Ilmu Keberlanjutan (S2)

Permanent URI for this collection

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 2 of 2
  • Item
    PEMBANGUNAN KAMPUNG SUSUN BAHARI AKUARIUM BERDASARKAN PRINSIP SUSTAINABLE HOUSING
    (2023-10-05) ANNISA JELITA SAVIERA PANE; Susanti Withaningsih; Budhi Gunawan
    Salah satu hak warga negara Indonesia adalah memperoleh tempat tinggal yang layak. Namun, penggusuran paksa marak terjadi di Indonesia. Contohnya adalah yang terjadi pada Kampung Akuarium pada April 2016. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan penggusuran kawasan Kampung Akuarium. Warga bertahan di atas puing bekas penggusuran sebagai bentuk demonstrasi dan membangun tenda untuk menjalankan aktivitasnya di kawasan Kampung Akuarium. Sebagai solusi bagi warga, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai membangun kembali lokasi tersebut menjadi kawasan permukiman yang disebut dengan Kampung Susun Akuarium. Berdasarkan solusi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Kampung Susun Akuarium memenuhi prinsip sustainable housing. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah community development dan tiga aspek sustainable housing yaitu aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Analisis dilakukan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis metode kualitatif dilakukan menggunakan teknik triangulasi berdasarkan data wawancara, observasi dan data sekunder. Sedangkan, analisis metode kuantitatif menggunakan Structural Equation Modeling dilakukan dengan software SmartPLS, berdasarkan data yang terkumpul dari penyebaran kuesioner pada 102 warga. Hasil penelitian menunjukan bahwa warga Kampung Susun Akuarium telah melakukan sebagian besar indikator sustainable housing dan community development dengan baik. Indikator yang belum dilakukan secara maksimal dapat ditingkatkan dengan mempertimbangkan solusi terkait indikator-indikator tersebut. Hasil penelitian menegaskan bahwa dibandingkan dengan ketiga aspek dalam sustainability housing, community development merupakan variabel yang paling signifikan dalam membangun perumahan berkelanjutan dan dapat dipertimbangkan dalam penelitian selanjutnya.
  • Item
    MODEL SISTEM DINAMIK DALAM PENENTUAN TARGET BERKELANJUTAN PENURUNAN EMISI KARBON DIOKSIDA PADA INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA
    (2022-09-07) IMAN JUNIANTO; Dadan Sumiarsa; Sunardi
    Target rencana aksi nasional penurunan emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) yang tertuang dalam Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 ditetapkan sampai dengan tahun 2020, industri semen adalah salah satu industri yang wajib menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 3% sampai dengan tahun 2020. Model sistem dinamik akan digunakan untuk merancang simulasi target berkelanjutan penurunan emisi CO2 sampai dengan tahun 2050. Simulasi dibatasi pada faktor yang berpengaruh pada emisi CO2 industri semen termasuk 1) pengurangan faktor klinker, 2) effisiensi energi, 3) penggunaan bahan bakar alternatif dan 4) penggunaan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon dalam menurunkan emisi. Skenario simulasi berdasarkan hasil pengolahan data analytical hierarchy process (AHP) dari respoden pemangku kepentingan industri semen di Indonesia. Hasil simulasi sistem dinamik menunjukkan bahwa target berkelanjutan penurunan emisi CO2 industri semen di Indonesia yang realistis pada tahun 2050 adalah skenario dari responden gabungan pemangku kepentingan sebesar 450 KgCO2eq/ton semen atau setara dengan 27% penurunan emisi dari baseline tahun 2020, dengan hasil bobot AHP pada proritas 1) upaya penurunan klinker faktor sebesar 0,405 setara dengan subsitusi klinker sebanyak 59,5% diikuti 2) pengunaan bahan bakar alternatif sebesar 0,225 atau setara dengan 22,5% subsitusi bahan bakar fosil 3) efisiensi energy sebesar 0,206 setara dengan 97,3 KWh/ton semen dan 4) penggunaan teknologi penangkap dan penyerap karbon sebesar 0,165 setara dengan 16,5% penyerapan emisi karbon. Hasil luaran dari penelitian ini sebagai masukan bagi pihak yang berkepentingan dalam usaha menurunkan emisi gas rumah kaca secara simultan dengan rekomendasi pencapaian melalui 1) penetapan pajak karbon dan revisi standar industri hijau dan SNI produk semen, 2) pengembangan mandiri instalasi pengolah sampah RDF (refused derived fuel) 3) Efisiensi energy listrik dengan meningkatkan energi terbarukan (EBT) 4) mengintegrasikan teknologi penangkap dan penyimpan karbon (CCS) pada pabrik semen.