsultasi bagi remaja putri yang mengalami keluhan dan masalah kebersihan genital. Kata Kunci :Kebersihan Genital, Pengetahuan, Remaja Putri, SikapItem Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Preeklampsia di Puskesmas Tarogong Kabupaten Garut(2018-08-03) RIZKY AYU GARDELIA; Tetti Solehati; Lilis MamurohABSTRAK Salah satu penyebab Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi di Indonesia yaitu pre eklampsia sebesar 24%. Menurut data dari Puskesmas Tarogong terjadi peningkatan pada kasus pre eklampsia pada tahun 2016 sebesar 34% meningkat di tahun 2017 sebesar 51%. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya pencegahan dan bergantung pengetahuan ibu pada deteksi awal mengenai tanda dan gejala preeklampsia. Jenis penelitian adalah deskripstif kuantitatif yang bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil mengenai pre eklampsia. Jumlah sampel 83 ibu hamil dengan teknik total sample. Penelitian dilakukan di Puskesmas Tarogong pada bulan Maret-Juli 2018. Instrumen yang digunakan berupa kuisioner Hasil dari penelitian yaitu didapatkan bahwa banyaknya pertanyaan yang dijawab salah oleh ibu hamil mengenai pre eklampsia sehingga didapatkan kesimpulan pengetahuan ibu yang kurang. Untuk pelayanan kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan yang optimal dan kontinyu untuk mengatasi preeklampsia. Kata Kunci : Ibu Hamil, Pengetahuan, dan Pre Eklampsia, Kepustakaan : 34, 2010-2017Item Gambaran peran orang tua dalam pencegahan pernikahan dini di kelurahan pananjung tarogong kaler garut(2019-07-25) SUCI LARASATI; Hesti Platini; Tetti SolehatiABSTRAK Pernikahan dini merupakan masalah yang harus segera diatasi, karena dampak yang ditimbulkan yaitu perceraian, kekerasan pada anak dan perempuan, kehamilan resiko tinggi, preeklamsia, dan BBLR (berat bayi lahir rendah). Pernikahan dini terjadi salah satunya akibat dari peran orang tua yang kurang optimal. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran peran orang dalam pencegahan pernikahan dini pada remaja di Kelurahan pananjung. Metode dalam penelitian ini deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental sampling, dengan total sampel 95 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2019, Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner Peran Orang Tua Dalam Pencegahan Pernikahan Dini Yang Dimodifikasi Dari Pengetahuan Dan Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Seks Pada Remaja Di RW 03 Kelurahan Pasir Impun Kota Bandung, Novianti (2017), yang berisi 30 pertanyaan dengan skor validitas 0.3785 dan alpha cronbach 0.707. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar orang tua berperan baik sebanyak 56 orang (59%) dan 39 orang (41%) dalam kategori berperan buruk dalam pencegahan pernikahan dini. Dari 5 peran orang tua peran orang tua sebagai edukator sebanyak 64 (67%), peran panutan dan teman sebanyak 46 (48%), peran orang tua sebagai konselor sebanyak 40 (53%), peran orang tua sebagai komunikator sebanyak 60 (63%). Disimpulkan bahwa peran orang tua dalam pencegahan pernikahan dini dikatakan baik dalam peran edukator, komunikator dan konselor, dan peran orang tua sebagai teman dan panutan dikatakan buruk. Penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pemerintahan dan puskesmas cipanas untuk merancang upaya peningkatan juga mempertahankan pengetahuan dan peran orang tua dalam pencegahan pernikahan dini.Item Gambaran Perilaku Genital Hygiene Remaja Putri Sebelum dan Setelah Dilakukan Pendidikan Kesehatan di Pondok Pesantren Al-Musaddadiyah Garut(2016-07-13) RAHMI SRI AWALIANTI; Tetti Solehati; Titin SutiniMasa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana perkembangan pubertas dan pematangan seksual berlangsung. Permasalahan kesehatan reproduksi remaja salah satunya adalah yang berhubungan dengan kebersihan organ genitalia. Pengabaian kebersihan organ genitalia dapat menimbulkan infeksi pada alat reproduksi. Salah satu faktor risiko infeksi saluran reproduksi adalah perilaku genital hygiene yang kurang baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku genital hygiene pada remaja putri sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media film di Pondok Pesantren Al-Musaddadiyah Garut. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, dengan quasi experiment with pretest and posttest one group design. Populasi dari penelitian ini adalah remaja putri dengan jumlah 164 dan jumlah sampel sebanyak 63 remaja putri melalui teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dengan nilai validitas 0,310-0,822 dan nilai reliabilitas 0,79. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden (52,4%) memiliki perilaku baik sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dan hampir seluruh responden (95,2%) memiliki perilaku baik setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap perilaku santriwati setelah diberikan intervensi dengan nilai (p <0,05) dengan menggunakan uji Wilcoxon. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan genital hygiene berpengaruh terhadap perilaku santriwati di Pondok Pesantren Al-Musaddadiyah Garut. Dengan responden yang hampir seluruhnya memiliki perilaku baik, maka keberhasilan pendidikan kesehatan dengan media film tercapai dan santriwati terhindar dari dampak dan komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat tidak baik dalam kebersihan organ genitalia.Item GAMBARAN PERILAKU MENSTRUAL HYGIENE PADA MAHASISWI UNIVERSITAS PADJADJARAN(2022-04-10) FAHIRA SEPTIANI; Tetti Solehati; Dyah SetyoriniPraktik menstrual hygiene yang buruk menjadi salah satu faktor masalah kesehatan organ reproduksi wanita. Menurut beberapa hasil penelitian masih terdapat mahasiswi yang berperilaku menstrual hygiene yang buruk. Kebiasaan menstrual hygiene yang buruk bisa berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan reproduksi seperti pruritus vulvae, bacterial vaginitis, candida, trichomonas vaginalis, bahkan sampai infeksi virus HPV. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku menstrual hygiene pada mahasiswi di Universitas Padjadjaran. Rancangan penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswi di Universitas Padjadjaran (N=14.052). Penarikan sampel menggunakan cluster random sampling dan ukuran sampel dihitung menggunakan rumus Yamato (n=384). Pengumpulan data dilakukan mulai 04 November 2021 sampai 30 November 2021 dengan menggunakan kuisioner secara online yang valid dan reliabel. Analisis data menggunakan analisis deskriptif yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 55,5% responden memiliki perilaku menstrual hygiene yang buruk dan 44,5% memiliki perilaku menstrual hygiene baik. Mayoritas responden mencuci tangan sebelum dan setelah mengganti pembalut (97,4%), membersihkan organ genital dengan tisu basah berparfum (80,7%), tidak mencuci pembalut bekas pakai (65,9%), tidak mengganti pembalut setiap 3-4 jam sekali (53,4%), tidak mengganti celana dalam minimal 2 kali dalam satu hari dan tidak mengganti celana dalam jika terkena darah menstruasi (60,4%). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu sebagian besar mahasiswi memiliki kecenderungan memiliki perilaku menstrual hygiene yang buruk. Sehingga perlu dilakukan pendidikan kesehatan tentang menstrual hygiene supaya mahasiswi mendapatkan informasi yang tepat sehingga dapat meningkatkan perilaku menstrual hygiene.Item Gambaran Perilaku Menstrual Hygiene Siswi di Sekolah Dasar Islam Ummul Mukminin Kabupaten Bandung(2016-07-17) AISYA LESTARI; Tetti Solehati; Taty HernawatyPraktik menstrual hygiene yang buruk menjadi salah satu faktor masalah kesehatan organ reproduksi wanita. Menurut beberapa hasil penelitian masih terdapat remaja putri yang berperilaku menstrual hygiene yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku menstrual hygiene siswi di SD Islam Ummul Mukminin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, dengan sampel berjumlah 32 siswi yang sudah mengalami menstruasi, menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisioner mengenai perilaku menstrual hygiene yang dibuat sendiri oleh peneliti, dengan nilai validitasnya > 0,3 dan nilai reliabilitasnya 0,8. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,1% memiliki perilaku menstrual hygiene yang baik dan 46,9% memiliki perilaku menstrual hygiene yang buruk. Mayoritas responden mencuci pembalut bekas pakai (78,1%), menggunakan celana dalam berbahan katun (78,1%), mengganti celana dalam jika terkena darah menstruasi (93,8%), tidak mengganti pembalut setiap 2-3 jam sekali (78,1%) dan tidak mengganti pembalut saat di sekolah (62,5%). Berdasarkan hasil penelitian ini, perlu dilakukan pendidikan kesehatan tentang menstrual hygiene supaya siswi mendapatkan informasi yang tepat tentang menstrual hygiene sehingga meningkatkan perilaku menstrual hygiene siswi. Fasilitas sekolah juga perlu dipertahankan agar mampu menunjang pelaksanaan menstrual hygiene. Kata kunci : hygiene, menstruasi, perilaku Referensi : 42. (2005–2015)
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »