Browsing by Author "Wahyuniar Pamungkas"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS RISIKO KEGIATAN MANUSIA PADA LINGKUNGAN DI PESISIR KECAMATAN TIRTAYASA KABUPATEN SERANG(2023-10-03) ZAHRA NABILA AS SYAHIRA; Wahyuniar Pamungkas; Ankiq Taofiqurohman SRiset ini berlokasi di pesisir Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Riset ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi komponen sektor dan tekanan yang paling berisiko terhadap ekologi, mengidentifikasi ekologi yang paling berdampak dari sektor serta menilai tingkat risiko sektor, tekanan dan ekologi di lingkungan pesisir. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Options for Delivering Ecosystem-Based Marine Management (ODEMM) dengan membuat Linkage Framework serta melakukan pembobotan dengan impact risk score dengan cara menimbang luas spasial, potensi penyebaran, frekuensi interaksi, persistensi tekanan dan tingkat keparahan interaksi. Hasil akhir menunjukkan bahwa aktivitas manusia yang paling berpengaruh terhadap ekologi di pesisir Desa Lontar adalah aktivitas pengerukan dengan rerata IR 0.6793. Tekanan lingkungan yang paling berpengaruh terhadap ekologi yaitu abrasion dengan rerata IR 0.5631 dan ekologi yang paling terdampak akibat aktivitas yang terdapat di Desa Lontar adalah water column dengan rerata IR 0.8776.Item Identifikasi Kualitas Estetika dan Kondisi Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Sepa, Kepulauan Seribu(2022-12-30) KHOLID AGIL RIZKIA; Wahyuniar Pamungkas; Ankiq Taofiqurohman SABSTRAK Kholid Agil Rizkia. 2020. Identifikasi Kualitas Estetika dan Kondisi Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Sepa, Kepulauan Seribu Pulau Sepa, Kepulauan Seribu Merupakan pulau yang dimanfaatkan untuk resort dan potensial sebagai tempat wisata, wisata yang dapat dilakukan di Pulau Sepa adalah bathing, snorkeling, diving, dan berkemah Riset ini bertujuan untuk mengetahui menilai tingkat estetika keindahan dan kondisi terumbu karang pada zona snorkeling di perairan Pulau Sepa. Data yang digunakan adalah data visualisasi lanskap pemandangan, kesehatan terumbu karang, tipe karang serta data pendugaan presepsi. Data ini kemudian diolah dengan kuantifikasi presepsi dengan metode perhitungan SBE (Scenic Beauty Estimation) untuk mendapat nilai SBE (Scenic Beauty Estimation) sebagai tingkat estetika, distribusi frekuensi kesehatan karang, dan distribusi persebaran tipe karang di dapat dengan pemanfaatan klasifikasi kesehatan karang berdasrkan warna dari organisasi Coral Watch menggunakan Coral Helath Chart. Hasil akhir untuk nilai estetika didapatkan dalam kelas kualitas estetika zona snorkeling Pulau Sepa , Kepulauan Seribu Stasiun 1 dan 2 berkategori nilai estetika rendah, stasiun 3 ,4 ,7, dan 8 berkategori sedang, dan stasiun 5, 6, 9, dan 10. Kondisi terumbu karang Secara keseluruhan kondisi kesehatan terumbu karang zona snorkeling Pulau Sepa, Kepulauan Seribu pada kedalaman 1- 5 m untuk koloni karang bercabang, masif, meja dan lunak, berada pada kondisi kurang sehat sebanyak 86,6% dan pada kondisi sehat sebanyak 11,4%, Dengan dominasi hamparan terumbu karang pada stasiun tertentu, tipe karang branching mendominasi di stasiun 1, 2, 3, 4, 5, 9 , dan 10 dengan persentase tutupan tiap stasiun masing masing 58%, 56%, 60%, 61%, 80%, dan 68%. Tipe karang boulder mendominasi di stasiun 6, 7, dan 8 dengan persentase tutupan tiap stasiun masing-masing 63%, 42%, dan 52%. Tipe karang plate ditemukan pada setiap stasiun kecuali stasiun 8, dengan persentase tutupan 11 % hingga 29%, untuk tipe karang soft ditemukan pada 2 stasiun penelitian yaitu stasiun 4 dan stasiun 7 dengan persentase tutupan tiap stasiun masing-masing 11% dan 6%. Kata Kunci: Estetika, Kesehatan, Pulau Sepa, SBEItem PENGARUH FAKTOR EKOLOGI TERHADAP KELIMPAHAN CHAETODONTIDAE DI PERAIRAN PULAU KARANG BONGKOK TAMAN NASIONAL KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA(2023-01-31) FAZAR DWI GUSTIAR; Wahyuniar Pamungkas; SunartoRiset ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara faktor ekologi terhadap kelimpahan ikan karang famili Chaetodontidae. Riset ini dilakukan di perairan Pulau Karang Bongkok dengan 4 stasiun di masing-masing kedalaman 3 meter dan 7 meter. Metode yang digunakan dalam riset ini adalah Underwater Visual Census (UVC) dan Line Intercept Transect (LIT). Data yang diamati adalah kelimpahan ikan Chaetodontidae, presentase karang hidup, serta kualitas fisik-kimia perairan. Hasil riset ini menunjukan rata-rata tutupan karang hidup di perairan Pulau Karang Bongkok adalah 32,08%, nilai tersebut menunjukan bahwa kondisi tutupan karang hidup termasuk kedalam golongan sedang. Jumlah total ikan Chaetodontidae adalah 73 ind/2000 m2 dari 8 spesies yang ditemukan. Hasil menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara faktor kedalaman terhadap kelimpahan Chaetodontidae maupun presentase tutupan karang hidup dengan nilai probabilitas yang didaptkan dengan uji Paired Sample T-Test sebesar 1,31 untuk kelimpahan Chaetodontidae dan 0,702 untuk karang hidup. Hasil menunjukkan bahwa korelasi antara tutupan karang hidup dengan kelimpahan Chaetodontidae adalah positif dan sangat kuat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,93 dan nilai koefisien determinasi sebesar 84%.Item PENGUNAAN TEPUNG JINTAN HITAM (Nigella sativa) UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN TUBUH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) TERHADAP SERANGAN Aeromonas hydrophila(2022-04-08) NORMA RIZKI SILVIANA; Rosidah; Wahyuniar PamungkasPenelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis tepung jintan hitam yang dapat meningkatkan ketahanan tubuh ikan nila terhadap serangan A. hydrophila. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2021 di Laboratorium Fisiologi Hewan Air dan Laboratorium Bioteknologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah penambahan tepung jintan hitam pada pakan dengan dosis 0 gram (A), 20 gram (B), 35 gram (C) 50 gram (D) dan 65 gram (E). Pemberian jintan hitam melalui pakan pada benih ikan nila dilakukan selama 14 hari. Selanjutnya benih tersebuh diuji tantang dengan bakteri Aeromonas hydrophila dengan kepadatan 108 CFU/ml dengan metode imersi/ perendaman. Parameter yang diamati meliputi sel darah putih, hematokrit, diferensial leukosit, gejala klinis, kelangsungan hidup dan kualitas air. Data jumlah sel darah putih, hematokrit dan kelangsungan hidup di analisis dengan ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% dan apabila terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji duncan. Data diferensial leukosit, gejala klinis dan kualitas air di analisis secara deskriptif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tepung jintan hitam dapat meningkatkan ketahanan benih ikan nila terhadap serangan A. hyrophila, terlihat dari jumlah leukosit yang lebih tinggi dibandingkan pelakuan kontrol. Penggunaan tepung jintan hitam sebesar 50 g paling efektif, terlihat dari persentase peningkatan kadar leukosit, hematokrit dan differensial leukosit yang paling tinggi pada benih ikan nila, masing-masing sebesar 64,56%, 34%, limfosit 84,3%, monosit 6%, dan neutrofil 9,7% dengan masa pemulihan tercepat (4 hari) dan setelah di uji tantang menghasilkan kelangsungan hidup tertinggi yaitu sebesar 95%.Item Performa Pertumbuhan Ikan Hasil Tangkapan Di Hulu Sungai Cimanuk Provinsi Jawa Barat(2022-04-13) RENDIKA KAMISWARA; Wahyuniar Pamungkas; Titin HerawatiSungai Cimanuk merupakan sungai terpanjang ke 2 di Jawa Barat. Hulu Sungai Cimanuk berada di kabupaten Garut sampai Kabupaten Sumedang. Penurunan kualitas air telah terjadi dan mempengaruhi sumberdaya Sungai Cimanuk. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan performa pertumbuhan ikan meliputi distribusi ukuran, pola pertumbuhan dan faktor kondisi yang didukung oleh kualitas air. Penelitian dilakukan dengan cara survei pada musim kemarau bulan September 2020. Metode yang digunakan yaitu biologi perikanan. Pengukuran dan analisis data dilakukan di laboratorium Sumberdaya Perairan Universitas Padjadjaran. Kualitas air hulu Sungai Cimanuk berdasarkan parameter suhu (27 oC sampai 29 oC), kecerahan perairan (30 cm sampai 36 cm), kedalaman (0,5 m sampai 3 m), substrat dasar, pH (6,54 sampai 6,67), DO (6,8 mgL-1 sampai 7,4 mgL-1), COD (11 mgL-1 sampai 13 mgL-1), TDS (206 mgL-1 sampai 24 mgL-1), TSS (19 mgL-1 sampai 26 mgL-1), Nitrit (0,017 mgL-1 sampai 0,019 mgL-1) dan amonia (0,001 mgL-1 sampai 0,002 mgL-1) masih layak untuk perikanan. Jumlah ikan yang teridentifikasi yaitu 174 ekor terdiri dari 2 famili yaitu cyprinidae dan nemacheillidae meliputi 8 spesies diantaranya Genggehek (Mystacoleucus marginatus), Lalawak (Barbonymus balleroides), Lalawak Batu (Barbonymus schwanenfeldii), Soro (Neolissocillus soroides), Seren (Diplochelychthys pleurotaenia), Hampal (Hampala macrolepidota), Nilem (Osteochilus vittatus), dan Uceng (Nemacheilus fasciatus). Berdasarkan IUCN ditemukan 7 spesies ikan beresiko rendah dan 1 spesies informasi kurang. Ikan yang dominan tertangkap yaitu Mystacoleucus marginatus berjumlah 130 ekor. Memiliki ukuran panjang total antara 50 mm-116 mm berat antara 1,1 g-16,8 g. Performa pertumbuhan ikan bersifat alometrik positif, pertambahan bobot lebih cepat dibanding panjang dengan persamaan regresi W= 4.10-6 L3,20 dan W= 6.10-6 L3.14, serta faktor kondisi antara 1,27 dan 1,33.