HUBUNGAN ALBUMIN, STATUS NUTRISI PREOPERATIF DAN EARLY FEEDING DENGAN KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI PASCALAPAROTOMI PADA PASIEN PERFORASI ULKUS PEPTIKUM DI RSUP DR. HASAN SADIKIN
No Thumbnail Available
Date
2023-04-03
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Latar belakang : Perforasi ulkus peptikum merupakan suatu keadaan gawat
darurat yang membutuhkan penanganan segera (source control) secara laparotomi
berupa debridement. Kondisi sistemik praoperasi laparatomi darurat perlu
diperhatikan, salah satunya adalah status nutrisi. Jika tidak optimal dapat
meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas termasuk infeksi luka operasi (ILO).
Kondisi pasien yang tidak optimal saat praoperasi harus diperbaiki pada
pascaoperasi dengan berbagai cara, salah satunya dengan memberikan terapi
suportif pascaoperasi, seperti early feeding.
Tujuan : Meneliti hubungan albumin, status nutrisi dan early feeding dengan kejadian ILO pascalaparotomi pada pasien perforasi ulkus peptikum di RSHS.
Metode : Penelitian ini merupakan suatu penelitian dengan desain observasional
kohort prospektif dengan metode analisis statistik kategorik analitik. Pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan teknik consecutive sampling. Subjek
penelitian adalah pasien perforasi ulkus peptikum yang dilakukan laparotomi
darurat di RSHS periode Oktober 2021-Oktober 2022 yang sesuai dengan kriteria
inklusi.
Hasil : Pada 32 subjek penelitian, penilaian status nutrisi dengan menggunakan
SGA didapatkan hasil 9 subjek penelitian dalam SGA A, 17 subjek penelitian
dalam SGA B dan 6 penelitian dalam SGA C. Terdapat 7 subjek memiliki kadar
albumin normal, 14 subjek menderita hipoalbuminemia yang sedang dan 11 subjek
mengalami hipoalbuminemia yang berat. Kami melakukan early feeding pada 25
subjek penelitian dan 7 tidak dilakukan early feeding dikarenakan adanya kondisi
hemodinamik yang belum stabil. Infeksi luka operasi tertinggi yaitu pada hari ke-7
di mana didapatkan angka kejadian infeksi luka operasi pada 6 subjek penelitian
atau sebanyak 18,8%. Pada 6 subjek tersebut semuanya mengalami
hipoalbuminemia yang berat (p = 0.01 ; R = 0,55 ) dan malnutrisi berat (SGA C) (p
< 0.01 ; R = 0,707). Terdapat 4 dari 6 (33,33%) pasien yang mengalami ILO
diberikan early feeding (p = 0,451 ; R = 0,132). Hari ke-14 dimana terjadi infeksi
luka operasi pada 4 subjek penelitian atau 12,5%. Terdapat 3 (75%) yang memiliki
malnutrisi berat dan 1 (25%) yang mengalami malnutrisi sedang (p = 0.00 ; R =
0,48). Masing-masing pasien mengalami hipoalbuminemia yang sedang (25%) dan
hipoalbuminemia yang berat (75%) (p = 0.16 ; R = 0,31 ). Terdapat 3 dari 4
(33,33%) pasien yang mengalami ILO tidak diberikan early feeding (p = 0,00 ; R =
0,43). Hari ke 21 dari hari ke 30 memiliki angka infeksi luka operasi yang sama
yaitu terjadi pada satu subjek penelitian. Pasien mengalami malnutrisi berat (p =
0,10 ; R = 0,35), hypoalbuminemia yang berat (p = 0,37 ; R = 0,24), dan tidak
dilakukan early feeding (p = 0,05 ; R = 0,32).
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara albumin, SGA dan pemberian early
feeding terhadap kejadian ILO pascalaparotomi pada pasien perforasi ulkus
peptikum di RSHS.
Description
Keywords
Status nutrisi, Early feeding, Infeksi luka operasi