Ilmu Bedah Urologi (Sp.)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Bedah Urologi (Sp.) by Subject "graft peritoneum"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item PENILAIAN VIABILITAS SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS GRAFT PERITONEUM DI URETRA SEBAGAI ALTERNATIF URETROPLASTI PADA KELINCI NEW ZEALAND(2024-01-02) MUHAMMAD ALDITO RIVALDI; Safendra Siregar; Ahmad AgilLatar Belakang: Uteroplasti merupakan berupa tindakan pembedahan yang menjadi pilihan terapi pada striktur uretra, terbagi menjadi uteroplasti anastomosis dan uteroplasti substitusi. Pada uteroplasti subsitusi, segmen uretra target dilapisi oleh flap atau graft. Umumnya, graft yang digunakan berasal dari jaringan buccal, kulit, dan sublingual. Selain itu, terdapat potensi dari jaringan dengan komponen sel mesotel seperti peritoneum untuk dimanfaatkan sebagai graft. Namun, penelitian mengenai keberhasilan pencangkokan selaput peritoneum pada operasi uteroplasti masih terbatas. Kelinci sendiri dapat dimanfaatkan sebagai model karena dimensi uretra pada kelinci dewasa serupa dengan bayi manusia. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk menilai viabilitas peritoneum graft dalam model uteroplasti pada kelinci. Metode Penelitian: Penelitian eksperimental pada hewan coba ini melibatkan 22 ekor kelinci New Zealand jantan dewasa. Sebanyak 20 kelinci dibuat model striktur dengan insisi. Model striktur kelinci dibagi rata menjadi 2 kelompok graft dan 2 kelompok kontrol, masing-masing dikorbankan pada pengamatan hari ke-14 dan ke-30. Sedangkan 2 ekor kelinci yang tersisa sebagai sham. Jaringan uretra diambil dan di deparafinasi, kemudian diwarnai dengan Haematoxylin-Eosin (H&E) dan Masson’s trichrome dan diamati dengan mikroskop cahaya. Viabilitas secara makroskopis dan mikroskopis graft peritoneum dinilai. Hasil Penelitian: Secara makroskopis, terdapat perbedaan rerata shrinkage pada kelompok graft 2 minggu, graft 4 minggu dan kontrol yang bermakna secara statistik (0,0001; p<0,05). Secara mikroskopis, terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah sel radang (0,0001; p<0,05), jumlah neovaskularisasi (0,043; p<0,05), dan keberhasilan fusi (0,0001; p<0,05) pada kelompok graft 2 minggu, graft 4 minggu dibandingkan dengan kelompok kontrol dan sham. Kesimpulan: Peritoneal graft memiliki viabilitas secara makroskopis dan mikroskopik yang cukup baik dan dapat digunakan sebagai alternatif jaringan pada uretroplasti substitusi. Hal ini digambarkan oleh jumlah sel radang, jumlah neovaskularisasi, dan keberhasilan fusi pada peritoneal graft yang dilakukan pengamatan pada minggu kedua dan keempat.