Ilmu Bedah Syaraf (Sp.)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Bedah Syaraf (Sp.) by Subject "Karakteristik"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item KARAKTERISTIK PADA PASIEN MESH EXPOSED YANG TELAH MENJALANI CRANIECTOMY DI DEPARTEMEN BEDAH SARAF RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PADA TAHUN 2018-2022(2023-07-10) ILHAM RIZKY ERNAWAN; Akhmad Imron; Roland SidabutarAbstrak Pendahuluan : Mesh exposed adalah salah satu komplikasi yang terjadi setelah operasi perbaikan defek tengkorak terlepas dari etiologi yang mendasari. Titanium mesh adalah salah satu bahan umum yang digunakan dalam prosedur tutup defek setelah kraniektomi. Namun, implan titanium dapat memberikan beberapa komplikasi, seperti mesh exposed. Banyak faktor yang berperan dalam paparan titanium mesh. Tujuan studi ini adalah menggambarkan karakteristik pasien mesh exposed di Departemen Bedah Saraf RS Hasan Sadikin Bandung. Metode : Penelitian ini adalah studi retrospektif dengan teknik total sampling antara januari 2018- juni 2022 yang melibatkan 32 pasien yang mengalami mesh exposed Data dikumpulkan berdasarkan umur, jenis kelamin, lokasi, penyakit primer, gula darah sewaktu, level albumin, hasil kultur dan sensitivitas antibiotik. Data kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan dari 32 pasien, 19 pasien (59.37%) adalah laki-laki, 18 pasien (56.25%) pada kelompok umur 41-60 tahun, 8 pasien (25%) dengan lokasi lesi di frontal kanan, 17 pasien (53.12%) dengan penyakit primer tumor, 22 pasien (68.75%) dengan hasil glukosa darah sewaktu normal, 21 pasien (65.63%, p= 0.006) memiliki kadar albumin yang rendah, 14 pasien (43.75%) dengan hasil kultur staphylococcus aureus, dan 26 pasien (86.25%) dengan hasil sensitivitas antibiotic tygecycline. Kesimpulan : Dari data penelitian ini, beberapa variabel karakteristik memiliki peran penting dalam komplikasi paparan mesh, dan dapat membantu dokter membuat stratifikasi faktor risiko untuk menginformasikan proses dan membantu perencanaan praoperasi. Kata kunci: Mesh Exposed, Karakteristik, Kraniektomi Abstract Introduction: Mesh exposed is one of the complications that occur after skull defect repair surgery regardless of its etiology. Titanium mesh one of the common material used in defect closure following craniectomy. However, titanium implant may be associated with complications, such as mesh exposed. Many factors role in titanium mesh exposed. The purpose of this study is to describe the characteristics of mesh exposed patients in the Department of Neurosurgery, Hasan Sadikin Hospital, Bandung Methods: A Retrospective review was conducted with a total sampling technique between January 2018- June 2022 that involved 32 patients with mesh exposed. Data were collected based on age, sex, location, primary diseased, random blood glucose, albumin level, culture result and antibiotic sensitivity. The data were then analyzed descriptively. Results : The Results show us that from 32 mesh exposed patients, 19 patients (59.37% ) are male, 18 patients (56.25%) are between 41-60 years old, 8 patients (25%) are location in right frontal, 17 patients (53.12%) with underlying disease tumor, 22 paients (68.75%) have normal random blood glucose level, 21 patients (65.63%) have low albumin level, 14 patients (43.75%) have culture result of staphylococcus aureus, and 26 patients (86.25%) have sensitive antibiotic results of tygecycline. Conclusion: In our data reviewed, some characteristic variables have role in mesh exposed complication. Our data can help clinicians stratify risk to inform consent process and aid preoperative planning. Keywords: Mesh exposed, Characteristics, CraniectomyItem KARAKTERISTIK PASIEN PERDARAHAN EPIDURAL YANG DILAKUKAN TINDAKAN BURR HOLE EMERGENCY DI RSHS PERIODE 2010-2020(2024-01-09) MUHAMMAD ABDUL AZIZ RAHMAT; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPendahuluan: Prosedur burr hole emergency pada perdarahan epidural merupakan prosedur kuno yang umumnya sudah ditinggalkan. Prosedur ini dilakukan apabila tindakan kraniotomi tidak dapat dilakukan segera karena keterbatasan dalam pelayanan fasilitas medis. Tujuan studi ini adalah menggambarkan karakteristik pasien epidural hematoma yang dilakukan tindakan burr hole emergency di Departemen Bedah Saraf Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Metode: Dilakukan penelitian retrospektif dengan teknik total sampling antara Januari 2010-Desember 2020. Data demografi dasar, GCS, interval waktu tindakan, ukuran pupil, mekanisme trauma, volume perdarahan epidural, midline shift, lokasi lesi, sumber perdarahan, lemah anggota gerak, ventilator, koma, transfusi intra operative, infeksi luka operasi, pneumonia, kejang, sepsis, dan GOS. Data kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil: Didapatkan 25 sampel yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Data deskriptif menunjukkan rata-rata umur perdarahan epidural 26.04 tahun, dengan persentase terbanyak pada laki-laki (72%). GCS saat admisi terbanyak sebelum dilakukan burr hole sekitar 9-13, dengan lama interval waktu tindakan dari saat admisi sampai terjadi perburukan > 2 jam (92%). Pupil anisokor terjadi pada 56% kasus dengan adanya hemiparese. Mekanisme trauma terbanyak disebabkan karena kecelakaan kendaraan bermotor (72%). Pada analisis CT Scan didapatkan volume terbanyak sekitar 31-50 cc (60%) dengan adanya midline shift (72%). Untuk lokasi terbanyak pada frontoparietal dan temporoparietal. Selama perawatan didapatkan penggunaan ventilator ≥ 48 jam sebanyak 60% dengan kondisi koma pasca evakuasi ≥ 80% kasus. Transfusi intraoperatif terjadi pada 12% kasus. Infeksi luka operasi, pneumonia, kejang dan sepsis merupakan penyulit yang terjadi selama perawatan. GOS pasca dilakukan burr hole didapatkan pemulihan baik pada 48% kasus. Simpulan: Burr hole emergency merupakan tindakan awal yang cepat dan tepat pada dengan perdarahan epidural dengan penurunan GCS yang cepat namun tidak tersedianya sumber daya pembedahan yang cepat dengan luaran yang cukup baik berdasarkan GOS