Browsing by Author "Yuli Astuti Hidayati"
Now showing 1 - 20 of 53
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS JUMLAH BAKTERI ANAEROB DAN PROPORSI GAS METANA PADA PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS DARI FESES SAPI PERAH DALAM TABUNG HUNGATE(2016-09-06) E. SILVIA LESTARIE; Yuli Astuti Hidayati; Wowon JuandaBiogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas bakteri anaerobik atau fermentasi anaerob dari bahan organik. Penelitian mengenai Analisis Jumlah Bakteri Anaerob dan Proporsi Gas Metana pada Proses Pembentukkan Biogas dari Feses Sapi Perah Segar dalam Tabung Hungate telah dilaksanakan selama 3 minggu bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Pengolahan dan Penanganan Limbah Peternakan Fakultas Peternakan dan Laboratorium Nanoteknologi fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran, serta di Balai Penelitian Pertanian Pati Jawa Tengah. Tujuan penelitian adalah mengetahui jumlah bakteri anaerob dan proporsi gas metana pada proses pembentukkan biogas dari feses sapi perah dalam Tabung Hungate. Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian eksploratif dengan penjabaran secara deskriptif dengan menggunakan pengenceran 10-2 untuk penanaman bakteri pada dua media yang berbeda (media NA dan RGCA). Penelitian dilakukan secara duplo dengan 3 kali pengulangan, dan perhitungan koloni bakteri serta analisis gas dilakukan berdasarkan hari yang telah ditentukan (hari ke-2, 5, 10, 14). Rataan jumlah bakteri pada media NA lebih banyak dibanding media RGCA, akan tetapi persentase gas metana lebih besar pada media RGCA (10,47%) dibandingkan media NA (2,39%).Item Daya Hidup Konsorsium Mikroba Asal Feses Sapi Perah dengan Media Batu Bara Bituminous pada Suhu Penyimpanan yang Berbeda sebagai Starter Biogas(2018-07-16) ANNISSA; Wowon Juanda; Yuli Astuti HidayatiProduksi biogas dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan bahan organik yang berasal dari feses sapi perah dan batu bara non produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hidup konsorsium mikroba asal feses sapi perah dengan media batu bara bituminous yang disimpan pada suhu yang berbeda untuk dijadikan sebagai starter biogas. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan uji t tidak berpasangan, terdiri dari dua perlakuan (P1 = disimpan pada chiller (4oC) dan P2 = disimpan pada freezer (- 20oC)) dengan 5 kali ulangan dan 8 kali pengamatan pada hari ke-0, 7, 14, 21, 28, 60, 90, 120. Rataan jumlah bakteri anaerob yang disimpan pada chiller (4oC) sebesar 518x1010CFU/mL dan pada freezer (- 20oC) sebesar 521x1010CFU/mL. Rataan produksi biogas yang dihasilkan pada chiller (4oC) sebesar 24 mL dan pada freezer (- 20oC) sebesar 27.45 mL. Hasil analisis menunjukkan perbedaan suhu penyimpanan memberikan pengaruh yang sama terhadap kemampuan daya hidup konsorsium mikroba asal feses sapi perah dengan media batu bara bituminous untuk dijadikan sebagai starter biogas dilihat dari jumlah bakteri anaerob dan produksi biogas.Item Deteksi Jumlah Bakteri Anaerob dan Total VFA dalam Digester Biogas Menggunakan Starter Konsorsium Bakteri Asal Feses Sapi Perah pada Media Batubara Lignit(2019-04-12) AAS LASTINI; Ellin Harlia; Yuli Astuti HidayatiGas Metana Batubara (GMB) yang diproduksi pada batubara lignit dapat ditingkatkan dengan penambahan konsorsium mikroba asal feses sapi perah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah bakteri anaerob dan total VFA tertinggi dalam digester biogas menggunakan starter konsorsium bakteri asal feses sapi perah pada media batubara lignit. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksploratif yang dianalisis secara deskriptif, dan terdiri dari tiga unit percobaan (P1 = media + batubara + inokulum mikroorganisme feses sapi perah, P2 = media + batubara + inokulum mikroorganisme feses sapi perah dan batubara, P3 = media + batubara + inokulum mikroorganisme batubara), dengan pengambilan sampel sebanyak 10 kali di hari fermentasi yaitu hari ke-0, ke-7, ke-14, ke-21, ke-28, ke-35, ke-42, ke-49, ke-56 dan ke-63. Data hasil penelitian menunjukkan jumlah bakteri anaerob tertinggi terjadi pada hari ke-49, yaitu P1 sebanyak 600.000,00 x 1012 CFU/ml, P2 sebanyak 1.350.000,00 x 1012 CFU/ml, dan P3 sebanyak 1.150.000,00 x 1012 CFU/ml. Total VFA tertinggi pada P1 terjadi pada hari ke-62 yaitu 145,50 mM, sedangkan pada P2 dan P3 terjadi pada hari ke-63 yaitu 138,50 mM dan 133,00 mM. Kata Kunci: Feses sapi perah, batubara lignit, bakteri anaerob, VFAItem DETEKSI JUMLAH BAKTERI Eschericia Coli DAN Salmonella sp. PADA LUMPUR FESES SAPI PERAH SISA PEMBUATAN BIOGAS(2013-10-25) MOH FIRLI DZULMARDIAN; Ellin Harlia; Yuli Astuti HidayatiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak jumlah bakteri Eschericia coli dan Salmonella sp. pada feses sapi perah (awal) dan lumpur biogas (akhir) pada reaktor biogas tipe fixed-dome dan fiber. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif dengan analisis data secara deskriptif. Metode pengambilan sampel menggunakan Random Sampling Methods untuk reaktor tipe fixed-dome diambil sebanyak 5 sampel dan metode sensus untuk reaktor tipe fiber diambil sebanyak 3 sampel dengan pengulangan masing-masing 2 kali. Terdapat penurunan jumlah bakteri Eschericia coli dari jumlah rata-rata sampel awal sebanyak 55,78 x 105 CFU/gr menjadi 0,86 x 105 CFU/gr. Untuk bakteri Salmonella sp. juga terjadi penurunan dari sampel awal 7 x 103 CFU/gr dan penurunan sebanyak 100%. Penurunan jumlah bakteri ini disebabkan oleh suhu termofilik yang terjadi pada fase hidrolisis dalam suasana anaerobik reaktor biogas.Item Deteksi Kapang Pada Pembuatan Pupuk Kompos Feses Sapi Perah dan Postal Di Desa Pagerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat(2021-11-27) IRFAN ALIEF FACHMY; Ellin Harlia; Yuli Astuti HidayatiPeternakan sapi perah mempunyai hasil utama yang berupa susu, selain itu terdapat feses sebagai limbah. Peternak harus melakukan pengolahan terhadap feses yang dihasilkan. Feses diolah menjadi pupuk kompos dengan menambahkan postal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan jenis kapang yang terdapat pada pembuatan pupuk kompos campuran feses sapi perah dan postal. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Pengamatan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Media yang digunakan untuk menghitung jumlah kapang yaitu media PDA (Potato Dextrose Agar), sedangkan untuk mengetahui jenis kapang dengan pengamatan mikroskopis dan hasilnya dianalisis secara deskriptif. Terdapat 6 sampel yang diambil dan dilakukan pengamatan dengan 3 kali pengulangan. Hasil pengamatan isolasi jumlah kapang dengan rata-rata pada feses yaitu 98 x 103 cfu/gram, campuran yaitu 123,7 x 103 cfu/gram, bak 1 yaitu 243,2 x 103cfu/gram, bak 2 yaitu 72,3 x 103cfu/gram, bak 3 yaitu 18 x 103cfu/gram dan bak 4 dengan rata-rata 1,8 x 103 cfu/gram. Identifikasi jenis kapang terdapat Aspergillus sp, Mucor sp, Penicillum sp, Rhizopus sp, dan Scapuloriopsis sp.Item EFEKTIVITAS BONGGOL BUAH NANAS SEBAGAI DESINFEKTAN ALAMI TERHADAP DAYA HAMBAT DAN PENURUNAN JUMLAH BAKTERI TOTAL DI RUANG PENAMPUNGAN SUSU(2019-12-05) EMILY AYU LUTHFIAN; Eulis Tanti Marlina; Yuli Astuti HidayatiBonggol buah nanas dapat dimanfaatkan sebagai desinfektan alami karena memiliki senyawa antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh desinfektan bonggol buah nanas terhadap daya hambat dan penurunan jumlah bakteri total di ruang penampungan susu. Penelitian ini dilaksanakan selama Bulan Oktober 2015 yang bertempat di Koperasi Serba Usaha Tandangsari dan Laboratorium Mikrobiologi dan Penanganan Limbah Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif menggunakan Pendugaan Parameter dengan pengambilan sampel sebanyak 3 kali pengulangan secara triplo. Larutan desinfektan berasal dari perasan bonggol buah nanas tanpa penambahan bahan lain (100%). Peubah yang diamati adalah daya hambat dan penurunan jumlah bakteri total ruang penampungan susu. Bonggol buah nanas mampu menghambat bakteri ruang penampungan susu dengan rataan zona hambat sebesar 4,4 mm dan untuk penurunan jumlah bakteri dengan rataan persentase sebesar 21,70% pada meja dan 16,67% pada lantai.Item EFEKTIVITAS INFUSA DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus) TERHADAP ZONA HAMBAT PADA DAGING AYAM(2017-10-10) ELBA AULIANA; Wowon Juanda; Yuli Astuti HidayatiDaun nangka (Artocarpus heterophyllus) merupakan salah satu bagian tanaman antibakteri karena mengandung senyawa flavonoid, tanin, dan saponin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas infusa daun nangka terhadap total bakteri dan zona hambat pada daging ayam segar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), tiga perlakuan (P1 = 65%, P2 = 75% dan P3 = 85% infusa daun nangka) enam ulangan. Peubah yang diamati adalah jumlah bakteri dan daya hambat pada daging ayam. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa infusa daun nangka memberikan pengaruh yang berbeda (P<0,05) terhadap penurunan jumlah bakteri (P1 = 85,18%; P2 = 91,84%; P3 = 95,14%) dan daya hambat bakteri (P1 = 0,83 mm; P2 = 1,75 mm; P3 = 2,25 mm).Item EFEKTIVITAS JUS BONGGOL BUAH NANAS TERHADAP DAYA HAMBAT DAN PENURUNAN JUMLAH BAKTERI TOTAL PADA MILK CAN(2016-04-20) FIKRI MUHAMMAD AUDY; Eulis Tanti Marlina; Yuli Astuti HidayatiABSTRAK Bonggol buah nanas dapat dimanfaatkan sebagai desinfektan alami karena memiliki senyawa antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh desinfektan bonggol buah nanas terhadap daya hambat dan penurunan jumlah bakteri total pada milk can. Penelitian ini dilaksanakan selama Bulan November 2015 yang bertempat di Kandang Ternak Perah Fakultas Peternakan Univesitas Padjadjaran dan Laboratorium Mikrobiologi dan Penanganan Limbah Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap / RAL yang terdiri dari tiga perlakuan, yaitu P1 = air bersih, P2 = bonggol nanas 100%, P3 = detergen 20%. Peubah yang diamati adalah daya hambat dan penurunan jumlah bakteri total pada milk can. Bonggol buah nanas mampu menghambat bakteri pada milk can dengan rataan zona hambat sebesar 4,11 mm dan untuk penurunan jumlah bakteri dengan rataan persentase sebesar 55,43% pada milk can.Item Efektivitas Larutan Daun Sirih Merah (Piper crocatum) sebagai Desinfektan Alami terhadap Zona Hambat Bakteri dan Jumlah Bakteri Total di Ruang Penampungan Susu(2019-01-17) M RASYID RIDHA; Yuli Astuti Hidayati; Eulis Tanti MarlinaDaun sirih merah dapat dimanfaatkan sebagai desinfektan alami karena memiliki senyawa antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas daun sirih merah sebagai desinfektan alami melalui pengujian zona hambat dan perhitungan jumlah bakteri total di ruang penampungan susu, serta untuk mengetahui konsentrasi daun sirih merah yang menunjukkan hasil paling efektif. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli 2018. Penelitian dilakukan di Ruang Penampungan Susu Laboratorium Ternak Perah Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, serta di Laboratorium Mikrobiologi dan Penanganan Limbah Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan yaitu P1 (konsentrasi 15%), P2 (konsentrasi 25%), dan P3 (konsentrasi 35%) dengan enam ulangan. Peubah yang diamati adalah zona hambat dan jumlah bakteri total pada dinding dan lantai ruang penampungan susu. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi 25% merupakan konsentrasi paling efektif sebagai desinfektan alami dengan zona hambat yang terbentuk 3,13 mm dan jumlah bakteri total 3,17 x 106 cfu/cm2 pada dinding dan 2,87 x 106 cfu/cm2 pada lantai.Item Efektivitas Penggunaan Sari Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Penurunan Total Bakteri dan Koliform pada Bahan Baku Sate Ayam(2017-03-30) ELISA NUR OKTAVIANI; Eulis Tanti Marlina; Yuli Astuti HidayatiPenelitian dirancang untuk mengetahui pengaruh penggunaan sari jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap penurunan bakteri total dan koliform pada bahan baku sate ayam. Penelitian ini dilakukan selama 3 minggu bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan Penanganan Limbah Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 3 perlakuan (P1 = 5 menit perendaman, P2 = 10 menit perendaman, P3 = 15 menit perendaman) dan diulang sebanyak 7 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu perendaman antara 5 sampai 15 menit sari jeruk nipis memberikan hasil yang relatif sama terhadap penurunan bakteri total (P>0,05) sebanyak 56,59-61,87%; tetapi memberikan hasil yang berbeda (P<0,05) terhadap penurunan koliform sebanyak 40,23-81,20%. Penggunaan sari jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dengan penurunan tertinggi berada pada perendaman selama 15 menit pada bahan baku sate ayam. Kata kunci : jeruk nipis, bakteri total, koliform, sate ayam.Item Estimasi Emisi Gas Rumah Kaca Pada Populasi Ternak Ruminansia (Sapi Potong Dan Domba) Di Wilayah Kabupaten Tasikmalaya(2023-10-12) MUHAMMAD RIONALDI RACHMANDANI; Ellin Harlia; Yuli Astuti HidayatiEmisi gas rumah kaca merupakan masalah yang berdampak terhadap ekosistem alam. Feses ternak mempunyai bakteri yang membuat salah satu gas rumah kaca yaitu metana. Sesaat kotoran tersebut mulai terdekomposisi, salah satu dari produk sampingan dihasilkan adalah dinitrogen oksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi emisi metana dan dinitrogen oksida yang dihasilkan oleh sapi potong dan domba di Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode tier 1 disebutkan pada pedoman IPCC menghitung estimasi gas rumah kaca. Hasil estimasi menunjukkan beban emisi gas metana (CH4) sapi potong dari fermentasi enterik, pengolahan kotoran ternak dihasilkan dari tahun 2018 sampai 2022 yaitu 8,05 Gg CH4/ tahun dan 0,171 Gg CH4/ tahun. Beban emisi gas dinitrogen oksida (N2O) secara langsung dan tidak langsung dari sapi potong dihasilkan tahun 2018 sampai 2022 yaitu 0 Kg N2O/ tahun dan 10.654,20 Kg N2O/ tahun. Beban emisi gas metana (CH4) domba dari fermentasi enterik dan pengolahan kotoran ternak dihasilkan dari tahun 2018 sampai 2022 yaitu 0,57 Gg CH4 / tahun dan 0,02 Gg CH4/ tahun. Beban emisi gas dinitrogen oksida (N2O) secara langsung dan tidak langsung dari domba dihasilkan tahun 2018 sampai 2022 yaitu 0 Kg N2O/ tahun dan 982,16 Kg N2O/ tahun.Item ESTIMASI EMISI GAS RUMAH KACA YANG DIHASILKAN OLEH PETERNAKAN RUMINANSIA DI LIMA KOTA DAN KABUPATEN DI JAWA BARAT(2024-01-13) SHOFIYYA AULIA KARIMAH; Yuli Astuti Hidayati; Deden Zamzam BadruzzamanSektor peternakan berpotensi menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti gas metana (CH4) melalui fermentasi enterik dan kotoran ternak. Hal ini dikarenakan hewan ternak berpotensi untuk menghasilkan emisi gas rumah kaca. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui populasi ternak dan total emisi gas metana (CH4) dari fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran ternak serta di Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kabupaten Sumedang,Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat menggunakan metode Tier-1 IPCC (2006). Data yang digunakan merupakan data populasi ternak yang diperoleh dari DKPP Jawa Barat tahun 2020-2022. Hasil analisis menunjukan estimasi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan peternakan sapi potong, sapi perah, domba, dan kambing di Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat dari tahun 2020-2022 dari fermentasi enterik rata-ratanya sebesar 0,396014 Gg CH4/tahun dan dari pengelolaan kotoran ternak sebesar 0,11479 Gg CH4/tahun.Item Hubungan Antara Peran Penyuluh dengan Tingkat Penerapan Teknologi Biogas pada Peternak Sapi Perah (Survei pada Kel Peternak di TPK Pangkalan, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung)(2019-03-12) FITRI YULISETIAWATI; Marina Sulistyati; Yuli Astuti HidayatiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyuluh dan tingkat penerapan biogas pada peternak sapi perah di TPK Pangkalan serta menganalisis hubungan antara peran penyuluh dengan tingkat penerapan teknologi biogas pada peternak sapi perah. Penelitian ini dilaksanakan pada peternak sapi perah di TPK Pangkalan, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung pada bulan Desember 2018. Penelitian ini menggunakan metode survei. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Purposive Sampling dengan kriteria responden yang telah menerapkan biogas. Berdasarkan kriteria tersebut didapat sampel sebanyak 30 orang dari 91 orang peternak. Analisis data dengan menggunakan korelasi Rank Spearman dengan program SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran penyuluh termasuk ke dalam kategori tinggi (66,67%) dan tingkat penerapan biogas termasuk ke dalam kategori sedang yaitu (66,67%) serta terdapat hubungan yang positif dan cukup kuat antara peran penyuluh dengan tingkat penerapan biogas dengan nilai koefisien korelasi (rs) sebesar 0,495.Item IDENTIFIKASI CACING ENDOPARASIT PADA FESES SAPI POTONG SEBELUM DAN SESUDAH PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS DIGESTER FIXED-DOME(2015-07-13) NOVALYTA NUGRAHENI; Eulis Tanti Marlina; Yuli Astuti HidayatiFeses sapi potong merupakan bahan yang potensial untuk dijadikan bahan baku pembuatan biogas. Feses sapi potong dapat mengandung mikroorganisme endoparasit seperti cacing yang dapat menyebabkan gangguan sistem ekologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan jumlah cacing endoparasit sebelum dan sesudah proses pembentukan biogas digester fixed-dome. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Identifikasi dilakukan pada feses sapi potong segar dan sludge hasil pembentukan biogas. Terdapat 4 jenis cacing endoparasit yang teridentifikasi sebelum pembentukan biogas digester fixed-dome yaitu Strongylus sp, Fasciola sp, Paramphistomum sp dan Moniezia sp sedangkan jenis cacing endoparasit yang teridentifikasi setelah pembentukan biogas digester fixed-dome adalah Strongylus sp. Jumlah telur cacing sesudah proses pembentukan biogas mengalami penurunan. Strongylus sp mengalami penurunan sebesar 77,5% sedangkan Fasciola sp, Paramphistomum sp dan Moniezia sp mengalami penurunan sebesar 100%.Item Identifikasi Cacing Endoparasit Pada Kompos Sapi Perah Di Kandang Kelompok Desa Pagerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat(2022-07-04) MUHAMMAD REFAH; Ellin Harlia; Yuli Astuti HidayatiPengomposan dengan pencampuran Feses sapi perah dengan Feses ayam (Postal) yang dilakukan oleh peternak Desa Pagerwangi bertujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh pembuangan limbah peternakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan jumlah cacing endoparasit pada proses pengomposan yang menggunakan Feses sapi perah dan Feses ayam (Postal). Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksploratif yang dianalisis secara deskriptif dan terdiri dari tiga unit percobaan (Feses Sapi perah, Postal, Feses Sapi perah + Postal), dengan pengambilan sampel sebanyak 6 kali dengan ulangan 3x di hari mulai pencampuran yaitu hari 0, 10, 20, 30, 40, dan hari ke-50. Jenis telur cacing yang ditemukan pada proses pengomposan di kandang kelompok Desa Pagerwangi yaitu 2 spesies (Strongylus spp, Strongyloides). Data hasil penelitian menunjukan jumlah cacing endoparasit tertinggi pada feses sapi perah pada hari ke 0 sebelum pencampuran yaitu Strongylus spp sebanyak 240 TPG dan Strongyloides sebanyak 510 TPG tergolong rendah investasi cacing terhadap sapi perah.Item Identifikasi Protozoa pada Feses Sapi Potong Sebelum dan Sesudah Proses Pembentukan Biogas pada Digester Fixed-dome(2015-07-06) NURICHA VERNINDA; Deden Zamzam Badruzzaman; Yuli Astuti HidayatiPenelitian tentang Identifikasi Protozoa pada Feses Sapi Potong Sebelum dan Sesudah Proses Pembentukan Biogas pada Digester Fixed-Dome telah dilaksanakan pada bulan Maret 2015 di Unit Pengkajian dan Pengolahan Limbah (UPPL) Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan jenis protozoa sebelum dan sesudah proses pembuatan biogas dengan digester fixed-dome. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja karena nantinya sludge hasil biogas akan digunakan sebagi pupuk yang berkaitan dengan keamanan lingkungan. Sampel yang diambil berjumlah 3 kali pengulangan sehingga untuk menganalisis menggunakan analisis data sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah protozoa sebelum dan sesudah pembentukan biogas. Jumlah persentase penurunan protozoa sebesar 86,11 %. Rata-rata penurunan jumlah protozoa yaitu di awal 60±24,83 EPG menjadi 8,33±4,714 EPG dan jenis protozoa yang teridentifikasi adalah genus Eimeria sp pada sebelum maupun sesudah pembuatan biogas.Item ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI DAN KAPANG PADA VERMICOMPOSTING CAMPURAN FESES DOMBA DAN JERAMI PADI DENGAN BERBAGAI RASIO C/N(2018-09-26) NEYSA ARDELIA; Eulis Tanti Marlina; Yuli Astuti HidayatiPenelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan Penanganan Limbah, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran pada bulan April-Mei 2018. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh rasio C/N terhadap jumlah dan jenis bakteri dan kapang pada proses vermicomposting campuran feses domba dan jerami padi serta mendapatkan hubungan antara keduanya. Penelitian menggunakan metode eksperimental, rancangan acak lengkap yang terdiri atas 3 perlakuan dengan perbedaan rasio C/N, P1(C/N 25), P2(C/N 30) dan P3(C/N 35) yang diulang sebanyak 6 kali. Data dianalisis dengan Sidik Ragam dan dilanjutkan dengan Uji Duncan dan pengujian Polinomial Ortogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio C/N berpengaruh nyata terhadap jumlah bakteri dan kapang pada proses vermicomposting campuran feses domba dan jerami padi. Rasio C/N 30 memberikan jumlah bakteri total dan kapang total tertinggi pada proses dekomposisi sebesar 128,5 x 109cfu/g dan 68,3 x 108 cfu/g. Rasio C/N 30 menghasilkan jumlah bakteri total dan kapang total terendah pada proses setelah dekomposisi sebesar 29 x 109cfu/g dan 25 x 108 cfu/g. Bakteri yang teridentifikasi selama proses vermicomposting adalah Bacillus sp., Streptobacillus sp., dan Staphylococcus sp. Kapang yang teridentifikasi selama proses vermicomposting adalah Aspergillus niger, Aspegillus flavus, Neurospora sp., Trichoderma sp., dan Mucor sp.Item ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JAMUR PADA PROSES VERMICOMPOSTING CAMPURAN EKSKRETA AYAM PETELUR DAN SERASAH DEDAUNAN DI UNIVERSITAS PADJADJARAN(2022-07-12) RENDITYA RAMADHAN PUTRA; Yuli Astuti Hidayati; Eulis Tanti MarlinaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan mengidentifikasi jamur yang berperan dalam proses vermicomposting campuran ekskreta ayam petelur dan serasah dedaunan di Universitas Padjadjaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Parameter yang diamati adalah jumlah dan jenis jamur selama proses vermicomposting pada fase mesofilik dan termofilik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah koloni jamur pada fase mesofilik (dekomposisi awal) yaitu 1,7 x 104 cfu/g, kemudian pada fase termoflik jumlah koloni berkisar antara 2,7 x 104 – 14,7 x 104 cfu/g, jumlah koloni jamur juga mengalami peningkatan dan penurunan pada fase mesofilik akhir (vermicomposting) berlangsung yang berkisar antara 2,2 x 104- 11 x 104 cfu/g. Jamur yang berhasil diidentifikasi pada fase mesofilik awal adalah kapang A.flavus, A.niger, Curvularia sp, Mucor sp, Neurospora sp, Penicillium sp, R.oligosporus, dan khamir C.albicans. Pada fase termofilik yaitu kapang A.flavus, A.niger, dan Penicillium sp. Pada fase mesofilik akhir yaitu kapang A.flavus, A.niger, Cladosporium sp, Mucor sp, Neurospora sp, R.oligosporus, dan khamir C.albicans.Item JUMLAH BAKTERI ANAEROB DAN VOLUME BIOGAS DENGAN SUBSTRAT TANDAN KOSONG YANG DIBERI PERLAKUAN KIMIA DAN FISIK DALAM DIGESTER ANAEROB(2022-01-26) ACHMAD NURFAIZI; Yuli Astuti Hidayati; Ellin HarliaLimbah kelapa sawit berupa tandan kosong dapat diolah menjadi biogas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah bakteri anaerob dan volume biogas dari substrat tandan kosong yang telah diberikan perlakuan fisik dan kimia serta menambahkan starter asal cairan feses sapi perah. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2021. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan rancangan tersarang (nested) dengan empat perlakuan yaitu P1 (tandan kosong segar), P2 (tandan kosong + urea 5%), P3 (tandan kosong + oven suhu 95oC + autoclave suhu 121oC tekanan 1 atm), dan P4 (tandan kosong + oven suhu 95oC + urea 5% + autoclave suhu 121oC tekanan 1 atm) yang tersarang dalam waktu inkubasi T1 (4 jam), T2 (28 jam), T3 (52 jam), dan T4 (76 jam). Data dianalisis menggunakan uji sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan jumlah bakteri anaerob pada P1 sampai P4 berkisar antara 5,27 – 6,68 x 1012 CFU/ml, dan volume biogas pada P1 sampai P4 berkisar antara 18,81 – 35,88 ml. Hasil analisis menunjukan bahwa semua perlakuan menunjukan respon yang sama terhadap jumlah bakteri anaerob (P>0,05), sedangkan untuk volume biogas perlakuan fisik (P3) menunjukan respon yang berbeda (P0,05), sedangkan untuk volume biogas waktu inkubasi 52 jam (T3) pada perlakuan fisik (P3) menunjukan respon yang berbeda (P< 0,05).Item KADAR N, P, DAN K VERMICOMPOST DARI CAMPURAN FESES DOMBA DAN JERAMI PADI DENGAN BERBAGAI NISBAH C/N(2018-09-25) MUHAMAD RAMDAN; Yuli Astuti Hidayati; Deden Zamzam BadruzzamanNisbah C/N merupakan faktor penting dalam pembuatan vermicompost. Unsur hara yang terdapat dalam vermicompost merupakan hasil dari degradasi bahan organik oleh mikroorganisme. Selain mikroorganisme kandungan unsur hara pada vermicompost dipengaruhi oleh aktivitas dari cacing tanah. Cacing tanah juga meningkatkan kandungan unsur hara seperti N, P, dan K pada vermicompost melalui hasil eksresi ammonia, enzim nitrogenase dan cairan mucus. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi dan Penanganan Limbah Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran pada bulan April – Mei 2018. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh berbagai nisbah C/N terhadap kadar N, P, dan K vermicompost. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 6 kali ulangan sehingga didapatkan 18 unit percobaan. Perlakuan yang digunakan yaitu nisbah C/N 25, nisbah C/N 30, dan nisbah C/N 35. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan uji jarak berganda Duncan serta uji polynomial orthogonal. Hasil peneltian menunjukan perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh terhadap kandungan N, dan K namun berpengaruh pada kadar P vermicompost yang dihasilkan. Kandungan P tertinggi ditemukan pada perlakuan nisbah C/N 25 P sebanyak 0,56%. Kata kunci : Nisbah C/N, N, P, K
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »