Pariwisata Keberlanjutan (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Pariwisata Keberlanjutan (S2) by Subject "Museum Ramah Tunanetra"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item PENGEMBANGAN MUSEUM RAMAH WISATAWAN TUNANETRA DI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA KOTA BANDUNG(2023-02-13) WILLIONEL DHIMAS FERNANDO; Edwin Rizal; Tidak ada Data DosenMuseum menyimpan benda-benda bersejarah. Benda-benda tersebut menjadi atraksi wisata bagi museum. Namun, atraksi wisata museum akan sulit untuk dinikmati bagi penyandang tunanetra jika museum belum dapat diakses oleh wisatawan tunanetra. Pada penelitian ini dibahas pengembangan museum ramah tunanetra. Penelitian ini dilakukan di Museum Konperensi Asia Afrika di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan tunanetra menikmati atraksi museum dengan dua cara, yaitu mendengar dan menyentuh. Informasi akan diterima dari edukator museum melalui narasi-narasi mengenai objek visual museum. Kemudian untuk menambah informasi, wisatawan tunanetra dapat menyentuh objek visual tersebut. Wisatawan tunanetra juga dapat menonton film di Museum Konperensi Asia Afrika sehingga dibutuhkannya peran visual reader untuk menjelaskan film tersebut kepada wisatawan tunanetra. Aksesibilitas yang perlu dikembangkan di Museum Konferensi Asia Afrika adalah ubin pemandu, tulisan Braille, dan media audio, serta edukator museum yang dapat mendampingi tunanetra secara khusus. Amenitas museum berupa toilet dan musala. Diperlukan ubin pemandu untuk menuju ke toilet dan musala serta penjelasan mengenai posisi benda-benda yang ada di kedua amenitas tersebut. Khusus di musala perlu adanya petunjuk untuk menentukan saf salat dan arah kiblat.