Browsing by Author "ZAHRA SYAHIDA SABILA"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item KARAKTERISTIK GEOMORFOLOGI KUANTITATIF BERKAITAN DENGAN KEJADIAN LONGSOR DI DAS CILAKI BAGIAN HULU BERDASARKAN METODE PCA-REGRESI LOGISTIK-KORELASI(2018-11-05) ZAHRA SYAHIDA SABILA; Boy Yoseph Cahya Sunan Sakti Syah Alam; Emi SukiyahRiset dilaksanakan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cilaki bagian hulu di Kabupaten Garut. Wilayah tersebut merupakan salah satu kawasan yang penting untuk daerah konservasi dan penyangga wilayah di bawahnya. Kemungkinan kebencanaan geologi berupa longsoran di sekitar DAS Cilaki bagian hulu perlu diteliti karena akan menjadi bagian dari kendala dalam pengembangan wilayah di sekitarnya dan ke arah hilir. Daerah penelitian termasuk ke dalam zona fisiografi Pegunungan Selatan Jawa Barat. Terdapat 19 sub-DAS dengan batuannya terdiri atas batuan vulkanik Kuarter yang menyusun DAS Cilaki bagian hulu wilayah Garut, Jawa Barat. Riset ini mengungkapkan karakteristik hulu sub-DAS, yang diketahui melalui perhitungan morfometri, serta kejadian longsor di wilayah tersebut. Morfometri dilihat dari tiga aspek, yaitu linear morfometri yang diwakili oleh nilai nisbah percabangan sungai (Rb) dan nisbah panjang (RL); areal morfometri, diwakili oleh rasio faktor bentuk (Rf), rasio kelonjongan (Re), rasio tekstur (Rt), rasio kebundaran (Rc), frekuensi sungai (Fs), dan kerapatan aliran (Dd); serta aspek relief, diwakili oleh rasio relief (Rh) dan kemiringan lereng (Sb). Metode yang dipakai adalah Principal Component Analysis (PCA), regresi logistik, dan analisis korelasi. PCA digunakan untuk mendapatkan komponen yang efisien dalam mendeskripsikan karakteristik sub-DAS. Berdasarkan komponen tersebut, sub-DAS dengan karakteristik yang mirip dikelompokan menjadi satu. Kemudian dilakukan pula analisis perserbaran longsor dengan menggunakan regresi logistik. Setelah itu, kelompok sub-DAS yang telah terbentuk pada tahap sebelumnya kemudian digunakan untuk mengetahui hubungan karakteristik sub-DAS dengan kejadian longsor di daerah tersebut. Objektif penelitian adalah menganalisis: 1) morfometri DAS, 2) hubungan kemiringan lereng dan batuan dengan kejadian longsor, 3) hubungan morfometri DAS dengan kejadian longsor. Hasil riset disimpulkan sebagai berikut: 1) Terdapat dua komponen karakteristik yang dapat menjelaskan 85,23% karakteristik sub-DAS di bagian hulu DAS Cilaki wilayah Garut. Komponen 1 merupakan komponen yang paling berperan, yang terdiri dari variabel rasio kelonjongan (Re), kemiringan lereng (Sb), nisbah percabangan (Rb), dan rasio tekstur (Rt). Komponen 2 terdiri dari variabel frekuensi sungai (Fs) dan kerapatan aliran (Dd). 2) Hubungan antara kemiringan lereng (S) dan batuan dengan kejadian longsor di hulu DAS Cilaki wilayah Garut memperlihatkan hubungan yang signifikan dengan kuat pengaruh sebesar 12,14%. 3) Karakteristik sub-DAS dengan kejadian longsor menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. Geomorfologi hanya mempelajari bentuk roman muka bumi, tidak mempelajari sifat fisik dan mekanika tanah serta kekuatan batuan. Variabel yang penting untuk mengetahui faktor keamanan lereng tersebut dipelajari dalam geoteknik mengenai analisis kestabilan lereng.Item ORDINARY KRIGING DENGAN MODEL SEMIVARIOGRAM COPULA UNTUK MEMPREDIKSI KANDUNGAN UNSUR NIKEL (Ni) DI WILAYAH PADA LEMBAR PETA PANGANDARAN(2015-01-27) ZAHRA SYAHIDA SABILA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenDependensi data spasial dalam kriging dideskripsikan oleh semivariogram yang sensitif terhadap outlier. Ketika kinerja semivariogram terganggu, maka hasil prediksi akan menyimpang, karena kriging melakukan prediksi berdasarkan informasi dependensi data dalam semivariogram. Sehingga, biasanya outlier tidak diikutkan dalam analisis. Akan tetapi, karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data geokimia, yaitu kandungan unsur nikel (Ni) di wilayah penelitian pada lembar peta Pangandaran, maka keberadaan outlier tidak dapat diabaikan. Outlier atau dikenal dengan sebutan “anomali” dalam geokimia, memberikan informasi mengenai keberadaan mineralisasi bijih. Oleh karena itu, agar outlier dapat tetap diikutkan dalam analisis, digunakanlah konsep copula untuk membangun model semivariogram yang robust. Model ini kemudian digunakan untuk memprediksi kandungan unsur nikel (Ni) pada dua lokasi tidak tersampel di wilayah penelitian dengan menggunakan ordinary kriging. Hasil prediksi ordinary kriging dengan semivariogram copuladibandingkan dengan hasil prediksi menggunakan ordinary kriging klasik. Diperoleh nilai MRE untuk ordinary kriging klasik sebesar 0,5534 dan ordinary kriging copula sebesar 0,2637. Berdasarkan hasil prediksi menggunakan ordinary kriging copula, diperoleh nilai di titik lokasi tidak tersampel Z1 sebesar 0,369% dan untuk lokasi Z2 sebesar 0,235%.